ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (7)
Aku terbangun ketika adzan subuh baru saja selesai dikumandangkan. Kepalaku sudah tidak sakit lagi, tapi kurasakan mataku bengkak dan sulit dibuka. Oh, bodohnya aku, menangis semalaman hanya karena lelaki. Lima tahun aku berjuang untuk mendapatkan kembali cinta Mas Nabil, tapi sepertinya akan sia sia saja. Meisya ternyata telah menambat hatinya begitu erat. Usai sholat subuh, aku turun ke dapur, dan mendapati Mama sedang meracik makan pagi seperti biasanya. Beliau langsung tersenyum melihatku datang."Kepalamu masih sakit Vi?""Gak lagi Ma. Benjolnya juga sudah hilang kok." Jawabku sambil nyengir."Syukurlah. Mama takut kamu keterusan sakit kepalanya."Aku tersenyum, hatiku menghangat menyadari Mama benar benar tulus menyayangiku."Mama, sini biar Vi yang ngirisin tomat dan timunnya ya." Ujarku sambil mengambil alih timun dan tomat yang sudah dicuci Mama dan diISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (8)Aku menahan nafas, kupaksakan diriku menatap langsung ke matanya. Aku bukan Vivian yang lemah, hanya karena cintalah aku rela merendahkan diriku seperti ini. Kulihat Mas Nabil menatapku dalam dalam. Dari jarak satu meter, aku dapat mencium aroma parfumnya, masih sama dengan aroma parfum yang dulu sering kubeli untuknya.Mas Nabil menoleh pada Tiara, memintanya masuk lebih dahulu ke dalam mobil. Tiara mengangguk patuh, lalu meninggalkan kami dalam suasana yang kaku. Tak pernah aku menyangka akan berhadapan seperti ini dengan-nya, dengan aku menundukkan kepala memohon maaf."Vi, aku sudah memaafkanmu sejak dulu. Berkali kali aku bahkan berniat menemuimu untuk memperbaiki hubungan kita. Tapi setiap kali aku datang ke rumah, kau tak pernah ada. Kau bahkan tampak bahagia jauh dariku. Aku kerap memperhatikan setiap foto dan status yang kau bagikan di sosial media. Bagaimana kau begitu menikmati hidup bersama tema
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU 9Aku menatap mobil Pak Adrian yang berlalu keluar pagar. Masih kuingat matanya yang sedikit terkejut saat dia tahu aku tinggal bersama mantan mertuaku. Ah, sebetulnya, ada gak sih mantan mertua? Bagiku, Mama tetaplah Mama, aku menyayanginya sebagaimana beliau menyayangiku. Jika hanya karena tak ada hubungan darah dan ikatan pernikahan, maka aku harus menjauhinya, kurasa itu tidak adil."Ada lelaki menemuimu di sini, di rumah mantan mertua. Kamu memang hebat Mbak."Seperti biasa, Meisya mengucapkan kalimat itu dengan suara tenang, meski kata katanya pedas di telinga. Aku berbalik, menenteng dompet yang tadi diserahkan Pak Adrian. "Dan kamu juga hebat sekali Mei, bisa merebut hati anakku dengan mudah. Aku ingatkan ya, jika nanti jadi menikah dengan Mas Nabil, jangan pernah coba menyakiti anakku."Meisya tersenyum."Oh, tentu saja. Mbak gak usah khawatir. Kupastikan
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU 9BKamu gak apa apa kan Vi Mama tinggal sendirian?" Mama menatapku dengan cemas. perhatiannya itu kerap membuatku merasa memiliki seorang Ibu."Gak apa apa ya ditinggal sebentar sama Mama dan Tiara?"Ah, Mama selalu menganggapku seperti anak kecil. Aku tertawa."Mama, jangan begitu. Nanti ada yang cemburu."Mama justru tertawa. Beliau sudah berdandan rapi. Pagi Ini, Mama, Mas Nabil dan Tiara ditemani beberapa orang kerabat akan datang ke rumah Meisya untuk melamar. Sebelumnya Mama dan Tiara sudah diajak pula oleh Mas Nabil untuk berkenalan. Kudengar dari Mama, keluarga Meisya tak keberatan dengan status Mas Nabil yang duda. "Kebetulan Vivi mau nengokin minimarket. Sudah lama gak dilihat."Mama mengangguk. Aku tersenyum melihat Mama memakai gamis baru yang kubelikan Minggu lalu. Bahkan tas dan juga sendalnya, semua pemberianku. Kulihat gelang baru Mama mengintip dar
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (10A)"Kita sungguh sungguh akan pindah Ma?"Tiara menatap koper koper yang sudah aku susun dengan tatapan tak rela. Bibir mungilnya mencebik."Iya sayang. Papa akan segera menikah. Mama tak mungkin tinggal di sini lagi.""Tapi nenek bilang kita akan tinggal di sini selamanya."Aku menghela nafas. Memberi Tiara pengertian biasanya sangat mudah. Dia bukan anak yang manja. Meski aku dan Mas Nabil bercerai Tiara nyaris tak mengenal artinya perpisahan karena kami masih sering bersama sama. "Atau Tiara mau tinggal di sini sama Nenek?"Tiara menggeleng."Tiara mau tinggal di rumah yang ada Mama."Aku memeluknya. Dia satu satunya kekuatanku saat ini. Aku tak akan membiarkan Meisya merebut Tiara dariku.Kugandeng tangan Tiara menuju kamar Mama. Mama yang sedang membaca buku dengan pintu kamar terbuka, sedikit terkejut melihat kami."Vivian?""Boleh
