ISTRI PERTAMA SUAMIKU 43PoV LIVIAAku menatap kruk itu dengan pandangan sedih. Sejak hari ini, aku tak akan bisa berlari lagi. Bahkan untuk berjalan dan melalukan semuanya sendiri, rasanya akan sangat sulit. Kami baru saja tiba di rumah milik Adam. Rumah peninggalan orang tuanya yang tak kalah mewah dengan rumah Mbak Laras. Adam meminta kami tinggal disini hingga hari pernikahan tiba karena nantinya, rumah ini akan menjadi tempat tinggalku. "Tinggallah disini Ayah, Ibu, Laila. Rumah ini sangat besar dan banyak kamar kosong." Ujar Adam.Ayah tersenyum."Nak, ketika seorang wanita menikah, maka dia harus keluar dari rumah orang tuanya dan ikut suami tanpa campur tangan siapapun. Ayah hanya takut menjadi sumber ketidak nyamanan bagi kalian karena tentu cara Ayah mendidik Livia akan berbeda dengan caramu." Ujar Ayah sambil menatap Adam."Kami akan kembali ke kampung usai pernikahan kalian." Tambah Ibu. "Apakah Laila tidak mau tinggal disini saja dan sekolah di kota?" Tanya Adam tiba-t
ISTRI PERTAMA SUAMIKU 44Hari pernikahanku yang indah berubah menjadi kelam. Semua tamu undangan yang terdiri dari sahabat dan keluarga kini berdiri menatap tubuh beku Mbak Laras yang baru saja diturunkan lagi dari ambulans. Aku terduduk lemas dalam pelukan Ibu, sementara tangis Cintya dan Denish yang menyayat terdengar. Adam tengah menenangkan mereka dibantu keluarga yang lain. Wajahmu pucat sekali Mbak, seperti waktu itu aku melihatmu di kantor sedang minum obat. Kenapa kau sembunyikan ini dari kami? Tapi meski pucat dan hanya diam, tak ada satupun yang bisa menandingi kecantikanmu. Kau bahkan pergi dengan bibir tersenyum, seakan kepergian ini telah kau rencanakan. Seakan kau akan pergi ke suatu tempat yang sangat kau rindukan."Nyonya Laras tidak baik-baik saja. Kista di dalam rahimnya berubah menjadi kanker yang sangat ganas dan dalam sekejap merenggut daya tahan tubuhnya. Dia memaksakan diri pulang dari Singapura karena tak ingin membuat kalian khawatir lebih lama. Ternyata aki
ISTRI PERTAMA SUAMIKU 45"... Semua harta pribadi milik Nyonya Laras, termasuk saham Beta, akan menjadi milik Cintya dan Denish dengan pembagian menurut hukum Islam. Sementara menunggu hingga usia Cintya dua puluh satu tahun, maka pengelolaannya, akan diserahkan pada Adam dan istrinya kelak."Semua menahan nafas mendengar pengacara membacakan surat wasiat yang ternyata telah lama ditulis oleh Mbak Laras. Aura ketegangan terasa meningkat perlahan. Mas Dany terlihat shock karena tak sekalipun namanya disebut dalam pembagian harta waris ini. Berulang kali dia menatap Adam dan aku yang duduk bersama Cintya dan Denish di sofa panjang. Lalu kembali menatap pengacara muda yang dipilih Mbak Laras untuk mengurus semua assetnya."Apa sudah semuanya? Tidak ada namaku?" Tanyanya tak percaya.Reva, pengacara pribadi Mbak Laras kembali meneliti berkas di tangannya."Oh ada Pak. Sebentar saya bacakan."Mas Dany membenahi posisi duduknya dengan antusias. Begitu juga Tante Irish yang sejak tadi roman
ISTRI PERTAMA SUAMIKU 46Adam terkesiap, sementara jantungku sendiri berdetak kencang. Keringat dingin mulai membanjir dan rasanya nyawaku sudah berada di awang-awang. Kembang api? Apakah maksudnya? Boom?Adam langsung mengeluarkan ponsel. Kudengar dia menelepon polisi sementara aku sendiri, kupaksa kakiku berlari meski rasanya sulit dan sakit sekali. Aku meraih microphon di meja front office sementara, Della, Sang petugas yang baru saja tiba terbengong melihat ulahku. Aku harus mengevakuasi semua karyawan yang kebetulan sudah datang. Kebanyakan dari mereka adalah office boy dan office girl yang memang datang paling pagi. "Perhatian semuanya. Saya Livia. Kepada seluruh karyawan yang ada di gedung ini untuk segera keluar satu persatu. Dimohon untuk tidak panik dan tetap tenang!"Meski aku mengatakan untuk tetap tenang, tentu saja seperti kebiasaan pada umumnya, desas desus telah terjadi sesuatu di kantor Beta, langsung menyebar. Para karyawan lalu berkumpul di lobby, kebanyakan dari m
