Home / Romansa / ISTRI PALSU UNTUK PEWARIS AROGAN / Kesepakatan yang Ditawarkan

Share

Kesepakatan yang Ditawarkan

Author: Pelangi Malam
last update Last Updated: 2023-03-08 16:32:41

“Aku ada di mana sekarang?” tanya Rena, ia membuka sepasang kelopak matanya perlahan, dengan rasa pusing yang langsung menyergap kepalanya. Namun, beberapa menit kemudian, rasa pusing itu terasa hilang begitu saja dan dia bisa mengumpulkan semua kesadaran jiwanya, dengan meluruskan pandangan matanya ke depan sana. 

Satu hal yang bisa dilihat langsung oleh Rena saat itu. Yakni, sebuah atap ruangan berwarna putih tulang, dengan lampu berukuran cukup besar yang berada di tengah-tengah atap itu. 

“Kamu sudah bangun, Nona?”

Sontak, Rena pun langsung mendongakan kepalanya dan meluruskan pandangan matanya ke arah pintu. Saat pintu sudah terbuka lebar, wanita itu bisa melihat kehadiran sosok laki-laki dengan penampilan formal, dan dengan kaca mata yang terpasang pada hidungnya. 

Sosok laki-laki itu terlihat berjalan cepat ke arah Rena, dengan ekspresi wajahnya yang terlihat panik. 

Mendengar pertanyaan itu, Rena pun menganggukan kepalanya. 

“Sebentar, aku akan panggilkan dokter untuk datang ke sini,” uajr laki-laki asing itu langsung. 

Beberapa menit kemudian, pemeriksaan pun selesai dan dokter mengatakan kalau keadaan Rena sudah membaik sekarang. 

Setelah itu, Rena memberanikan diri untuk memanggil laki-laki berkaca mata, yang ada di dekatnya sekarang ini. 

“Tuan?”

“Kamu mengalami koma selama kurang lebih tiga minggu pasca operasi, karena keadaanmu yang sangat memburuk, Nona. Saat itu, mobil Tuanku tidak sengaja menabrakmu, dan kami langsung membawamu ke sini, dan ternyata kamu memiliki luka parah lain.

Dan jika kamu ingin menanyakan banyak hal, kamu bisa menanyakannya langsung kepada Tuan Reykana nanti. Sebentar lagi, dia akan datang dan akan menemuimu ke sini.” 

“Tuan Reykana?” tanya Rena, bingung. 

Laki-laki itu menganggukan kepalanya. 

“Ya, Tuan Reykana. Dia yang membawamu ke sini dan langsung meminta dokter menyembuhkanmu.”

Sosok laki-laki berkaca mata itu langsung menjelaskan keadaan yang dialami oleh Rena kemarin, bahkan sebelum wanita itu menanyakannya lebih dulu. 

Rena terlihat mengernyitkan dahinya perlahan, dengan perasaan bingung yang semakin menjadi-jadi, setelah mendengar semua penjelasan yang telinganya dengar itu. 

Namun, saat Rena hendak mengajukan pertanyaan lagi, tiba-tiba terdengar suara pintu yang kembali dibuka. 

Saat itu, Rena dan laki-laki yang ada di dalam ruangan itu pun langsung mengarahkan pandangan mata mereka ke arah yang sama. 

“Selamat datang, Tuan Rey.”

Laki-laki asing itu langsung membungkukan tubuhnya sopan, saat menyadari kedatangan atasannya itu. 

Yah, Tuan Rey, Reykana. 

Sementara Rena, dia terdiam, dengan jantungnya yang berdegup kencang, saat melihat keberadaan laki-laki asing lain yang sedang berjalan ke arahnya sekarang ini. Wanita itu sendiri tidak tahu, tentang alasan apa yang membuat jantungnya berdegup kencang, padahal dia sama sekali tidak mengenali laki-laki itu. 

Laki-laki bernama ‘Reykana’ itu terlihat melepaskan kaca mata hitam yang semula dia kenakan, tepatnya setelah dia berdiri tepat di samping ranjang yang digunakan oleh Rena. 

“Kamu bisa keluar, Deva,” ucap Reykana. Dengan pandangan sepasang manik matanya yang masih terarah lurus ke arah Rena. 