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (10B)"Wah, sungguhkah Mbak Vivian akan pindah?"Meisya, lagi lagi kuman itu muncul pagi pagi sekali ketika aku baru saja selesai memasukkan koper terakhir ke dalam mobil. Kali ini dia datang sendiri dengan menyetir sebuah sedan berwarna hitam berkilat. Langkahnya anggun menghampiriku."Em, cuma segitu Mbak perjuanganmu?"Aku tertegun. Berusaha mencerna maksud perkataannya. Sejak pertama kali berinteraksi dengannya, aku tahu dia suka sekali menyindir dengan bahasa yang halus dan tutur kata lembut. Wajah cantik tanpa dosa yang suka menebar senyum membuat banyak orang terkecoh. Tapi tidak denganku."Aku tidak sedang memperjuangkan apa apa Mei. Asal kau tahu, aku pindah demi kesehatan mataku. Rasanya mataku lelah karena terlalu sering melihatmu." Ujarku sambil menatap matanya. Seperti biasa, dia akan tersenyum lebih dulu, memamerkan dekikan dalam di kedua pipinya. Dia benar-benar tahu bagaimana carany
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (11A)"Alhamdulillah, jadi pindah juga Non Vivi." Ujar Mbak Anik yang selama ini mengurus rumahku. Dia keponakan Bik Rum. Aku tersenyum, masuk ke dalam rumah mungil yang sudah hampir lima tahun kutinggalkan. Rumah tampak bersih sekali, catnya baru diganti. Tiara yang turun dari mobil masih dengan wajah cemberut, langsung menghempaskan tas nya di atas karpet ruang tengah lalu berlari menuju kamar di lantai atas yang sudah kusiapkan untuknya. Tak lama dia muncul lagi dengan mata berbinar."Mama bikinin ranjang tingkat untuk aku?"Aku mengangguk?"Dengan lampu lampu bentuk bintang di langit langitnya juga? Wallpaper warna pink? Kok Mama tahu aku suka Shinbie house?"Pertanyaan Tiara bertubi tubi. Aku tertawa."Semuanya Mama yang rancang, mau tahu hobi kamu sih gampang. Yang bikin tetap tukang donk. Masa Mama? Bisa lecet semua kuku Mama nanti."Tiara tertawa. Dia sponta
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (11B)"Apa ini?" Mas Nabil tak langsung menyentuh amplop amplop yang kuletakkan di meja. Dia baru saja datang, dengan memakai kemeja kerja yang biasa. Wajahnya terlihat cerah, mungkin karena gembira akhirnya bisa menyingkirkanku dari rumah Mama. Juga bahagia karena sebentar lagi akan melepas masa duda."Buka saja sendiri."Mas Nabil bergeming, duduk di kursi yang berada di hadapanku. Diteguknya jus mangga di dalam gelas."Jangan main main Vi. Apapun yang kau lakukan tak akan membuatku mengurungkan pernikahan dengan Meisya. Hari sudah ditentukan, kami tinggal menunggu.""Aku gak bermaksud menghalangi pernikahanmu Mas. Hanya memintamu membuka mata. Bagaimanapun, Meisya akan menjadi Ibu bagi Tiara. Ya walaupun cuma Ibu tiri."Lalu apa itu?""Kenapa tidak kau lihat sendiri?"Mas Nabil menghela nafas dengan sedikit kesal. Diraihnya amplop dan menuangkan isinya di atas meja. Wa
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (12)"Mau masak apa ini Non? Kok banyak banget belanjanya?"Mbak Anik menyambutku sumringah. Diambilnya beberapa buah baskom, lalu mengeluarkan belanjaan ku dari dalam kantung. Sekotak udang besar, sekilo cumi segar, dua ekor ikan nila ukuran besar yang masih utuh, sekilo daging sapi dan juga sekilo sayap ayam. Di kantung lain berbagai macam sayuran dan buah juga lengkap kubeli."Gak apa Mbak. Biar gak bolak balik belanja. Di sini tukang sayur lewatnya siang. Sementara aku dan Tiara butuh makan pagi. Emm, aku juga mau belajar masak."Mbak Anik tersenyum."Beres Non. Mau masak apa semua Mbak bisa. Kata Ibu dulu Non paling suka udang asam manis kan?"Udang asam manis, mengingatkan ku pada Meisya. Aku tersenyum. Tentu saja, meski ada kenangan pahit pada masakan itu, aku gak akan berhenti memakannya. Aku tidak semelankolis itu "Mbak Anik tahu aja. Ya udah aku ganti baju dulu. Nanti ajarin