Share

Win-Win No Solution

“Maksud pak Aiman gimana yah?” tanya bapak bingung. Akupun ikut bingung. Tapi jujur saja, aku bisa tebak ke mana arah pembicaraan ini. Instingku terlalu kuat untuk hal mencurigakan seperti ini.

“Begini pak, ijinkan saya nikahin Mela, anak bapak.”

Aku yang tadinya nangis brutal, kini pipiku langsung kering kerontang mendengar ucapannya. Bukan seperti aku yang kaget hingga berdiri dari sofa, ibu sama bapak malah bisik-bisik di sampingku.

“Om ini masih pagi, jangan ngajak gelut dong.“

“Ih Mela! Jangan nggak sopan gitu.”

“Om polisi ini yang nggak sopan buk. Baru kenal beberapa minggu udah ngajak kawin,” protesku.

“Hussh nikah Mel, kawin mah kucing.”

“Sama aja! Nikah, kawin, kimpoi —“

Bibirku langsung dijejelin bantal sofa oleh ibu. Bapak malah terkekeh begitu pula dengan om polisi itu.

“Maaf pak Aiman, si Mela mulutnya nggak bisa diajarin.”

“Nggak apa-apa buk. Dia lucu kok,” senyumnya yang menurutku malah terlihat horor. Aku menatapnya benci persis seperti di sinetron yang biasa ibu tont
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status