Share

Bab 18

Penulis: Nanaz Bear
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-23 10:03:36

"Bagaimana ini. Ibu sudah janji hari ini akan mengantarkan uang pada Galih untuk belanja stock barang di toko yang sudah banyak yang habis." Suara Surti masih terguncang, tangisnya belum juga reda

Namun Adel simenantu kesayangan tak fokus dengan kesedihan mertuanya. Ia malah mengeluh tentang kerugiannya sendiri.

"Bu, uang dan perhiasan emasku bagaimana? Siapa yang akan mengganti? Itu bukan jumlah yang sedikit, loh!" Katanya dengan nada lirih tapi penuh tuntutan.

Surti langsung menoleh tajam, amarahnya memuncak.

"Kamu ini pakai otak enggak sih? Ibu barusan kehilangan uang dan perhiasan yang totalnya hampir 250juta. Mau ganti uangmu dengan apa?"

Adel terdiam takut menyulut emosi mertuanya lebih dalam.

Beberapa detik hening sampai akhirnya Adel bersuara lagi.

"Bu, bagaimana kalau kita lapor polisi? Pencurian ini baru saja terjadi, siapa tahu masih bisa dilacak. Mungkin saja pencurinya bisa tertangkap dan semua uang kita bisa kembali."

Bukannya setuju, wajah Surti justru memerah menahan a
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • ISTRI ADIK IPARKU YANG KEGATELAN   Bab 20

    Nara berdiri mematung di depan pintu tak mampu mengucapkan sepatah katapun. Tubuhnya kaku sementara pikirannya terseret kembali kemasa-masa terkelam dihidupnya. Sosok di depannya yang dulu begitu dibencinya kini justru menjadi orang yang akan membantunya."Silahkan masuk, Mbak Nara!" Ucap pengacara wanita itu ramah seolah-olah tak ada sejarah kelam diantara mereka.Dengan langkah ragu, Nara melangkah masuk. Jantungnya berdegup kencang seakan ingin meloncat keluar dari dadanya."Mbak Nara mau minum apa, biar saya siapkan sebentar?" Tawar wanita itu dengan senyum hangat. Nara menggeleng. Wajahnya terlihat begitu jutek."Tidak perlu," jawabnya singkat."Baiklah, kalau begitu kita langsung saja," kata sang pengacara tetap menjaga nada sopan. "Pak Erryl sudah menceritakan semua tentang permasalahan Anda. Apakah Anda--"Belum sempat Livia menyelesaikan kalimatnya, Nara memotong kasar."Saya yakin Anda mengingat saya. Apa Anda tidak merasa malu bersikap sok marah pada saya setelah apa yang t

  • ISTRI ADIK IPARKU YANG KEGATELAN   Bab 19

    ##Bab 19"Sudah kubilang lawanmu bukan perempuan. Berhenti jadi pengecut!" Bentak Erryl dengan lantang. Suaranya menggema hingga membuat seisi lobi mendadak hening.Galih terbatuk, mencoba bangkit sambil memegangi pinggang yang terasa nyeri. Tatapannya tajam penuh amarah saat melihat pria yang kini berdiri di depan Nara melindungi wanita itu."Kau lagi? Kau tak tahu malukah selalu memberi perhatian lebih pada istriku? Benar kan tuduhanku selama ini kalau sebenarnya kalian punya hubungan? Cuih!" Galih meludah kemudian melanjutkan ucapannya. "Kalau sekarang kau mau berlutut memohon padaku, aku akan berikan dengan senang hati padamu wanita tak berguna itu!" Teriak Galih sengaja ingin mempermalukan Erryl di depan banyak orang.Erryl tetap tenang. Dengan suara yang tegas dan tajam ia membalas, "Aku atasan Nara. Selama kau membuat keributan di tempat ini aku takan tinggal diam. Dan yang seharusnya malu itu kamu! Tak cukup berselingkuh dengan adik iparmu sekarang masih tega menyakiti istrimu

