Setelah malam percintaan panas itu, aku bekerja seperti biasanya sebagai staf magang. Melakukan semua pekerjaan yang menjadi tugasku dengan sebaik mungkin. Berharap dengan menyibukkan diriku, aku tak semakin hanyut dengan perasaanku sendiri. Hari itu aku merasakan suasana kantor yang tak seperti biasanya. Beberapa dari karyawan senior seperti memperhatikanku, dan bahkan semua gerak-gerik mereka tampak jelas jika mereka sedang membicarakanku. Sebenarnya ada apa? Aku terus bertanya dalam hati dan mencoba memberanikan diri untuk bertanya pada Sandra mengenai hal ini. “Sandra, apa ada masalah sehingga beberapa dari karyawan di sini melihatku dengan pandangan aneh?” tanyaku. “Aku tak tahu pasti, Angelina. Karena berita ini masih belum jelas. Tapi sebagai rekan kerja yang dekat denganmu, aku perlu memastikan langsung dan bertanya padamu. Entah dari mana asalnya, namun aku mendengar mengenai desas-desus kau masuk di perusahaan ini karena handil seseorang yang memiliki jabatan tinggi di Cam
Setelah aku keluar dari ruangan Mr. Nickollas Franklyn, aku masih seperti tak percaya jika aku akan dipindah divisi di bagian keuangan. Harusnya itu bagus, bukan? Tapi entah kenapa aku merasa jika kepindahanku ini terasa seperti sebuah kesengajaan. Entah apa pun alasannya, aku merasa jika semua ini masih terlalu cepat dan aneh. Mungkinkah ini bagian dari rencana Henry sendiri, agar pekerjaanku semakin berat? “Kau akan dipindah tugaskan di bagian keuangan bersama dengan Mr. Benyamin Larkin?!” Sandra tampak terkejut mendengarnya.“Iya, mulai besok, Sandra,” aku menyahut lirih.“Secepat itu? Astaga, kenapa aku merasa itu sedikit aneh?” ujar Sandra.“Aku juga berpikir seperti itu, namun mau bagaimana lagi. Aku tak bisa berbuat apa-apa.” Aku berusaha tetap tersenyum meskipun masih terasa berat karena harus berpisah dengan teman baikku seperti Sandra.“Aku akan kehilanganmu, Angelina. Itu berarti kita bukan rekan kerja lagi mulai besok.” Sandra berkata lirih menatapku sendu.“Namun, kita m
Sebuah mobil sport limited edition baru saja masuk di halaman mansion utama Campbell, seorang pria tampan berumur awal tiga puluhan baru saja keluar dari mobil tersebut dan masuk ke dalam mansion di mana menjadi tempat masa kecilnya yang sudah lama ia tinggalkan. “Tuan besar sudah menunggu Anda, Tuan muda Axel.” Seorang kepala pelayan menyambut putra sulung dari Arthur Campbell itu dan mengantarkannya masuk ke dalam mansion menemui sang tuan besar. “Kenapa kau baru datang ke sini, Axel Campbell?” Pria setengah baya yang tak lain adalah Arthur Campbell bertanya setelah sang putra yang sudah lama dirindukannya baru saja datang menemuinya untuk waktu yang cukup lama. “Perlu waktu bagiku untuk masuk ke dalam rumah yang telah meninggalkan banyak luka di masa lalu,” Axel menjawab dengan sikap dinginnya pada sang ayah. Arthur mendekat, netra tuanya menatap lekat-lekat sosok pria gagah yang kini sudah berdiri di hadapannya. Melihat putra sulungnya dalam keadaan yang berbeda, membuat perasa
Axel Campbell duduk di mobil sport miliknya yang sengaja terparkir tak jauh di sekitar gedung Campbell Corporation. Pandangannya tak lepas melihat sekitar di tempat tersebut. Ia menunggu seseorang. Tidak, lebih tepatnya mengintai seseorang. Seorang wanita yang menarik perhatiannya. Lebih tepatnya karyawan magang di Campbell Corporation yang dipimpin oleh saudara tirinya. Siapa lagi jika bukan Angelina Louis. Kedatangannya tadi siang di Campbell Corporation bukanlah tanpa alasan. Sejak dulu Axel memang tak terlalu tertarik dengan dunia bisnis, kedatangannya di perusahaan milik ayahnya itu hanyalah untuk membuat Henry merasa terancam. Tak hanya itu, ia ingin tahu lebih banyak segala hal tentang karyawan magang yang bernama Angelina Louis. Wanita yang secara tak sengaja menarik perhatiannya karena secara kebetulan bekerja di Campbell Corporation. Seperti yang ia ketahui dari seorang manager keuangan yang bernama Benyamin Larkin, jika Angelina adalah karyawan magang yang cukup menarik per
