Share

Rencana

Author: Noza
last update Last Updated: 2022-07-22 21:47:51

Suasana ruang makan terdengar cukup ramai, mereka asyik saling berbincang.

"Kak Elsa rencananya berapa lama tinggal di Jakarta?" tanya Adit sambil menyuap makanan ke mulutnya.

"Selamanya," jawab Elsa.

Tiba-tiba semua yang mendengar itu berhenti makan dan bicara.

Elsa melihat ke semua orang yang ada di meja makan itu.

"Yang serius Kak Elsa?" tanya Adit.

"Serius Dek," kata Elsa.

"Terus kerjaan kamu di Jerman bagaimana?" tanya Sumi.

"Aku sudah resign, Bu," jawab Elsa.

"Kamu ngak bercandakan Elsa?" tanya Frans sambil memandang Putrinya dengan penasaran.

"Ngak Daddy, serius," kata Elsa dengan mengangkat dua jari membentuk huruf v.

"Kamu punya masalah di sana, Sa?' tanya Bandi.

Elsa menggelengkan kepalanya, "Ngak Yah, Elsa ngak punya masalah apa pun di sana."

"Lalu kenapa?" tanya ibu Sumi penasaran.

"Jangan bilang ada cowok berengsek seperti si iblis itu di sana?" Adit terdengar geram.

Elsa sekali lagi mengelengkan kepalanya dan tersenyum.

"Ngak ada Dek, Cuma Kak Elsa hanya ingin kembali menetap kembali di sini," jawab Elsa sambil memandang satu persatu wajah mereka secara bergantian.

"Aku ingin kumpul bersama keluargaku di sini, apa pun yang terjadi, bolehkan?" kata Elsa lanjut.

Adit yang mendengar perkataan Elsa langsung memeluk pundak gadis itu.

"Tentu Kak, lebih dari boleh malah," kata Adit. "Karena kita kan satu keluarga."

Sumi, Bandi dan Frans mengangguk setuju.

Kemudian setelah selesai makan mereka semua berkumpul di ruang keluarga, meneruskan pembicaraan tadi.

"Terus kamu bakal kembali kerja di sini, Sa?" tanya Bandi sambil menghirup kopinya.

"Iya Yah, rencananya memang begitu," jawab Elsa.

"Mau melamar kerja di tempat semula?" tanya Sumi.

"Ngak Bu, aku akan cari tempat lainnya saja," jawab Elsa.

"Iya Kak, ngak usah balik kerja di sana tempat lain saja masih banyak," kata Adit.

"Nanti kalau balik ke sana bakal ketemu musuh dalam selimut lagi," kata Adit lagi terdengar kesal.

Elsa tersenyum kemudian mengangguk, "Aku sudah punya perusahaan yang di rekomendasikan sama bosku di Jerman."

"Benarkah?" tanya Sumi.

"Apa nama perusahaannya, Sa?" tanya Frans.

"Pasti perusahaan top ya Kak?" tanya Adit juga.

"Itu pasti, karena perusahaan Elsa di Jerman juga bukan perusahaan kaleng-kaleng," kata Bandi menimpali.

"Iya Sa, apa nama perusahaannya?" Ibu Sumi terdengar penasaran.

"RD konstruksi," jawab Elsa.

"Wah itu memang perusahaan terkenal Kak," kata Adit terdengar semangat.

"Daddy juga tahu tentang perusahaan itu," kata Frans.

"Memang perusahaan itu termasuk belum lama, tapi pemilik perusahaan itu termasuk yang paling hebat," kata Adit.

"Iya, atasan Elsa dan pendiri RD adalah teman baik," kata Elsa.

"Kalau begitu kapan melamar kerja di sana Kak? Nanti Adit antar," kata Adit terdengar bersemangat.

"Minggu depan," jawab Elsa.

"Kok Minggu depan?" tanya Adit lagi.

"Karena satu Minggu ini mau dihabiskan buat di manja sama Ibu, Ayah dan Daddy dulu," jawab Elsa.

"Manja ngak harus satu Minggu ini saja, sampai kapan pun boleh kan Elsa anak kesayangan ibu," kata Sumi sambil memeluk Elsa.

Adit yang melihat itu langsung mencibir perlakuan Ibunya itu, "Wah bakal jadi anak tiri teraniaya nih ceritanya."

Semua yang mendengar perkataan Adit langsung tertawa.

@@@@

Adit dan Elsa masih berbincang saat kedua orang tua Adit sudah pulang ke rumah mereka yang tepat bersebelahan dengan rumah Frans.

"Kak, benar yakin untuk kembali menetap di sini?" Adit mengulang pertanyaannya kembali.

"Sudah yakin 100 persen Dit," jawab Elsa.

