Share

Hukuman

Aku segera mengetik balasan untuk Mama.

[ Sebaiknya kita bertemu saja, Ma. Hasna tidak bisa menjelaskan via telepon. ]

Terkirim, dah beberapa saat kemudian Mama akhirnya membalas.

[ Kalau begitu biar Mama mampir ke sana sepulang dari kantor. ]

[ Oke, Ma. ]

Aku menarik napas panjang, lalu melanjutkan pekerjaanku. Entah bagaimana nanti ekspresi Mama ketika melihat wajah Mas Hanan babak belur seperti itu. Lihat saja nanti.

Aku segera membuka google, lalu melihat resep nasi goreng yang simple dari sana. Setelah beberapa lama bergelut dengan panasnya api kompor, akhirnya jadi juga sepiring nasi goreng untuk Mas Hanan. Tak lupa aku mencicipinya lebih dulu untuk memastikan jika tidak keasinan.

"Mas, ayo makan." Aku membawakan piring nasi itu ke depan Mas Hanan, lalu duduk di sampingnya.

"Wah, baunya sedap, Dek," ucap Mas Hanan kemudian.

Aku menyendokkan nasi dan memasukkannya ke mulut Mas Hanan dengan hati-hati, karena sudut bibirnya terluka. Mas Hanan tampak mengunyahnya pelan, dan kemudian
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status