Usai mencapai puncak dan melampiaskan emosinya pada Angelina, Henry menatap lekat-lekat wanita yang terbaring dalam keadaan menyedihkan dengan posisi telungkup. Tubuh mulusnya yang putih, kini penuh dengan luka bekas cambukkan. Hari ini moodnya sangat buruk. Selain karena kehadiran Axel Campbell di perusahaan, ia mendengar kabar jika Angelina terlibat hubungan dengan seseorang. Tak hanya itu, ia juga berkali-kali melihat dengan mata kepalanya sendiri baik itu Alan Jones begitu juga karyawan pria lainnya selalu mendekati istri kontraknya itu. Egonya sebagai pria tentu merasa terluka. Ia tak bisa menerima semua penghinaan dengan cara seperti ini. Oleh sebab itulah Henry memberikan Angelina hukuman. Awalnya Henry tak ingin menyentuh istrinya itu, ia hanya ingin memberikan Angelina pelajaran, namun melihat tubuh indah Angelina yang hanya berbalut kimono mandi, hasrat laki-lakinya bangkit. Ia tak bisa menahan diri jika selalu berdekatan dengan Angelina. Tubuhnya selalu bereaksi apabila se
“Apa?? Axel Campbell?! Apa aku tidak salah dengar? Bagaimana bisa dia ada di sini dan ingin bertemu denganku?!” Aku bertanya dalam hati. Awalnya aku ingin menolak, dengan keadaanku yang masih seperti ini, bagaimana bisa aku bertemu dengan orang lain? Apalagi bertatap muka dengan pria yang merupakan kakak iparku sendiri? Sungguh pertemuan dengan situasi yang sangat buruk. Namun, aku kembali berpikir jika kedatangan Axel Campbell pasti tidak mungkin jika tanpa sebuah alasan. Aku tidak mungkin bisa seterusnya menghindar darinya bukan? Dan satu yang pasti, aku bukanlah seorang pengecut. Apa pun tujuan pria yang tak lain adalah kakak tiri dari suamiku itu, aku harus menghadapinya. Ya, oleh sebab itu aku putuskan untuk menemui Axel Campbell, dan dengan dibantu oleh Miranda aku pun bersiap-siap.“Mr. Campbell? Ada perlu apa datang ke sini menemuiku?” aku bertanya menyapa pria yang berdiri di teras rumah dengan posisi membelakangiku.“Angelina Louis. Senang kita bertemu kembali.” Pria yang m
“Kau sudah bangun?” Itulah pertanyaan yang pertama kali aku dengar saat aku mulai membuka mata. “Apa yang terjadi denganku?” aku mencoba untuk bangun, namun sebuah tangan menghalangiku.“Kau masih lemah, tak perlu memaksakan diri, Angelina,” suara itu kembali terdengar memperingatiku.Setelah aku sadar sepenuhnya aku baru ingat jika aku sempat pingsan sebelum ada di sini, di kamarku sendiri.“Mr. Axel Campbell??” Aku menatapnya penuh tanya saat mengingat kembali jika pria itulah yang telah menolongku sesaat sebelum aku pingsan.“Katakan padaku, sejak kapan kau mendapatkan penyiksaan seperti ini, Angelina?” Tatapan Axel begitu menyelidik melihatku.“A-pa?? Apa maksudmu?” Aku bertanya spontan pura-pura bodoh.“Apa kau pikir aku tak tahu apa-apa? Dan jangan coba-coba menutupi perbuatan Henry padamu!” tukasnya membuatku semakin merasa terpojok.Berusaha menghindari tatapannya yang semakin mendominasi, membuatku memalingkan wajahku darinya, “Itu bukan urusanmu!” jawabku ketus.“Dengar, An
Bab 24Hari berikutnya setelah keadaanku sudah kembali fit, aku pun berangkat bekerja seperti biasa. Benyamin Larkin langsung memberikanku pekerjaan menumpuk, sepertinya aku akan lembur hari ini. “Kau sudah aku berikan kelonggaran dua hari izin tak bekerja, sekarang kau harus mengerjakan semua tugasmu ini!” perintahnya Benyamin Larkin, “Jangan karena kebetulan kau mengenal Axel Campbell atau memiliki hubungan dengan seseorang di Campbell Corporation, kau bisa seenaknya bekerja denganku! Itu tidak akan terjadi dalam kamusku, Angelina Louis,” sindir Benyamin Larkin padaku.Aku yang sedang tak ingin berdebat dengannya hanya bisa diam, dan lebih memilih untuk patuh. Hari itu pun aku berkutat dengan pekerjaanku, agar semua tugas yang diberikan Benyamin Larkin dapat aku selesaikan hari ini juga. Namun, di tengah-tengah pekerjaan itu aku merasa pusing kembali. Apakah ini karena pengaruh kehamilanku yang memang masih semester awal? Entahlah, aku tetap memaksakan diri untuk bekerja. “Kau tid