“Baik, Tuan.”

Deva adalah asisten pribadi dari Reykana. Lalu, dia pun terlihat menganggukan kepalanya patuh, kemudian segera melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu.

Beberapa saat kemudian, hanya keheningan yang mengelilingi suasana antara Rey dan Rena. 

Sebenarnya, Rena ingin sekali mengajak laki-laki asing yang ada di depannya itu untuk berbicara, tetapi dia merasa cukup takut dan hanya bisa menundukan kepalanya dalam-dalam. 

“Di mana alamat rumahmu?”

Saat membuka mulutnya, Reykana langsung mengajukan pertanyaan itu kepada Rena. 

Mendengar pertanyaan itu, Rena pun memberanikan diri untuk mendongakan kepalanya dan menatap wajah Reykana. 

“A—aku tidak punya rumah,” jawabnya kemudian. 

Reykana terlihat menghela napasnya perlahan, saat mendengar jawaban itu. 

“Baiklah, kalau begitu, apakah kamu punya keluarga yang bisa dihubungi? Aku tidak mungkin membiarkanmu tinggal di rumah sakit ini terus-terusan, tanpa tahu identitasmu, bukan?” tanya laki-laki itu lagi. 

“Nggak perlu repot-repot, Tuan. Jika diizinkan, aku pamit keluar dari sini saja sekarang. Aku bisa pulang sendiri nanti,” jawab Rena akhirnya. 

Namun, perkataan Rena adalah kebohongan belaka. Karena dia sendiri bingung, harus pergi ke tempat mana, setelah keluar dari ruangan yang baru dia ketahui adalah rumah sakit itu. 

“Bagaimana mungkin aku membiarkanmu pergi begitu saja?”

Rena terdiam. 

“Aku telah melakukan suatu kesalahan, karena menabrakmu di tepi jalanan beberapa minggu yang lalu. Tapi aku tidak menyangka, kalau kamu memiliki luka pada punggungmu yang cukup parah. Dan saat itu punggungmu harus melakukan operasi besar secepatnya.  

Aku berpikir, tagihan perawatanmu sangat besar, padahal aku hanya menabrakmu dengan kecepatan sedang. Jadi, kalau seperti ini, berarti kamu berhutang padaku ‘kan?” 

Reykana melontarkan kalimat panjang itu kepada Rena. 

Sebuah perkataan, yang berhasil membuat Rena kebingungan. Karena jelas, dia tidak memiliki satu pun keluarga yang bisa dia mintai bantuan dan lagi, laki-laki yang sedang bersama dengannya sekarang ini mengajukan ‘ganti rugi’ atas uang yang telah dia keluarkan untuk dirinya. 

“Maaf, Tuan. A—ku nggak punya keluarga atau rumah dan mungkin, aku nggak bisa mengganti uang yang telah kamu keluarkan untukku, sekarang juga. Sungguh, aku nggak punya apa-apa sekarang, Tuan,” jawab Rena kemudian, jujur. 

Pandangan sepasang manik mata Reykana terlihat menyipit, setelah mendengar jawaban yang dikatakan oleh wanita yang ada di depannya kepadanya. Namun, beberapa saat kemudian, laki-laki itu terlihat mengangguk-anggukan kepalanya mengerti. 

“Jika saat itu kamu tidak memiliki luka pada punggungmu, mungkin aku hanya akan membayar biaya perawatan kecil karena luka lecet. Tapi karena aku sudah mengeluarkan banyak biaya untuk operasimu, maka aku tidak mau mendapatkan kerugian atas itu,” ujar Reykana, semakin menyudutkan Rena lagi. 

Sebenarnya, Rena merasa bingung. Dia tidak sekali pun meminta batuan pada orang lain, tapi ketika ada orang yang membantunya, ternyata orang itu malah meminta balas budi dari dirinya yang tidak memiliki apa-apa. 

“Tapi jika kamu memang tidak memiliki uang untuk membayarnya, aku bisa menawarkan kesepakatan lain. Dan jika kamu menyutujui kesepakatan itu, kamu tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun. Jadi, apakah kamu mau menerima tawaranku? Karena kamu tidak memiliki pilihan lain sekarang.”