ISTRI PERTAMA SUAMIKU 47Aku terbangun dengan kepala pusing. Menatap sekeliling ruangan, lalu yakin bahwa ini adalah kamar rumah sakit. Ada infus yang menancap di pergelangan tangan kiri, dan suara suara lembut yang bicara tak jauh dariku. Aku terkesiap seketika saat ingat kejadian itu. Ledakan bom di kantor Beta, Adam…Aku tersentak bangun, tak peduli rasa pusing dan sakit kepala yang menyergap. Suamiku, aku belum melihatnya lagi sejak dia pergi melihat kejadian di halaman Beta. Lalu bayangan mayat yang gosong terbakar? Ya Tuhan, itu tidak mungkin Adam. Dia tak mungkin meninggalkan aku sendiri kan?"Livia, kau sudah bangun?"Aku menoleh, dan terkejut mendapati Cintya berdiri di dekat ranjangku. Wajahnya sembab oleh sisa sisa air mata. Disampingnya, berdiri seorang wanita lain yang kukenali sebagai Tante Anya, adik sepupu Mbak Laras yang menemaninya berobat ke Singapura waktu itu."Apa yang terjadi Cintya? Bagaimana aku bisa ada di sini? Bagaimana Beta? Dimana Adam?"Aku tak bisa meng
ISTRI PERTAMA SUAMIKU 48Satu bulan kemudian."Grand Opening Beta Grosir Bekasi 3 akan dilaksanakan tanggal 5 bulan ini, Bu. Tiga hari lagi.""Produk stationery sudah diperluas jangkauannya di seluruh gerai, seperti perintah ibu.""Pojok buku akan segera dilaunching bulan depan. Buku tidak hanya berbentuk cetak tapi kita juga akan memberikan akses ke banyak platform online. Seratus buah laptop telah dipesan untuk masa percobaan dan akan dibagikan untuk sepuluh gerai di Jawa dan Sumatra."Semua laporan itu kuterima dengan hati mengembang. Aku telah berhasil membuat Beta Grosir bukan hanya maju atau stagnan di tempat, tapi membuat inovasi mengikuti perkembangan zaman. Tentu saja semua telah aku konsultasikan pada Om Andri dan Tante Reva lebih dulu."Mungkin kita perlu mengganti nama Beta Grosir. Sekarang, setiap gerai bukan hanya berisi sembako seperti dulu. Ini seperti sebuah mall dalam satu toko. Keren sekali." Ujar Tante Reva. Aku menggeleng. "Biar saja Om. Itu nama pemberian Mbak L
ISTRI PERTAMA SUAMIKU 49PoV ADAMSATU BULAN YANG LALU"Berjanjilah kau akan menungguku di sini. Aku pasti akan kembali."Aku menatap sekilas wajah Livia, wanita yang baru satu Minggu menjadi istriku. Wajah cantiknya penuh cemas dan takut. Ya, bagaimana tidak. Saat ini, halaman kantor Beta penuh oleh polisi, tim Gegana dan tim medis, yang bersiap menaklukan paket asing yang terdeteksi sebagai Bom dengan kekuatan sedang. "Tidak! Jangan! Bagaimana kalau terjadi sesuatu? Bagaimana kalau bom nya tidak berhasil dijinakkan dan meledak? Tolong Adam, aku tak mau kehilanganmu."Tentu saja Livi, akupun tak mau kehilanganmu. Aku tak sanggup jika harus berpisah dan jauh darimu. Tapi aku harus tahu apa yang sebenarnya terjadi. Siapa penunggang sepeda motor yang menitipkan paket itu di pos security. Dari sini, sudut mataku tak lepas mengawasi punggung sosok seseorang berjaket hitam yang ikut membaur dalam kerumunan karyawan Beta dan karyawan kantor kantor sebelah. Aku yakin, dia bukan bagian dari
ISTRI PERTAMA SUAMIKU 50"Adaaamm!"Teriakanku tertelan deru kendaraan yang lalu lalang. Sekuat tenaga, aku berlari, namun rasa kecewa menguasai hatiku. Tak kupedulikan gerimis yang makin pekat membasahi tubuhku. Ketika aku tiba di klinik, bahkan bayangannya pun tak lagi terlihat. Aku kembali berlari memasuki klinik di bawah tatapan heran para pengunjung. Namun sampai lelah kakiku, sosoknya tak tampak dimanapun. Hingga kemudian seorang lelaki berpakaian satpam menegurku."Maaf Mbak, ada yang bisa saya bantu? Mohon jangan membuat kegaduhan di sini." Tegurnya sopan.Aku menghentikan langkah dengan nafas terengah-engah. "Maaf Pak, saya mencari seseorang. Tadi saya lihat dia masuk ke klinik ini."Pak satpam menatapku cukup lama. "Apakah sudah bertemu?"Aku menggeleng, kali ini sambil mengusap perutku yang terasa sedikit nyeri akibat berlari. Tiba-tiba saja aku merasa khawatir pada bayi di dalam kandunganku. Aku kalap hingga nyaris lupa, bahwa ada dia yang harus selalu aku jaga. Aku pam