Share

4. Mayang Hamil

Mayang merasakan tubuhnya tidak enak sejak tadi pagi. Ketika ia bangun, ia merasakan pusing dan sedikit mual. Namun, ia memilih untuk tetap pergi ke kantor karena pekerjaan yang menumpuk. Sepanjang hari, Mayang terus merasa tidak nyaman dan semakin pusing.  

Mayang meninggalkan rumah sakit dengan langkah tergesa-gesa. Dia merasa perlu untuk beristirahat dan memulihkan diri. Sebelum pulang ke rumah, dia memutuskan untuk mampir ke apotik. 

Keesokan harinya, Mayang melakukan tes kehamilan, wajahnya mencerminkan rasa takut dan kepanikan yang mendalam. Pikirannya dipenuhi oleh bayangan-bayangan yang mengganggu, terutama saat ia melihat dua garis merah yang jelas terlihat pada alat tes kehamilan yang dipegangnya. Segera dia bersiap diri untuk pergi ke tempat orang yang memiliki tanggung jawab atas semua ini. Mayang bahkan pergi tanpa sepengetahuan ibunya, karena dia lelah dengan berondongan pertanyaan yang nanti akan dilontarkan oleh ibu angkatnya tersebut.

Perjalanan terasa sangat panjang bagi Mayang untuk sampai ke tempat pria yang harus bertanggungjawab tersebut. Hingga akhirnya dia sudah sampai di rumah mewah, tanpa berpikir panjang dia masuk dengan kunci cadangan yang yang dia miliki. Dia tau betul saat ini pria itu sedang di ruang kerjanya, karena hari ini adalah weekend.

Mayang melangkah dengan hati yang berdebar-debar menuju ruang kerja pria tersebut. Setibanya di depan pintu, dia menarik nafas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Dengan perasaan gugup, dia mengetuk pintu dengan lembut.

"Masuk," jawab seorang pria dari dalam ruangan. 

Dengan hati yang berat, Mayang membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan tersebut. Dia melihat pria tersebut duduk di meja kerjanya, sibuk mengetik di laptopnya. Wajahnya tampak serius, tetapi Mayang bisa melihat kekhawatiran terpancar dari matanya. Pria itu menghentikan aktivitasnya dan menatap Mayang dengan penuh perhatian. Dia adalah Arjun, suami Sita. 

Dalam waktu setahun yang panjang, Arjun dan Mayang secara diam-diam menjalani hubungan yang tak seharusnya terjadi. Semuanya dimulai ketika Arjun merasa frustrasi karena Sita tidak kunjung hamil. Mayang, dengan kepedulian dan perhatian yang begitu besar, datang untuk menghibur Arjun. Tidak disadari, perasaan cinta di antara mereka mulai tumbuh dan berkembang.

Meskipun mungkin ada rasa bersalah yang menyelimuti hati mereka, tetapi mereka tidak dapat menyangkal bahwa perasaan cinta yang mereka miliki adalah sesuatu yang nyata. Hubungan terlarang ini menjadi semacam pelarian dari kehidupan yang monoton dan kekecewaan yang dirasakan oleh Arjun dan Sita.

"Tumben datang sepagi ini?" tanya Arjun, menaikkan salah satu alisnya.

"Aku hamil!!!" Mayang melemparkan sebuah surat hasil tes kehamilan ke meja kerja milik pria yang berbahu lebar. 

Arjun terperanjat saat menerima kabar mengejutkan dari Mayang. Matanya memandang surat hasil tes kehamilan yang tergeletak di meja kerjanya. Sebuah perasaan campur aduk memenuhi hatinya, antara kegembiraan dan kecemasan yang melanda pikirannya.

"Kau hamil anakku?" tanya Arjun mencoba meyakinkan dirinya sendiri tentang kabar yang tak pantas itu. 

Mayang mengangguk, mata berbinar-binar saat melihat reaksi Arjun. Sementara itu, Arjun merasa seperti melayang di atas awan. Ia tidak pernah membayangkan bahwa hubungan terlarang yang ia jalani dengan Mayang akan menghasilkan buah hati. Keberuntungan ini seolah menyelimuti hidupnya setelah dia kehilangan bayi yang ada di kandungan Sita, meskipun pada saat yang sama, ia juga merasa bersalah terhadap Sita.

