Ternyata yang menepuk bahu Tri adalah suaminya, pria dengan rambut berwarna perak itu tersenyum."Ibu di sini lagi ngapain kok pakai bisik-bisik segala di HP?" Tanya suaminya."Ngak ngapa-ngapain sih Pak cuma lagi ngomong sama Risma," sahut Ibu Tri."Tapi kenapa mesti bisik-bisik apa ada rahasia?" tanya suaminya lagi."Ngak ada rahasia Pak."Wajah Ibu Tri berubah serius dia merenggut dia menarik nafas berat dan kemudian menghembuskannya dengan kasar."Kenapa lagi?" suaminya mengerti Kalau seperti itu biasanya Ibu Tri sedang kesal."Kita gagal dapat mantu." kata Ibu Tri terlihat kesal"Kok gagal dapat mantu?" tanya suaminya"Perempuan yang dikenalkan oleh Risma ternyata tidak sesuai harapan," kata Ibu Tri."Tidak sesuai harapan bagaimana?" tanya suaminya lagi."Pokoknya ya ngak sesuai," kata Ibu Tri kesal dan suaminya tak ingin mendesak lagi dengan pertanyaan lainnya.Mereka berdua diam cukup lama tapi kemudian suaminya melihat Ibu Tri tersenyum sendiri."Kok senyum-senyum
Tidak terasa waktu terus bergulir Elsa sudah siap untuk segera kembali beraktivitas dan bekerja. Hari ini sesuai dengan rencana Elsa akan segera memenuhi panggilan kerja dari tempat perusahaan dia melamar pekerjaan. Dia mematut diri di depan cermin sambil melihat apakah sudah pantas pakaian yang ia kenakan. Setelah merasa cukup dia pun pergi ke ruang makan dan di sana sudah menunggu Frans juga Adit. âWah Ka Elsa cantik banget, padahal cuma mau wawancara kerja saja tuh,â kata Adit menggoda. Elsa tersenyum mendengar godaan itu, âYa lah Dek, masa mau wawancara penampilannya berantakan.â âAdit senang Kak Elsa dipanggil kerja di perusahaan itu,â kata Adit, âKarena Adit tahu perusahaan itu termasuk yang paling top sekarang.â âiya sih, ini berkat rekomendasi dari perusahaan Kak Elsa di Jerman kemarin,â terang Elsa. âya itu bagus, Daddy berdoa semoga kamu diterima di sana,â kata Frans. âTerima kasih Daddy atas doanya,â kata Elsa. âYa sudah Elsa berangkat dulu takut macet di jalan na
Rama keluar dari ruang kerja Danu dan berjalan menghampiri Elsa. âIkut saya,â perintah Rama dan Elsa pun mengikuti langkah pria itu. Tidak ada pembicaraan antara keduanya selama dalam perjalanan menuju ruang yang dituju. Dari jarak yang cukup dekat seperti sekarang Elsa bisa mengamati pria itu dengan cermat, usia Rama mungkin sudah 38 atau lebih, tampak sekali kedewasaan dalam sikap dan pembawaannya. Dengan kacamata di wajahnya memberikan kesan terlalu serius dan bukan orang yang murah senyum. Dengan tinggi tubuh 165 cm dan menggunakan hak 5 cm Elsa sudah termasuk wanita yang bertubuh tinggi tapi masih kurang tinggi saat berjalan di samping Rama karena dia hanya sebahu pria itu. Kemudian mereka sampai pada ruangan yang dituju. Elsa bisa melihat ruangan kerja yang nyaman ada sekat ruang masing-masing dari kaca gelap untuk para pekerja yang terkesan luas. Elsa bisa melihat ada dua orang pegawai berada si sana, yang begitu melihat Elsa langsung tersenyum lebar dan berdiri mengham
Elsa masih benar-benar terkejut karena ternyata klien yang akan bekerja sama dengan perusahaan tempatnya bekerja adalah Ikbal. âSa, apa kabarmu?â Ikbal kembali mengulang pertanyaannya, pandangannya kembali beralih pada Elsa. âBaik,â jawab Elsa pelan. âJadi kamu yang merancang gambar untuk gedung baru perusahaanku?â tanya Ikbal lagi dan Elsa hanya mengangguk kan kepalanya. âKapan kamu mulai bekerja dengan Mas Rama, Sa?â tanya Ikbal lagi. Elsa merasa jengah dengan begitu banyak pertanyaan Ikbal sementara Rama hanya melihat pada Elsa yang terlihat mulai tak nyaman. âDuduklah Bal,â kata Rama menyuruh Ikbal untuk duduk, karena pria itu masih berdiri terpaku melihat Elsa. Ikbal melihat pada Rama, âMas, kenapa tidak bilang kalau Elsa bekerja di perusahaan tempat Mas bekerja sih?â Rama hanya menarik napas dan memandang Ikbal, âAku rasa kita di sini untuk membahas pekerjaan bukan membahas Elsa.â Melihat tatapan Rama membuat Ikbal terlihat segan, âBaiklah.â Kemudian Ikbal duduk di had