"Berarti sudah move on?" tanya Adit.

"Sudah," jawab Elsa yakin.

"Kadang bicara tidak sesuai dengan hati Kak," kata Adit.

"Maksudmu?" tanya Adit.

"Maksudnya kalau sudah ketemu kembali nanti, semua akan berbeda lain di mulut lain di hati," kata Adit.

"Tenang Dek, Kak Elsa sudah sangat yakin akan hal itu makanya aku berani kembali ke sini," kata Elsa.

Adit memandang Elsa mencoba mencari kebenaran dalam wajah Elsa.

"Empat tahun cukup buat Kak Elsa untuk mengobati luka ini, kalau terus menerus terpuruk kasihan Daddy," kata Elsa terlihat merenung.

"Bagus itu Kak, karena mereka tak pantas mendapat kesedihan dan air mata dari Kak Elsa," kata Adit, Elsa paham dengan kata mereka yang dimaksud pemuda itu.

"Aku rasa apa yang terjadi sudah cukup memberikan aku pelajaran untuk lebih hati-hati dan tidak langsung percaya dengan sebuah hubungan," kata Elsa memandang Adit sambil tersenyum.

"Kalau begitu, bagaimana kita jalan-jalan dan bersenang-senang?" tanya Adit pada Elsa.

"Lho kamu ngak kerja?'" tanya Elsa balik.

"Belum Kak, ini masih off satu Minggu sebelum tugas ke luar kota nanti," jawab Adit.

"Kalau begitu ayo, kita keliling seperti dulu lagi," kata Elsa terlihat semangat dan senang.

Sementara mereka tak mengetahui kalau sepasang mata tua memperhatikan dan mendengar perbincangan Elsa dan adit diam-diam.

"Daddy harap kamu akan selalu berbahagia Sa, karena itu yang Daddy janjikan pada Ratih Ibumu sebelum dia meninggal," kata Frans sambil menuju ke kamarnya.

Kemudian Frans duduk di ranjang dan memandang bingkai foto di sana.

"Ratih, tolong doakan Elsa putrimu supaya dia bisa memperoleh kebahagiaan yang selama ini dia Inginkan. Karena dia pantas mendapatkan itu semua setelah penderitaannya selama ini," kata Frans lirih sambil mengusap bingkai foto yang berisi dua orang yang saling tertawa lepas.

@@@

Rama terlihat sedang serius melakukan pembicaraan dengan pria yang di hadapannya, saat HP-nya bergetar, menandakan ada panggilan masuk.

Saat melihat nama pemanggilnya, Rama Cuma bisa diam.

"Sebentar," kata Rama pada pria yang ada di hadapannya.

"Halo.."

[ "Rama, putraku yang tampan, jangan lupa nanti siang janji kencannya." ]

"Bu, apa ngak bisa beberapa hari lagi?"

[ "Oh tak bisa, ini semua sudah diatur dan kebetulan cewek itu hanya punya jadwal kosong hari ini." ]

"Kalau begitu, cari waktu lain buat ketemu Bu, bagaimana?"

[ "Ngak bisa, ngak bisa! Ibu sudah atur semuanya pokoknya harus ketemu hari ini." ]

Rama hanya diam, "Ya sudah Bu, nanti Rama datang."

[ "Nah begitu dong, Ibu senang dengarnya." ]

Rama mengakhiri pembicaraan lewat gawainya.

"Kok muka kamu jadi suntuk begitu?" tanya pria yang ada di hadapannya itu.

"Biasa Ibu, Danu," jawab Rama.

"Memang kenapa dengan Bude Tri?" tanya Danu.

"Maksa buat agar aku mau ketemu sama cewek," jawab Rama.

"Bagus itu, siapa tahu itu jodoh kamu," kata Danu.

"Belum tentu, kalau ngak cocok bagaimana?" tanya Rama.

"Belum ketemu sudah ngomong ngak cocok, dicoba kenal dululah Ram," saran Danu.

"Sebenarnya aku malas banget buat semua ini," kata Rama.

"Jangan begitu, kamu itu memang sudah waktunya memikirkan buat segera berumah tangga," kata Danu, Rama Cuma diam saja.

"Apa sih yang kamu tunggu, semua sudah kamu punya dan lagian umurmu itu tidak bisa dibilang muda lagi, Ram,"

"Buat apa kamu kerja keras dan menghasilkan banyak uang kalau akhirnya ngak ada yang menikmati?"

Rama masih diam mendengarkan apa yang di katakan oleh Danu.

"Kamu ngak kasihan sama orang tuamu, mereka itu sudah tua dan hanya punya anak tunggal, kapan lagi kamu bisa membahagiakan mereka kalau tidak sekarang?"Kalau memikirkan ngak cocok pasti sampai nanti juga ngak cocok, maka itu gunanya kamu kenal dan juga berusaha untuk dekat sama seseorang."