Di tempat lain, Sita merasakan ketidaknyamanan yang tidak biasa. Sesuatu yang tidak beres terasa dalam hubungannya dengan Arjun. Ia tidak pernah menyangka bahwa suaminya akan berkhianat seperti ini. Meskipun begitu, Sita tidak ingin terlalu jauh berspekulasi. Ia masih berharap bahwa semua ini hanya khayalan belaka. Sita berusaha untuk tetap percaya pada apa yang Arjun katakan, ia ingin memperbaiki segalanya. Ia merasa perlu untuk berbicara dengan Arjun secara jujur dan terbuka, mencoba memahami apa yang sedang terjadi dalam hubungan mereka. Sita ingin mencari jalan untuk memperbaiki kesalahan dan membawa hubungan mereka kembali pada jalur yang benar. Meski rasa sakit dan kekecewaan menyelimuti hatinya, Sita tidak ingin menyerah begitu saja. Ia ingin memberikan kesempatan kedua bagi Arjun, berharap bahwa ia dapat mengubah sikapnya dan memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan. Sita merasa bahwa cinta yang mereka bagi tidaklah cukup untuk dibuang begitu saja. Ia masih memiliki harapan bahwa mereka dapat melalui masa sulit ini bersama dan membangun kembali kepercayaan yang telah terkoyak.

Arjun mendekati Mayang dengan langkah-langkah pelan, hatinya penuh cinta dan kelembutan. Dia menggapai tubuh Mayang dengan gemas, ingin merasakan kehangatan dan kelembutan tubuhnya. Namun, Mayang merasa kesal dan tidak nyaman dengan kehadiran Arjun. Dia melepaskan pelukan Arjun dengan kasar, memberikan sinyal jelas bahwa dia tidak ingin mendapatkan sentuhan tersebut. "Mas, aku sudah hamil apakah kau tidak ingin menikahi ku?" tanya Mayang dengan suara yang bergetar, mencerminkan rasa takut dan keraguan yang ada di dalam hatinya. 

"Mayang, tidak semudah itu untuk menikahimu!" jawab Arjun sedikit khawatir. 

Mayang merasa semakin tertekan dengan situasi ini. Ia tahu bahwa keputusannya untuk melanjutkan kehamilan ini akan membawa konsekuensi yang besar. "Mas, bagaimana aku bisa mempertahankan rahasia ini lebih lama lagi? Harus sampai kapan aku menjadi simpananmu?" tanya Mayang berjalan menjauhi Arjun kesal.

Dengan penuh perhatian, Arjun membimbing Mayang menuju sofa yang berada di pojok ruang kerjanya. Dia ingin menciptakan suasana yang tenang dan nyaman untuk membicarakan masalah ini. Arjun ingin memberikan penjelasan yang lengkap kepada Mayang tentang pertimbangannya, "Maafkan atas ketidakberdayaanku ini, Mayang."

"Bagaimana aku menyembunyikan kehamilanku ini? Bagaimana jika nanti orang-orang melihatku hamil tanpa seorang suami? Dan, Ya. Ibu, bagaimana aku bisa menyembunyikan darinya?"

"Kau tinggallah di rumah barumu yang aku belikan untukmu beberapa Minggu yang lalu," saran Arjun, Mayang tak percaya dengan apa yang sudah terjadi, Arjun seolah tidak tergerak sama sekali untuk menikahinya walaupun dia sudah hamil anaknya. Mayang merasa kecewa dan frustasi dengan keputusan Arjun yang bersikeras menutupi perselingkuhannya tersebut. Dia tidak mengerti mengapa Arjun tidak mau menceraikan Sita. Mayang merasa bahwa Arjun tidak adil dalam memperlakukan dirinya.

"Mas, bukankah kau sangat kesal dengan Kak Sita yang tidak bisa menjaga bayi yang ada di kandungannya?" tanya Mayang, menatap Arjun lekat-lekat.  

"Ya, aku sangat kesal kepadanya. Namun, sekesal apapun atau semarah apapun aku kepada Sita, aku tidak bisa menceraikan dia atau menikah diam-diam di belakangnya, jika sampai itu terjadi maka... ."

Arjun menggantung ucapannya dan meilirik ke arah Mayang, Mayang semakin dibuat penasaran olehnya. 

"Maka apa, Mas?" tanya Mayang menatap Arjun dengan rasa keingintahuannya yang begitu besar.

"Aku akan jatuh miskin," jawab Arjun tertunduk penuh penyesalan.

Arjun merasakan beban berat di pundaknya saat menjelaskan situasinya kepada Mayang. Dalam hati, Arjun ingin memberikan Sita pelajaran dengan menceraikannya ketika dia tidak bisa memberinya keturunan. Namun, dia juga menyadari konsekuensi finansial yang akan ia hadapi jika hal itu terjadi. 

Mayang terdiam sejenak, mencerna informasi yang baru saja ia terima. Dia merasa seperti ditampar oleh kenyataan yang tak terduga. 

"Jatuh miskin gimana? Bukankah semua perusahaan ini adalah milikmu? Karena kaulah yang merintisnya dari bawah?" tanya Mayang yang masih belum mengerti apa yang di maksud oleh Arjun. Dia menatap Arjun lekat-lekat menantikan jawaban segera datang darinya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status