Setelah sampai di kantor Rama segera bergegas meninggalkan Elsa dan langsung menuju ruang kerja Danu. Danu sedikit terkejut karena Rama masuk tanpa mengetuk pintu dan menutupnya dengan membanting cukup keras. âLain kali kalau kau berani ikut campur urusan pribadiku dan mencoba untuk memberi tahukan tentang apa yang terjadi dan apa yang aku lakukan dikantor ini, aku akan benar-benar mengajukan untuk melengserkan dari kedudukanmu yang sekarang!â kata Rama dengan keras dan memberikan ultimatum pada Danu. Danu yang mendengar itu langsung berdiri, âDia menerorku dan kalau aku tak memberikan jawaban yang memuaskan dia akan terus bertanya seperti biasa.â Rama bersedekap dada, âKau itu temanku apa sekutu Ibuku?â âTemanmu! Tapi aku juga tidak akan berani menghadapi Ibumu!â sahut Danu. âKau pria dewasa dan umurmu sudah lebih 40 tahun, dan kau masih takut dengan Ibuku?â tanya Rama tak percaya menyipitkan matanya menatap Danu. âApa kau sendiri berani menentang Ibumu?â tanya Danu dan pertan
Lusi merasa sangat kecewa dengan sikap acuh tak acuh Elsa. Padahal mereka dulu sangat akrab hanya karena dia dianggap ikut menyembunyikan soal hubungan Ivy dan Ikbal dia jadi dibenci bukan hanya Elsa tapi juga pria yang ia cintai Adit. âKau lihat Lusi, sekarang dia jadi wanita yang sombong,â kata Ivy mencibir. âWajar dia bersikap begitu, karena kita berdua terutama dirimu sudah menyakiti dan mengkhianati dirinya bersama Ikbal,â kata Lusi sambil pergi meninggalkan Ivy. Ivy dan Lusi masih saling mendiamkan tanpa adanya pembicaraan apa pun selama di mobil yang dikendarai Ivy. Lusi dengan pikirannya yang mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu. Flashback âHai kamu karyawan baru di sini ya?â Lusi menyapa gadis yang ada duduk di sampingnya, gadis itu menganggukkan kepalanya. âNamaku Lusi aku juga baru diterima di sini aku bagian divisi HRD,â kata Lusi mengulurkan tangannya. âAku Elsa, baru diterima bekerja sebagai arsitek di sini,â Elsa menyambut uluran tangan Lusi. âWah hebat
âBrak!â Terdengar bantingan barang yang kemudian diikuti tarikan nafas kasar dari seseorang, dia terlihat sangat kesal sambil memandang tajam pada pria yang berdiri di hadapannya. âApa hanya ini info yang bisa kamu dapat?â orang itu sambil mengetuk-ngetuk jarinya ke meja. âHanya memang itu saja yang bisa saya dapatkan saat sekarang ini,â imbuh pria itu. âSudah berapa lama gadis ini pulang?â tanya orang itu. âDia pulang sekitar satu bulan yang lalu,â jawab pria itu. âApa kau mengawasi semua apa saja yang dia lakukan?â tanya orang itu. âTentu saja saya mengawasinya, dari dia datang kembali sampai sekarang termasuk pekerjaannya,â jawab pria itu. Orang itu memegang beberapa lembar foto dan dia tersenyum miring. âWajahnya benar-benar mirip ibunya sangat persis, dia seperti Ratih yang kedua.â âLaporkan apa saja yang gadis itu lakukan, terutama jika dia bertemu kembali dengan Feri.â âBaiklah saya akan melakukannya,â kata pria itu. Kok boleh pergi sekarang,â orang itu memberi kode
Elsa datang ke kantor lebih lambat, karena dia langsung pergi meninjau lokasi pembangunan renovasi gedung yang sedang di kerjakan oleh perusahaannya. Tapi saat sampai di kantor dan Elsa akan pergi ke ruang kerja Rama, dia mendengar suara perdebatan dua orang laki-laki. âMas, ngak punya hak untuk menghalangi aku untuk mendekati Elsa!â âKamu harus ingat statusmu Ikbal, kau sudah menikah!â âKalau aku sudah menikah kenapa? Bukan berarti aku tidak bisa mendekati Elsa lagi!â âKamu itu keterlaluan, kamu pikir Elsa itu perempuan yang bisa kamu permainan kan!â âAku tidak pernah berpikir untuk mempermainkan Elsa, aku mencintainya!â âTapi dengan statusmu itu, kau akan menempatkan Elsa pada posisi yang sulit!â âAku akan berusaha agar Elsa tak mendapatkan kesulitan apa pun selama dia berada di dekatku!â âKau pikir aku tidak tahu seperti apa Ivy istrimu itu?! âIvy tak perlu tahu sekarang, nanti setelah aku berpisah dengannya baru dia aku beritahu.â âKau akan menceraikan Ivy?â âJika Elsa