Home / Romansa / ISTRI UNTUK RAMA / Tekad menemukan

Share

Tekad menemukan

Author: Noza
last update Last Updated: 2022-07-22 21:52:02

Ternyata yang menepuk bahu Tri adalah suaminya, pria dengan rambut berwarna perak itu tersenyum.

"Ibu di sini lagi ngapain kok pakai bisik-bisik segala di HP?" Tanya suaminya.

"Ngak ngapa-ngapain sih Pak cuma lagi ngomong sama Risma," sahut Ibu Tri.

"Tapi kenapa mesti bisik-bisik apa ada rahasia?" tanya suaminya lagi.

"Ngak ada rahasia Pak."

Wajah Ibu Tri berubah serius dia merenggut dia menarik nafas berat dan kemudian menghembuskannya dengan kasar.

"Kenapa lagi?" suaminya mengerti Kalau seperti itu biasanya Ibu Tri sedang kesal.

"Kita gagal dapat mantu." kata Ibu Tri terlihat kesal

"Kok gagal dapat mantu?" tanya suaminya

"Perempuan yang dikenalkan oleh Risma ternyata tidak sesuai harapan," kata Ibu Tri.

"Tidak sesuai harapan bagaimana?" tanya suaminya lagi.

"Pokoknya ya ngak sesuai," kata Ibu Tri kesal dan suaminya tak ingin mendesak lagi dengan pertanyaan lainnya.

Mereka berdua diam cukup lama tapi kemudian suaminya melihat Ibu Tri tersenyum sendiri.

"Kok senyum-senyum sendiri sih Bu?" tanya suaminya.

"Tidak ada apa-apa," sahut Ibu Tri sambil manggut-manggut seperti sedang berpikir sesuatu.

"Ibu harus bisa menemukan perempuan itu," kata ibu Tri suaminya mendengar hal itu menjadi heran.

"Perempuan siapa Bu?" tanya suaminya.

"Perempuan yang bisa bikin anakku tersenyum," sahut Ibu Tri.

"Memang ada perempuan yang bisa bikin anakmu tersenyum?" tanya suaminya.

"Ada, buktinya tadi siang dia tersenyum dengan seorang perempuan cantik," kata Ibu Tri.

"Apa perempuan yang kencan buta dengan Rama tadi?" tanya suaminya lagi.

"Bukan tapi ini perempuan lain," jawab Ibu Tri.

"Memang ibu kenal siapa perempuan itu?" tanya suaminya.

Ibu Tri melirik tajam pada suaminya, "Bagaimana sih Bapak ini, kalau saya kenal nggak mungkin saya akan cari tahu."

"Oh begitu,"sahut suaminya.

"Kalau ibu sampai bisa menemukan perempuan itu, ibu akan pastikan dia bakal jadi calon menantu kesayangan ibu," kata Ibu Tri penuh dengan tekad.

"Kalau tidak ketemu Bagaimana Bu?" tanya suaminya.

"Harus ketemu pak, bagaimana sih memang Bapak nggak mau punya menantu?" jawab Putri dengan sewot.

"Memang ibu mau cari ke mana?" tanya suaminya.

"Pasti bisa ketemu feeling Ibu kuat," jawab Ibu Tri sambil memandang suaminya dengan serius.

Suaminya hanya bisa geleng-geleng kepala jika bicara soal feeling, sebagai mantan detektif dan dokter forensik Ibu Tri memang jagonya kalau sudah mencari sesuatu.

@@@

hari Minggu Elsa mengantar frans untuk bertemu dengan teman-temannya,. setelah itu Elsa bermaksud untuk mencari kue pesanan dari Frans dan juga Ibu Sumi.

"Daddy yakin tidak mau dijemput?" tanya Elsa.

"Tidak usah Sa, nanti Daddy minta antar sama temannya saja kalau mau pulang," sahut Frans.

"Baiklah kalau begitu, Elsa pergi dulu Daddy," kata Elsa pamit kemudian dia pun pergi mengendarai mobil milik Frans.

Memang untuk sementara waktu Elsa harus menggunakan mobil Frans karena dia belum punya kendaraan sendiri.

Dia pergi menuju toko kue favorit yang biasa ia datangi.

Elsa membeli beberapa macam kue kesukaan Frans dan juga pesanan ibu Sumi.