Reykana tiba-tiba menekan perasaan Rena dengan kalimatnya. Dan hal itu jelas membuat Rena dalam suasana yang benar-benar rumit, 

Namun, pada akhirnya, Rena hanya bisa menganggukan kepalanya, menerima tawaran yang akan diajukan oleh Reykana kepadanya, agar dia terbebas dari hutang ‘balas budinya’ itu. 

“Baiklah. Tapi sebelum aku menerima tawaranmu, aku ingin bertanya dulu. Sebenarnya tawaran kesepakatan apa yang kamu maksudkan, Tuan?” 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • ISTRI PALSU UNTUK PEWARIS AROGAN   Konflik Baru

    “Wah, calon menantuku benar-benar terlihat cantik dan bersinar. Kamu benar-benar sempurna, Sayang.”Meryn langsung menyambut kedatangan Rena dengan senyuman dan pelukan hangat. Dia terlihat bahagia saat melihat Rena dan Reykana ada di rumahnya sekarang ini. “Terima kasih, Tante. Tante Meryn juga sangat cantik,” balas Rena. Meryn menggelengkan kepalanya, kemudian menuntun Rena untuk duduk bersamanya di atas sofa. Sementara Reykana, dia juga duduk di hadapan Meryn dan Rena, dengan sosok Deva di sampingnya. “Apakah kamu gugup, Rena? Pernikahanmu dan Reykana sebentar lagi akan dilaksanakan dan persiapannya akan secepatnya diselesaikan,” tanya Meryn. Telapak tangannya terus menggenggam tangan Rena dengan lembut. “Tidak, Tante. Katanya, Tuan Reykana sudah menyiapkan semuanya dengan baik dan dia berkata bahwa aku tidak perlu khawatir. Jadi, ak—“Tunggu, Tuan Reykana?” potong Meryn, saat Rena belum menyelesaikan ucapannya. Sepasang kelopak mata milik Rena terlihat mengerjap perlahan dan

  • ISTRI PALSU UNTUK PEWARIS AROGAN   Kamu Memang Cantik

    Reykana memarkirkan mobilnya di pinggir jalan, kemudian dia turun dari sana bersama dengan Rena. “Aku akan menunjukan tempatnya kepadamu,” ucap Rena, yang langsung dibalas dengan anggukan kepala oleh Reykana. Setelah itu, Rena berjalan lebih dulu di depan dan Reykana berjalan tepat di belakangnya. Hingga akhirnya, Rena dan Reykana menghentikan langkah kaki mereka tepat di depan sebuah makam. “Orang tuaku sudah meninggal,” gumam Rena, sembari berjongkok di samping makam itu. Reykana ikut berjongkok juga di samping Rena, kemudian melepas kacamata hitam yang semula dia gunakan. Lalu, laki-laki itu terlihat menganggukan kepalanya. “Ya, aku tahu.”“Sedalam apa informasi yang kamu dapatkan tentangku, Tuan?” tanya Rena. “Itu bukan sesuatu yang penting untuk dibicarakan di sini, Rena,” jawab Reykana, memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Rena. Rena hanya tersenyum, kemudian menabur bunga yang dia bawa ke atas makam, yang berada di depannya. “Halo, Ibu. Maafkan aku, karena aku baru

  • ISTRI PALSU UNTUK PEWARIS AROGAN   Permintaan Sebelum Pernikahan

    Rena merasa jantungnya akan berhenti berdegup, setelah mendengar ucapan yang dikatakan oleh sosok laki-laki yang sedang bersama dengannya sekarang ini. “Me—menikah? Bu—bulan depan?” tanyanya, masih dengan nada terbata dan rasa tidak percaya. Reykana memperbaiki posisi duduknya menjadi lebih tegak, kemudian menganggukan kepalanya sebagai balasan. Rena langsung menyadarkan dirinya dari lamunannya, kemudian mengajukan suatu pertanyaan. “Tuan? Apakah waktunya nggak terlalu cepat? Maksudku, sekarang kita belum melakukan persiapan apapun.”“Kamu tidak perlu khawatir, aku akan menyiapkan semuanya, Rena. Aku hanya meminta kesiapanmu, untuk urusan persiapannya, aku dan Bundaku yang akan mengurusnya. Jadi, kamu tidak perlu mengkhawatirkan hal itu,” balas Reykana, dengan ekspresi wajahnya yang menunjukan keyakinan. Mendengar jawaban itu, Rena terdiam sejenak, seperti sedang mencerna sesuatu. Namun, ekspresi bingung dan terkejut, jelas masih terpancar pada wajahnya yang sekarang telah beruba

  • ISTRI PALSU UNTUK PEWARIS AROGAN   Menikah Bulan Depan?