"Mungkin kamu ada benarnya juga," kata Danu pelan.

"Tentu saja aku benar, karena aku ini sudah berpengalaman, ngak seperti kamu mau kenal sama cewek saja takut," kata Danu tertawa.

Rama memandang tajam pada Danu, "Kamu olok-olok saya?"

"Aku bicara kenyataan saja, atau jangan-jangan memang selama ini kamu takut sama perempuan ya Ram?" Danu semakin tertawa melihat wajah serius Rama.

Kemudian Rama berdiri, "Kamu mau saya pecat jadi CEO perusahaan ini?"

Danu mendengus kasar mendengar perkataan Rama, "Kamu ngak bisa main pecat, saya juga pemilik saham perusahaan ini."

Sambil berjalan menuju pintu Rama berkata dengan cukup jelas. "Tetap saja saya pemegang saham terbesar perusahaan ini Danu, dan saya punya hak opsi untuk melengserkan kamu."

"Saya Cuma bercanda Rama!" kata Danu.

"Saya juga bercanda buat memecat kamu jadi CEO," kata Rama sambil keluar dari ruang kerja Danu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • ISTRI UNTUK RAMA   Abang tega

    “Kita jalan-jalan yuk,” ajak Rama pada Elsa. “Mau jalan ke mana?” tanya Elsa. “Ngak tahu,” jawab Rama. “Ya sudah, kita pergi sekarang nanti kalau sudah di jalan baru kita putuskan mau ke mana,” ucap Elsa, “Abang tunggu di sini Elsa ganti baju dulu.” Elsa sangat senang akhirnya setelah berminggu-minggu tidak pergi ke mana pun, dia bisa menikmati untuk bisa pergi keluar. Rama mengajaknya pergi ke sebuah pameran yang ada di kota ini. “Kita jalan-jalan di sini,” ajak Rama sambil mengulurkan tangannya. Elsa menerima uluran tangan Rama dan pria itu menautkan jari-jari mereka seperti sepasang kekasih. Stand kuliner adalah yang banyak mereka datangi, apalagi Elsa sudah lama tidak memakan beberapa jajanan yang dia suka. “Coba ini Bang,” Elsa mengulurkan sendok yang berisi potongan kue ke dekat mulut Rama. Pria itu sedikit ragu untuk menerimanya, tapi akhirnya dia membuka mulut dan menerima suapan dari Elsa. Setelahnya Elsa pun menyuapkan potongan kue lain ke mulutnya dengan memakai

  • ISTRI UNTUK RAMA   tanya dan jawab

    Rama melambaikan tangan ketika sudah berada di dalam mobil yang di kendarai oleh Bapaknya.“Kok kamu ngak bilang kalau mau pulang hari ini Ram?” tanya Ibu Tri melihat pada Rama yang duduk di kursi belakang.“Rencana sih dua hari lagi Bu, tapi begitu kerjanya selesai hari ini Rama langsung ke pikiran langsung mau pulang,” sahut Rama menjelaskan.“Mungkin feeling sama situasi di sini ya Ram?” tanya Ibu Tri lagi.“Ya,” sahut Rama singkat.“Untung tadi Elsa ngak marah, kamu itu hampir bikin ibu kehilangan calon mantu kesayangan,” sungut ibunya.“Ya kalau ngak Elsa ngak jadi, kan masih ada calon satunya,” ucap Bapaknya.“Calon yang mana maksud Bapak?” tanya Ibu Tri.“Itu cewek yang foto bareng Rama,” sahut Bapak Rama.“CK, cewek yang suka pakai baju seksi itu?” sahut Ibu Tri.Bapak Rama menganggukkan kepalanya,” Iya.”“Ngak mau, cewek ngak sopan begitu ngak pantes jadi calon mantuku,” sahut Ibu Tri ketus.“Ram, Ibu mau tanya...” perkataan Ibu Tri terhenti saat melihat Rama y

  • ISTRI UNTUK RAMA   kangen

    Rama berkali-kali melirik bergantian, pada Elsa yang duduk tak jauh darinya dan pada enam pasang mata yang ada di belakangnya.Rama tak berhenti mengusap wajah juga lehernya.Rasa kebas masih terasa di kaki juga badannya karena pekerjaan dan penerbangan yang dia lakukan dalam satu hari ini.Sementara Elsa yang duduk cukup jauh dari Rama hanya melirik pria itu dari sudut matanya sambil menundukkan wajah dengan jari yang terpilin di pangkuan.“kamu sudah sehat Sa?” Rama membuka pembicaraan.Elsa hanya menganggukkan kepalanya masih dengan menunduk.“Maaf tadi Abang ngak bermaksud...” ucapan Rama terhenti karena batuk yang coba di tahannya.Rama mengeluarkan sapu tangan dari arah kantong celananya.Elsa mengangkat wajahnya dan melihat kalau sapu tangan itu terlihat agak kotor.Gadis itu baru menyadari saat melihat wajah Rama secara dekat seperti ini.Wajahnya sangat terlihat kusam, lelah dan juga lingkar yang jelas tanda hitam di sekitar matanya.“Mau ke mana Sa?” tanya Rama s