Saat Elsa memilih kue disampinginya berdiri seorang wanita yang tampak lebih tua dari Ibu sumu sedang berbicara ditelepon sambil memilih kue.

"Dengar ya jeng, kamu ngak bakal rugi dapat anak saya, dia itu tinggi ganteng gelar pendidikannya juga banyak soal pekerjaan dia itu sangat sukses, apalagi dia itu sudah punya rumah sendiri dan tabungannya juga banyak." kata wanita tua itu sambil memperhatikan kue yang ada di etalase.

Sementara Elsa dengan sabar menunggu agar wanita tua itu berlalu karena dia ingin memilih kue yang ada tepat di depan wanita tua itu.

"Eh siapa bilang....anak saya umurnya memang mau 40 tahun....tapi bukan berarti dia cowok yang tidak laku....dia itu hanya memilih wanita yang tepat saja untuk mendampinginya," kata wanita paruh baya itu.

"Heh... kan baru mau kenalan sama anak jeng.... kalau cocok lanjut kalau ngak cocok saya cari yang lain," kata wanita itu lagi tanpa menyadari keberadaan Elsa.

Gadis itu tanpa sadar ikut mendengarkan pembicaraan itu, dia tersenyum sepertinya Ibu ini bertekad mencarikan jodoh untuk anaknya.

Ibu Tri terus bicara tapi kemudian dia menyadari kehadiran seseorang yang berdiri di sampingnya, dia melihat pada Elsa yang sedang menunggu sabar.

Elsa yang juga melihat pada wanita itu kemudian tersenyum dan dibalas oleh wanita tua itu.

"Jeng.. jeng.. dengar ya, saya juga ngak mau memaksa buat kenalin anak situ sama anak saya dan lagian daftar antre buat jadi calon istri anak saya itu masih panjang," kata wanita itu tersenyum memperhatikan wajah Elsa.

"Buktinya sudah ada satu di depan saya, gadis cantik tinggi, putih yang juga bakal jadi calon ideal buat anak saya," kata wanita tua itu sambil menutup teleponnya.

Wanita itu terus memandangi Elsa, gadis itu yang merasa di pandangi mulai sedikit risi dan malu.

"Wah calon mantu ibu akhirnya ketemu juga," kata wanita itu sambil menyentuh pipi Elsa.

Mendengar itu membuat Elsa terkejut, "Maaf Ibu pasti keliru."

"Tidak, tidak ibu tidak keliru," sahut ibu itu terdengar senang.

"Ibu boleh tanya-tanya ngak?" tanya wanita itu pada Elsa.

"Tanya apa Bu?" sahut Elsa sedikit heran

"Sudah menikah belum?" tanya wanita itu dan Elsa cuma bisa menggeleng.

"Sudah punya pacar belum?" tanya wanita itu lagi dan sekali lagi Elsa menggeleng.

"Mau saya kenalin sama anak saya tidak?" tanya wanita tua itu dan Elsa kembali menggeleng.

"Tidak Bu," jawab Elsa.

"Kenapa tidak mau?" tanya wanita itu.

"Saya... " Elsa terlihat ragu untuk menjawab.

"Kamu ngak bakal rugi kenalan sama anak saya dia itu tinggi, ganteng dan juga punya pekerjaan yang sukses bisa dibilang sangat mapan..." ketika wanita itu ingin melanjutkan bicaranya HP-nya berbunyi.

Wanita itu terlihat sibuk menjawab panggilan dari gawai miliknya itu.

"Cah ganteng, kamu pasti tidak percaya ibu sudah ketemu calon mantu Ibu," kata wanita,

Mendengar perkataan itu Elsa menjadi terkejut.

Elsa segera bergegas menuju ke kasir, dengan rasa takut hingga tidak jadi memilih kue itu dan langsung membayar semua kue yang ada di nampan saja kemudian dia pergi keluar toko kue itu dengan cepat.

Sementara wanita itu sudah selesai berbicara dengan lawan bicara di hp miliknya, dia langsung mencari Elsa dan tak melihat lagi sosok gadis itu.

"Kok ngak ada? Ke mana dia?" wanita itu melihat sekeliling toko kue itu.

"Gagal deh dapat calon mantu lagi," keluh wanita itu menarik napas kesal.

