ISTRI GLOWING SUAMI KELING 16
"Mau masak apa emang?" tanya Bu Dewi tak seketus tadi."Apa saja, seadanya bahan di kulkas. Risma lagi malas ke warung," sahut Risma lalu membantu Bu Dewi berdiri.Risma menggandeng lengan ibu mertuanya, mengajaknya ke dapur rumahnya. Dapur Risma memang lebih kecil dibanding dapur Bu Dewi, tapi bersih dan rapi.Bu Dewi membuka kulkas, melihat bahan apa saja yang ada di sana. Hanya ada bayam, tempe, dan telur. Ia mengeluarkan semuanya. Sementara Risma mengambil tampah juga bumbu dapur."Enaknya dimasak apa ya, Bu?" tanya Risma basa basi."Tempenya diorek basah, sayur bayam, sama telur dadar," jawab Bu Dewi menaruh sayuran yang ia ambil dari kulkas ke tampah yang di bawa Risma.Risma mengangguk, lalu menaruh tampah di lantai, menarik dingklik untuk duduk ibu mertuanya, sedangkan ia duduk di lantai. Risma mulai mengupas bumbu dapur seperti bawang merah, bawang putih juga cabai. Sementara Bu DewISTRI GLOWING SUAMI KELING 17"Ini sekali makan juga habis, Ris!" cetus Bu Dewi setelah selesai masak dan menaruhnya di mangkok."Nggak apa, Bu. Nanti siang kita beli sayur mateng aja. Besok Risma baru ke pasar, sekalian ada perlu," sahut Risma yang sedang mengambil piring di rak piring."Jangan boros-boros, kasihan suamimu, badan sampe keling gitu dapet duit nggak ada yang nyangkut," nasehat Bu Dewi."Iya!" Risma menjawab singkat lalu mendesah pelan. Nyangkut di pohon kali, heran, kok nggak pernah mandang kerjaan anaknya apa, dikira upahnya gede apa, batin Risma menggerutu.Sementara itu Jaka di kamar sedang bercanda dengan Alika yang baru bangun tidur. Risma yang melihat dari ruang tengah tersenyum. Merekalah kekuatannya dalam menghadapi ujian rumah tangga "Alika, mandi sama nenek, yuk!" ajak Bu Dewi dari ambang pintu kamar setelah meletakkan sayur di ruang tengah. Alika langsung melepaskan pelukan ayahnya dan berlari memeluk
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 18Risma mematung, menatap nanar suaminya yang pergi membawa amarah. Menyisakan kayu, juga peralatan tukang yang berserak begitu saja. Jujur, hatinya pun sakit mendengar ucapan ibu mertuanya. Tapi dia berusaha abai, karna biar bagaimanapun ibu tetap orang tua.Bu Dewi pun duduk terpaku di teras rumah Jaka. Tenggorokannya tercekat setelah mendengar kemarahan putranya. Lidahnya yang begitu tajam mendadak kelu. Tak menyangka, Jaka yang begitu sabar selama ini bisa semarah itu. Rasa kesepiannya selama ini berubah menjadi iri dan dengki dengan menantunya sendiri. Matanya memanas dan mulai berkabut. Bulir bening itu meluncur membasahi pipi yang mulai keriput termakan usia.Risma menoleh, menatap ibu mertuanya dengan perasaan yang sulit diartikan. Sedih, kecewa, juga iba. Dia lalu membereskan kayu yang berserakan, juga peralatan tukang suaminya. Setelah dirasa rapi, dia menyeret langkahnya pada ember yang terongkok di tanah dekat pintu
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 19"Suruh saja Ibumu menikah lagi," ucap Pak Sugeng dengan entengnya, lalu membuang putung rokok ke selokan."Ehh!" Reflek Jaka menatap Pak Sugeng dengan satu alis terangkat. Yang ditatap hanya nyengir dan menggaruk tengkuknya.Jaka lantas menatap ke depan lagi, lalu mengambil kerikil yang ada di dekatnya dan dilemparkan ke arah jalan."Ibu sudah tua, Pak. Mana ada mikirin nikah," ucap Jaka setelah melihat kerikil yang dia lempar menghilang dibalik semak diseberang jalan."Emangnya udah kamu tanya? Kok bisa tau kalau nggak mikirin nikah lagi?"Jaka menggeleng, lalu mencabut rumput di sampingnya dan memainkannya dengan kedua tangan."Sok tau berarti kamu itu!" ujar Pak Sugeng sambil menoyor pelan kepala Jaka."Perempuan yang ditinggal mati kan biasanya nggak mau nikah lagi, Pak. Bahkan sampai sekarang Ibu masih sering mengunjungi makam Bapak, itu kan artinya Ibu masih sayang sama mendia
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 20"Loh ... loh! Kok tukang baksonya dilewatin sih ,Ris?" protes Bu Dewi sambil menepuk-nepuk bahu Risma yang sedang fokus mengendarai motor. Seketika dia mengerem motornya, membuat Bu Dewi juga Alika merosot kedepan menubruk punggung Risma."Kamu apa-apaan sih, Ris. Mau bikin Ibu celaka, ya?" sungutnya sambil turun dari motor dengan wajah kesal."Ibu bikin Risma kaget, lagi fokus malah ditepuk-tepuk, kirain aku ada yang ketinggalan apa jatuh," bela Risma."Tadi kan kamu bilang mampir tukang bakso pulangnya," ucap Bu Dewi tanpa rasa bersalah, tangan kanannya menunjuk kedai bakso yang tadi mereka lewati. Belum jauh dari tempat mereka sekarang."Ohh, kirain nggak mau, kan tadi nggak jawab malah ngomel-ngomel," sahut Risma santai."Dah, ayok, ibu dah laper!" ketus Bu Dewi lalu pergi begitu saja."Loh, ayo Risma bonceng, Bu?""Ahh, lama!" teriak Bu Dewi sambil terus berjalan cepat.