  • ISTRI ADIK IPARKU YANG KEGATELAN   Bab 18

    "Bagaimana ini. Ibu sudah janji hari ini akan mengantarkan uang pada Galih untuk belanja stock barang di toko yang sudah banyak yang habis." Suara Surti masih terguncang, tangisnya belum juga redaNamun Adel simenantu kesayangan tak fokus dengan kesedihan mertuanya. Ia malah mengeluh tentang kerugiannya sendiri."Bu, uang dan perhiasan emasku bagaimana? Siapa yang akan mengganti? Itu bukan jumlah yang sedikit, loh!" Katanya dengan nada lirih tapi penuh tuntutan.Surti langsung menoleh tajam, amarahnya memuncak."Kamu ini pakai otak enggak sih? Ibu barusan kehilangan uang dan perhiasan yang totalnya hampir 250juta. Mau ganti uangmu dengan apa?"Adel terdiam takut menyulut emosi mertuanya lebih dalam.Beberapa detik hening sampai akhirnya Adel bersuara lagi."Bu, bagaimana kalau kita lapor polisi? Pencurian ini baru saja terjadi, siapa tahu masih bisa dilacak. Mungkin saja pencurinya bisa tertangkap dan semua uang kita bisa kembali."Bukannya setuju, wajah Surti justru memerah menahan a

  • ISTRI ADIK IPARKU YANG KEGATELAN   Bab 17

    Author POV"Capek juga ya belanja sebanyak ini pulang-pulang masih harus berberes rumah. Dulu waktu Nara masih tinggal di sini dan masih jadi istri penurut, ibu enggak pernah capek begini. Habis masak dan belanja, semuanya Nara yang bereskan. Bahkan baju kotor ibu dia juga yang cucikan." Keluh Surti sambil membuka kulkas dan meneguk air dingin, mencoba meredakan hausnya."Aku bukannya enggak mau bantu, Bu. Tapi ibu tahu sendiri aku enggak biasa urus-urus rumah. Aku cuma bisa bantu ibu masak dan temenin ibu belanja. Yang lain-lain, aku enggak bisa." Sahut Adel sambil menyalakan kipas angin. Terik matahari siang itu benar-benar membuatnya gerah."Ibu juga enggak nyuruh kamu, Del. Ibu cuma lagi kepikiran soal Nara.Dulu ibu pikir dia cuma beban tapi setelah dia nggak ada baru kerasa ternyata kehadirannya cukup penting. Kalau aja dulu ibu sedikit lembut mungkin dia enggak akan pergi," ucap Surti pelan sambil menjatuhkan tubuh ke sofa, kelelahan.Adel mengernyit, "Ibu nyesel udah belain aku

  • ISTRI ADIK IPARKU YANG KEGATELAN   Bab 16

    Author POVPagi itu, Rudy terburu-buru berangkat kerja. Waktu sudah mepet dan ia tak ingin terlambat lagi. Namun harapannya untuk tidak telat pupus tatkala sebuah mobil tiba-tiba memblokir jalan di depannya. Dengan kesal Rudy keluar dari kendaraannya siap melontarkan makian. Tapi niat itu langsung sirna saat melihat beberapa pria berbadan kekar turun dari mobil tersebut.Wajahnya langsung pucat saat mengenali salah satunya."Bang Roby? Ada angin apa sampai-sampai Abang repot datang kemari?" Tanyanya gugup meski dalam hati ia tahu persis alasan kedatangan pria itu."Jangan sok polos, Rudy. Hutangmu sudah jatuh tempo sejak berbulan-bulan lalu. Sampai kapan kau mau sembunyi dan lari seperti pengecut?" Geram Roby sambil menampar pipi Rudy. Tamparan itu cukup membuat tubuh Rudy gemetar ketakutan."Bang, bukankah kita sudah sepakat kalau aku gagal bayar, Abang bisa ambil rumah orangtua istriku. Istriku sama sekali tak keberatan jadi Abang tak perlu ragu untuk menjualnya!" Jawab Rudy dengan

  • ISTRI ADIK IPARKU YANG KEGATELAN   Bab 15

    "Kau baik-baik saja, Nara?" tanya Pak Erryl sesaat setelah aku diamankan di dalam mobilnya. Aku hanya terdiam. Akan jadi kebohongan besar jika aku menjawab bahwa aku baik-baik saja. Kejadian barusan terlalu memalukan untuk menjadi konsumsi publik."Ini kartu nama pengacara yang kujanjikan. Namanya Bu Livia. Dia akan membantumu sebaik mungkin," ucapnya sembari menyodorkan sebuah kartu nama yang langsung kuambil."Kamu tidak perlu memikirkan biaya. Anggap saja ini bantuan kecil dari seorang teman," lanjutnya.Teman? Batinku getir. Aku hanyalah bawahan yang terus merepotkannya dengan masalah pribadiku. Apakah ini kebaikan hati yang selalu diceritakan Lusi tentang sosok pemimpin yang tulus peduli pada bawahannya?"Saya memang tak punya uang sekarang, tapi saya akan cari cara untuk membayar semua ini. Saya tak ingin terus merepotkan Anda," ucapku pelan, tak sanggup menatap wajahnya."Kalau itu memang maumu silahkan. Tapi aku hanya tak ingin kamu terbebani. Meski kamu baru bekerja diperusah