"Mana lupa tanya nama sama alamat rumahnya," wanita itu bergumam sendiri.

"Tapi feeling aku ngak pernah salah, kita bakal ketemu lagi nanti," batin wanita itu.

"Wah hilal semakin terlihat dekat, aku bakal segera mengelar acara pernikahan buat anak ku si cah ganteng,"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • ISTRI UNTUK RAMA   Abang tega

    “Kita jalan-jalan yuk,” ajak Rama pada Elsa. “Mau jalan ke mana?” tanya Elsa. “Ngak tahu,” jawab Rama. “Ya sudah, kita pergi sekarang nanti kalau sudah di jalan baru kita putuskan mau ke mana,” ucap Elsa, “Abang tunggu di sini Elsa ganti baju dulu.” Elsa sangat senang akhirnya setelah berminggu-minggu tidak pergi ke mana pun, dia bisa menikmati untuk bisa pergi keluar. Rama mengajaknya pergi ke sebuah pameran yang ada di kota ini. “Kita jalan-jalan di sini,” ajak Rama sambil mengulurkan tangannya. Elsa menerima uluran tangan Rama dan pria itu menautkan jari-jari mereka seperti sepasang kekasih. Stand kuliner adalah yang banyak mereka datangi, apalagi Elsa sudah lama tidak memakan beberapa jajanan yang dia suka. “Coba ini Bang,” Elsa mengulurkan sendok yang berisi potongan kue ke dekat mulut Rama. Pria itu sedikit ragu untuk menerimanya, tapi akhirnya dia membuka mulut dan menerima suapan dari Elsa. Setelahnya Elsa pun menyuapkan potongan kue lain ke mulutnya dengan memakai

  • ISTRI UNTUK RAMA   tanya dan jawab

    Rama melambaikan tangan ketika sudah berada di dalam mobil yang di kendarai oleh Bapaknya.“Kok kamu ngak bilang kalau mau pulang hari ini Ram?” tanya Ibu Tri melihat pada Rama yang duduk di kursi belakang.“Rencana sih dua hari lagi Bu, tapi begitu kerjanya selesai hari ini Rama langsung ke pikiran langsung mau pulang,” sahut Rama menjelaskan.“Mungkin feeling sama situasi di sini ya Ram?” tanya Ibu Tri lagi.“Ya,” sahut Rama singkat.“Untung tadi Elsa ngak marah, kamu itu hampir bikin ibu kehilangan calon mantu kesayangan,” sungut ibunya.“Ya kalau ngak Elsa ngak jadi, kan masih ada calon satunya,” ucap Bapaknya.“Calon yang mana maksud Bapak?” tanya Ibu Tri.“Itu cewek yang foto bareng Rama,” sahut Bapak Rama.“CK, cewek yang suka pakai baju seksi itu?” sahut Ibu Tri.Bapak Rama menganggukkan kepalanya,” Iya.”“Ngak mau, cewek ngak sopan begitu ngak pantes jadi calon mantuku,” sahut Ibu Tri ketus.“Ram, Ibu mau tanya...” perkataan Ibu Tri terhenti saat melihat Rama y

  • ISTRI UNTUK RAMA   kangen

    Rama berkali-kali melirik bergantian, pada Elsa yang duduk tak jauh darinya dan pada enam pasang mata yang ada di belakangnya.Rama tak berhenti mengusap wajah juga lehernya.Rasa kebas masih terasa di kaki juga badannya karena pekerjaan dan penerbangan yang dia lakukan dalam satu hari ini.Sementara Elsa yang duduk cukup jauh dari Rama hanya melirik pria itu dari sudut matanya sambil menundukkan wajah dengan jari yang terpilin di pangkuan.“kamu sudah sehat Sa?” Rama membuka pembicaraan.Elsa hanya menganggukkan kepalanya masih dengan menunduk.“Maaf tadi Abang ngak bermaksud...” ucapan Rama terhenti karena batuk yang coba di tahannya.Rama mengeluarkan sapu tangan dari arah kantong celananya.Elsa mengangkat wajahnya dan melihat kalau sapu tangan itu terlihat agak kotor.Gadis itu baru menyadari saat melihat wajah Rama secara dekat seperti ini.Wajahnya sangat terlihat kusam, lelah dan juga lingkar yang jelas tanda hitam di sekitar matanya.“Mau ke mana Sa?” tanya Rama s

