Share

Tak Berhati

Tak Berhati

"Mama! Mama!" Irfan menggoncang tubuh Mamanya yang tak sadarkan diri.

"Bagaimana ini, Mas?" tanya Amel pada Irfan. "Rumah ini punya Mas, kan? Jangan biarkan mereka mengambilnya!"

"Mamaku pingsan! Kamu malah memikirkan masalah rumah!" bentak Irfan pada istrinya itu.

"Aku gak peduli, Mas! Pokoknya aku gak mau rumah ini sampai diambil oleh mereka!"

Irfan masih menggoncang tubuh Mamanya itu. Airin membuang napas, lalu menatap Rifki.

"Rifki, tolong panggilkan ambulans," pintanya.

Rifki mengangguk, lalu mengambil gawainya dan memanggil ambulan seperti yang Airin perintahkan.

"Aku beri waktu untuk kalian sampai satu minggu, bayar hutang kalian atau rumah ini kami sita," ucap Airin sambil berdiri dan beranjak pergi.

"Kamu gak punya hati, Airin!" ucap Amel.

Airin menghentikan langkah, lalu menoleh pada Amel.

"Tidak punya hati?" tanyanya sambil tersenyum miring.

"Pak Notaris, tolong berikan surat itu padanya." lanjutnya.

Petugas Notaris itu memberikan sebuah map kepada Amel. Amel se
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status