Share

19. Penyatuan Tanpa Cinta

"Shafira, ijinkan aku meminta hakku," bisiknya. Mata Shafira spontan terbuka.

Deg.

Jantung Shafira mulai berdetak tak berirama. Shafira merasakan embusan napas Ken begitu lembut menyapu wajahnya.

Keduanya saling melempar pandangan satu sama lain. Shafira menelan paksa air liurnya.

"Ken .... Aku ...."

"Belum siap?"

Shafira bungkam. Dia bingung harus menjawab apa saat ini.

Ken menarik tubuhnya. Dipandangi wajah Shafira yang memerah saat itu juga.

"Buatkan aku kopi. Aku tidak suka kopi dingin."

Shafira membuka matanya. Dia bergegas menuju pantri. Tangannya menyentuh dada. Dia merasakan dentuman jantungnya begitu kuat.

Di sudut berbeda, Ken meremas rambutnya yang masih basah. Sungguh, dia belum siap untuk melakukannya. Perasaannya pada Shafira sedikitpun tidak ada. Dia hanya menganggap Shafira adalah suatu ketidaksengajaan.

*

"Berpakainlah yang rapi, malam ini aku ingin mengajakmu makan malam berdua di restoran."

Shafira tersipu. Dia tidak menyangka Ken akan melakukan hal romantis i
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status