    “Pelajaran hari ini benar-benar sangat banyak. Aku nggak tahu, bisa tahan nggak dengan pelajaran yang cukup memusingkan itu,” gumam Rena, sambil memijit dahinya sendiri. “Buah untuk anda, Nona Rena.”Sosok Neni mendekati Rena, kemudian meletakan sepiring buah ke atas meja yang ada di hadapannya. “O—ouh iya, terima kasih, Mbak Neni. Maaf merepotkanmu,” balas Rena. Neni menggelengkan kepalanya. “Tidak, itu bukan masalah yang besar dan juga kewajiban saya untuk membantu anda, Nona,” balasnya. Mendengar jawaban itu, Rena tersenyum, kemudian menganggukan kepalanya sebagai balasan. “Apakah anda baik-baik saja, Nona? Maksud saya, apakah Tuan Reykana tidak memarahi anda sejak kejadian lusa itu?” tanya Neni, beberapa saat kemudian. “Nggak, Mbak. Aku sudah meminta maaf pada Tuan Rey dan dia memintaku untuk melupakan hal itu. karena bagaimanapun juga, semuanya tetap kesalahanku, Mbak,” jawab Rena, jujur. Neni mengh

  • ISTRI PALSU UNTUK PEWARIS AROGAN   Persiapan Calon Asisten Baru?

    Reykana terlihat cukup terkejut, saat melihat keadaan Rena yang sedang menangis sekarang. “Katakan kepadaku, apa yang terjadi kepadamu? Apakah ada sesuatu yang menyakitimu?” tanya laki-laki itu lagi.Mendengar pertanyaan itu, Rena langsung menggelengkan kepalanya, dengan air mata yang turun semakin deras. Hingga akhirnya, Reykana pun memeluk tubuh Rena, karena tidak tahu harus melakukan hal apa, untuk membuat wanita itu merasa lebih baik. “Tu—tuan, tolong maafkan aku atas kejadian kemarin. Aku benar-benar minta maaf, karena sudah membuatmu marah. Sungguh, aku nggak bermaksud membuatmu marah, aku ngg—““Sudah, tenangkan dirimu dan berhenti meminta maaf.”Reykana memotong ucapan Rena, kemudian melepas pelukannya. Lalu, dia menatap wajah wanita itu dalam-dalam, sambil tersenyum simpul. “Tidak masalah, hal itu terjadi bukan karena kesalahanmu sendiri. Cukup berjanjilah kepadaku untuk tidak mengulanginya lagi yah?” lanjut

  • ISTRI PALSU UNTUK PEWARIS AROGAN   Rahasia Tentang Rena

    “Jangan memarahi Nona Rena, Tuan, dia tidak bersalah. Dia mengobrol bersama saya dan pelayan lain, karena dia merasa bosan dan saya yang menyarankan dia untuk pergi ke taman belakang.”Neni berdiri dengan posisi kepala tertunduk, sambil menjelaskan semua yang telah terjadi kepada sosok Reykana yang sedang berdiri di depannya. “Jangan membelanya.”Neni langsung menggelengkan kepalanya. “Tidak, Tuan, saya tidak membelanya. Kenyataannya memang seperti itu, Nona Rena tidak bersalah, dia hanya ingin mengobrol dengan kami dan menceritakan tentang kebaikan anda.”Wanita itu menghela napasnya sejenak, sebelum melanjutkan ucapannya lagi. “Di luar semua itu, saya tetap meminta maaf kepada anda, karena sudah mengingkari permintaan anda, Tuan. Saya gagal untuk membatasi interaksi antara Nona Rena dengan pelayan yang lain,” lanjutnya lagi. Mendengar semua ucapan itu, Reykana terlihat mengangguk-anggukan kepalanya. Lalu, laki-laki itu terlihat meletakan cangkir kopi yang semula dia genggam ke a

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status