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 21"Kamu itu budeg apa pura-pura budeg sih, Ris!" bentak Bu Dewi dengan berkacak pinggang satelah membuka pintu rumah Jaka yang tidak dikunci.Risma bergeming, dia justru tidur menghadap tembok membelakangi ibu mertuanya. Membuat Bu Dewi makin naik pitam."Dasar menantu kurang ajar," sungutnya lalu mengambil boneka barbie cucunya yang tergeletak tak jauh dari Risma tidur, dan melemparkan ke kepala Risma.Risma yang kaget langsung terbangun dan duduk memegangi kepalanya yang lumayan sakit terkena boneka barbie milik putrinya. Dia menatap tajam ibu mertuanya dengan rahang yang mengeras menahan amarah yang sejak pagi sudah ditahannya. Dari pagi dibaik-baikin bukannya tau diri malah makin ngelunjak, tadi minta pulang belum ada sejam udah balik lagi kesini, batin Risma dengan dada bergemuruh."Mau Ibu apa, sih? Dari pagi nyari ribut terus!" Risma bersungut-sungut dengan tangan masih mengusap-usap kepalanya.
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 22"Mbak, apa kabar?" sapa Jaka dari ambamg pintu ruang tamu rumah Ibunya.Wulan yang sedang mengobrol dengan sang pujaan hati alias mantan suaminya menoleh, tersenyum mengangguk. Lalu berdiri menyalami Jaka yang sudah mendekat dan mengulurkan tangan."Alhamdulillah, baik. Udah lama ya, nggak ketemu. Lho, istri dan anakmu tak diajak?" tanya Wulan karna tak mendapati istri dan anak Jaka setelah lelaki itu masuk rumah. Justru mantan ibu mertuanya yang melenggang masuk begitu saja dengan wajah ketus, seolah tak ada orang di ruang tamu."Di rumah, Mbak. Alika lagi tidur, jadi Risma nungguin," jawab Jaka tersenyum menutupi apa yang sebenarnya terjadi."Duduk, Mbak!" Jaka mempersilahkan tamu kakaknya itu duduk kembali. Jaka pun ikut duduk di sofa single berhadapan dengan mereka."Ibu, kok nggak keluar-keluar dari tadi," gumam Jaka pelan yang masih bisa didengar Wulan juga Joni.Joni mendengus pelan,
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 23CeklekRisma masuk rumah begitu saja tanpa mengucap salam seperti biasa. Padahal dia tau suaminya ada di rumah, terlihat dari motor yang terparkir di samping rumah. Jujur, hatinya masih kesal."Sudah pulang, Dek?" sapa Jaka tersenyum ramah sambil berjalan menghampiri istrinya yang baru saja masuk rumah.Risma yang baru menutup pintu, berbalik dan mendongak, menatap datar suaminya. Tanpa menjawab langsung melenggang masuk begitu saja. Sedangkan Alika tertidur dalam gendongannya.Jaka memejamkan mata dan menggigit bibir bawahnya. Bingung bagaimana cara membujuk istrinya. Dia lalu menghela nafas kasar dan menyusul istrinya ke dalam."Semua gara-gara, Ibu!" lirihnya sambil berjalan.Risma sendiri masuk ke kamar. Perlahan menidurkan putrinya di kasur. Dia meletakkan dengan pelan agar tidur Alika tidak terganggu.Jaka lebih memilih menunggu di ruang tengah. Ingin mengajaknya bicara, tapi
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 24"Pakde, silahkan diminum tehnya, mumpung masih hangat," ucap Risma seraya menaruh nampan berisi dua cangkir teh di atas karpet. Bude Narti menyusul membawa gorengan yang tadi dibawanya dari rumah."Nggak di rumah, nggak di sini sama aja, gorengane Bune," cibirnya yang langsung mendapat tatapan tajam dari sang istri.Risma meringis, sedikit sungkan karna tak ada apa-apa untuk disuguhkan saat ada tamu datang. Kebetulan memang hari ini rencananya akan ke pasar. Siapa sangka sudah kedatangan tamu duluan. Alhasil hanya menyuguhkan apa yang ada.Tak mungkin juga meninggalkan tamunya begitu saja di rumah, lalu dia pergi ke pasar. Andai ada suaminya di rumah pun, sungkan jika ingin ke pasar, kecuali hanya ke warung. Sedangkan tukang sayur pasti hanya tinggal sisa-sisa dagangan saja jika sudah jam delapan. Hanya ada sisa ikan kemarin di kulkas."Dari rumah jam berapa tadi, Bude?" tanya Risma mengalihkan bahasan seraya