  • ISTRI UNTUK RAMA   pulang

    Kemarahan Sumi dan juga Ibu Tri kepada Lukman juga Ikbal gara-gara membuat Elsa pingsan, membuat kedua pria itu diusir dan dilarang untuk datang.Elsa segera di bawa ke rumah sakit, takut sesuatu yang buruk terjadi karena gadis itu cukup lama pingsan.“Mas Ikbal lebih dulu yang memukul,” ucap Elsa lirih dengan wajah sedikit bengkak, saat dia sudah sadar.“Tapi tetap saja seharusnya mereka tidak berkelahi di dekatmu, keterlaluan!” omel Sumi, “Tuh Mba ajari keponakannya, kok bikin rusuh di rumah orang!”“Ck, tenang saja nanti Mbak bakal marahin dia nanti,” sahut Ibu Tri sambil mengambil telepon genggamnya dan tidak lama terdengar omelan panjang lebar darinya.“Bu, Elsa mau pulang saja ngak usah nginap di sini,” ujar Elsa pada Sumi.“Tapi Sa..”“Elsa takut tinggal di rumah sakit lagi,” sela Elsa.“Tunggu Daddymu dan Ayah datang ya, baru kita pulang,” sahut Sumi yang mengerti ketakutan Elsa.“Abang susah banget sih di hubungi,” Adit masuk dengan bersungut.“Mungkin Abang masih s

  • ISTRI UNTUK RAMA   adu jotos tak jelas!

    Ibu Tri merenggut saat mendengar tuduhan Sumi pada Rama. “Jangan asal bicara ya, cah gantengku itu tidak mungkin selingkuh,” bantah Ibu Tri sambil menatap Sumi tajam. “Lho Mbak ngak percaya, coba Adit mana foto Rama sama cewek seksi kemarin,” Sumi mengulurkan tangannya meminta agar Adit memberikan hape miliknya. Adit hanya mengaruk kepalanya, ini kalau sudah berurusan dengan Ibu-ibu yang suka ikut campur urusan anaknya. “Mana!” Sumi terlihat tak sabar. “Iya sebentar Bu,” ucap Adit sambil mengeluarkan hapenya dan memberikan pada ibunya. “Nah ini buktinya,” ujar Sumi sambil memperlihatkan hape adit pada Ibu Tri. Segera Ibu Tri melihat pada gambar yang ada di sana dan langsung mencebikan bibirnya. “Hanya gambar seperti itu tidak membuktikan kalau cah gantengku pacaran sama perempuan itu,” cibir Ibu Tri. “Lho ini kan jelas kalau Rama di sana sama perempuan lain, mereka pacaran,” tegas Sumi tak mau kalah. “Sumi coba perhatikan baik-baik,” Ibu Tri menunjuk gambar pada gawai itu, “

  • ISTRI UNTUK RAMA   seperti LDR

    Elsa merenung, untuk apa dia begitu marah pada Rama tadi sampai harus menangis dan mengatakan pria itu jahat dan pembohong, sangat kekanak-kanakan.“Huf, Abang pasti marah sama aku,” pikir Elsa, “Aku marah-marah ngak jelas seperti tadi.”Dia memandang telepon genggamnya, melihat beberapa notifikasi pesan masuk.(“Sa, Abang minta maaf kalau ada salah sama kamu ya.”)(“Abang sibuk banget sampai sering lupa menghubungi kamu.”)(“Abang usahakan untuk segera menyelesaikan semua kerjaan di sini, biar bisa cepat pulang.”) (“Jangan marah ya Sa, Abang mohon sekali lagi minta maaf🙏🙏 kalau memang Abang ada salah.”)Elsa membaca pesan itu, sungguh hati gadis itu menjadi tidak nyaman dengan pesan yang di kirim Rama padanya.Permohonan maaf dari Rama untuk kesalahan yang sebenarnya tidak di lakukan pria itu.Padahal sah-sah saja kalau Rama berselfi atau swafoto dengan orang lain sekalipun itu dengan perempuan cantik seksi menggoda seperti Nindya.Untuk apa marah? Hak apa marah? Elsa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status