  • ISTRI ADIK IPARKU YANG KEGATELAN   Bab 14

    "Bang, kenapa ada Adel di sini?" tanyaku dengan nada marah. Aku berharap Bang Galih bisa mengerti betapa kehadiran wanita itu membangkitkan kembali luka lama yang belum sembuh."Dia mau bicara sesuatu sama kamu, Nara Tolong, beri dia sedikit waktu, ya!" Ucap Bang Galih dengan lembut."Kalau dia ingin minta maaf, tidak semudah itu aku memaafkannya, Bang. Aku tak bisa begitu saja melupakan semua kejahatan yang telah dia lakukan padaku!" Suaraku bergetar. Air mata hampir tumpah mengingat semua perlakuan kejam Adel selama ini."Abang juga enggak tahu dia mau ngomong apa. Cuma lima menit saja, tolong izinkan dia bicara. Pleace!" Permohonan bang galih membuat hatiku yang awalnya keras jadi goyah. Dengan langkah berat aku mendekat.Sudah lama kamu nunggu, Del?" Tanya bang galih ramah. Seminggu lalu dia begitu kasar pada Adel dan memaksa Adel untuk menjauh. Sejak kapan sikapnya berubah lembut lagi?"Tadi janjinya jam enam jadi udah dua jam lebih aku nunggu kalian disini," jawab Adel dengan s

  • ISTRI ADIK IPARKU YANG KEGATELAN   Bab 13

    [Nara, hari ini pulang jam berapa? Abang jemput boleh, ya?]Pesan dari Bang Galih muncul di layar ponsel saat aku sedang makan siang bersama Lusi di kantin kantor. Jemariku berhenti memegang sendok sementara senyum tanpa sadar mengembang di wajahku. Sudah seminggu berlalu sejak kecelakaan itu dan kini kondisinya telah jauh membaik. Perlahan ia mulai ke rutinitas bahkan hari ini ia sudah sempat mengurus toko lagi.[Enggak usah, Bang. Abang baru sembuh, istirahat aja. Aku bisa naik taksi, kok.] balasku. Dalam hati aku tak ingin merepotkannya.Namun balasan darinya datang tak kalah cepat.[Sama suami sendiri kok sungkan. Udah, enggak usah banyak alasan. Jam lima sore nanti Abang udah nunggu di depan kantor. Jangan nekat pulang sendiri ya, tungguin Abang!]Seketika hatiku hangat. Perhatian kecil yang dulu sempat menghilang kini perlahan hadir kembali."Hei, senyum-senyum sendiri. Jangan bilang kalau kamu lagi jatuh cinta, Nar," goda Lusi sambil menaikan sebelah alisnya.Aku terkekeh, "Buk

  • ISTRI ADIK IPARKU YANG KEGATELAN   Bab 12

    Aku terpaku di tempat. Mataku membelalak saat melihat darah merembes di atas aspal. Hatiku seketika hancur, diliputi kekhawatiran yang mencengkeram. Bagaimana jika Bang Galih terluka parah?Tanpa berpikir panjang aku berlari mendekatinya yang tergeletak tak sadarkan diri."Bang Galih, bangun! Kenapa kau rela mengorbankan dirimu demi menyelamatkanku?" Teriakanku histeris. Suaraku pecah menyatu dengan Isak tangis yang tak terbendung. Seolah semua kekuatan dan harapan yang tersisa mengalir dengan air mata.Tak lama kemudian suara ambulance memecah keheningan malam. Para petugas medis dengan sigap mengangkat tubuhnya dan membawanya masuk. Aku mengikuti dari belakang, jantungku berdebar seakan waktu melambat. Di rumah sakit, aku hanya bisa menunggu di luar ruang perawatan. Detik demi detik terasa seperti siksaan tak berujung.Beberapa saat kemudian, seorang dokter keluar dengan ekspresi tenang dan penuh pengertian."Jangan khawatir, Mbak. Luka di kepalanya hanya goresan ringan akibat bentu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status