  • ISTRI UNTUK RAMA   pulang

    Kemarahan Sumi dan juga Ibu Tri kepada Lukman juga Ikbal gara-gara membuat Elsa pingsan, membuat kedua pria itu diusir dan dilarang untuk datang.Elsa segera di bawa ke rumah sakit, takut sesuatu yang buruk terjadi karena gadis itu cukup lama pingsan.“Mas Ikbal lebih dulu yang memukul,” ucap Elsa lirih dengan wajah sedikit bengkak, saat dia sudah sadar.“Tapi tetap saja seharusnya mereka tidak berkelahi di dekatmu, keterlaluan!” omel Sumi, “Tuh Mba ajari keponakannya, kok bikin rusuh di rumah orang!”“Ck, tenang saja nanti Mbak bakal marahin dia nanti,” sahut Ibu Tri sambil mengambil telepon genggamnya dan tidak lama terdengar omelan panjang lebar darinya.“Bu, Elsa mau pulang saja ngak usah nginap di sini,” ujar Elsa pada Sumi.“Tapi Sa..”“Elsa takut tinggal di rumah sakit lagi,” sela Elsa.“Tunggu Daddymu dan Ayah datang ya, baru kita pulang,” sahut Sumi yang mengerti ketakutan Elsa.“Abang susah banget sih di hubungi,” Adit masuk dengan bersungut.“Mungkin Abang masih s

  • ISTRI UNTUK RAMA   adu jotos tak jelas!

    Ibu Tri merenggut saat mendengar tuduhan Sumi pada Rama. “Jangan asal bicara ya, cah gantengku itu tidak mungkin selingkuh,” bantah Ibu Tri sambil menatap Sumi tajam. “Lho Mbak ngak percaya, coba Adit mana foto Rama sama cewek seksi kemarin,” Sumi mengulurkan tangannya meminta agar Adit memberikan hape miliknya. Adit hanya mengaruk kepalanya, ini kalau sudah berurusan dengan Ibu-ibu yang suka ikut campur urusan anaknya. “Mana!” Sumi terlihat tak sabar. “Iya sebentar Bu,” ucap Adit sambil mengeluarkan hapenya dan memberikan pada ibunya. “Nah ini buktinya,” ujar Sumi sambil memperlihatkan hape adit pada Ibu Tri. Segera Ibu Tri melihat pada gambar yang ada di sana dan langsung mencebikan bibirnya. “Hanya gambar seperti itu tidak membuktikan kalau cah gantengku pacaran sama perempuan itu,” cibir Ibu Tri. “Lho ini kan jelas kalau Rama di sana sama perempuan lain, mereka pacaran,” tegas Sumi tak mau kalah. “Sumi coba perhatikan baik-baik,” Ibu Tri menunjuk gambar pada gawai itu, “

  • ISTRI UNTUK RAMA   seperti LDR

    Elsa merenung, untuk apa dia begitu marah pada Rama tadi sampai harus menangis dan mengatakan pria itu jahat dan pembohong, sangat kekanak-kanakan.“Huf, Abang pasti marah sama aku,” pikir Elsa, “Aku marah-marah ngak jelas seperti tadi.”Dia memandang telepon genggamnya, melihat beberapa notifikasi pesan masuk.(“Sa, Abang minta maaf kalau ada salah sama kamu ya.”)(“Abang sibuk banget sampai sering lupa menghubungi kamu.”)(“Abang usahakan untuk segera menyelesaikan semua kerjaan di sini, biar bisa cepat pulang.”) (“Jangan marah ya Sa, Abang mohon sekali lagi minta maaf🙏🙏 kalau memang Abang ada salah.”)Elsa membaca pesan itu, sungguh hati gadis itu menjadi tidak nyaman dengan pesan yang di kirim Rama padanya.Permohonan maaf dari Rama untuk kesalahan yang sebenarnya tidak di lakukan pria itu.Padahal sah-sah saja kalau Rama berselfi atau swafoto dengan orang lain sekalipun itu dengan perempuan cantik seksi menggoda seperti Nindya.Untuk apa marah? Hak apa marah? Elsa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status