Share

Musuh Berwajah Polos!

"Bu, Damar berangkat kerja dulu," pamit Damar. Imah mengangguk, lalu menepuk pelan bahu Damar.

Mulutnya seolah-olah mengatakan kata 'sabar', Damar tersenyum mengangguk dan melangkahkan kaki pergi ke luar rumah.

"Ayo ikut saya, Bu," ujar Mpok Wati. Melangkah menunjukkan kamar yang ditempati Nita.

"Baik, terima kasih," jawab Imah sopan.

Sesampainya di kamar, hening menyapa dua orang di dalamnya.

"Kamu kenapa bersikap begitu terhadap Nak Damar?" tanya Imah pada Nita yang sedang mengistirahatkan dirinya.

"Mungkin hanya bawaan sakit saja, Bu." Nita menjawab tak berselera.

Entahlah, dibilang cintanya hilang rasanya tidak mungkin.

"Jangan begitu, Nita. Ibu tau kamu masih belum bisa menerima semuanya, tapi ...." Ucapan Imah terpotong kala melihat mata Nita yang berkaca-kaca.

"Tapi apa, Bu?" tanya Nita sambil menahan tangis.

"Kamu kenapa? Kenapa menangis," ujar Imah panik.

Nita buru-buru membersihkan air matanya, takut ibunya melihat.

"Di mana yang sakit, biar Ibu lihat," ucap Imah dengan nada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status