Share

Tiga

Penulis: Aura_Aziiz16
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-22 15:48:13

POV Rina

Aku memandang tubuh Mas Rama yang menghilang bersama motornya dengan perasaan sakit yang tak bisa aku lukiskan lagi.

Rasanya kesabaranku sudah habis melihat sikap buruk yang setiap hari selalu dia berikan padaku. Sudah nerimo dengan nafkah sekedarnya yang diberikan olehnya, sekarang masih harus menerima kezaliman yang dia lakukan barusan.

Hanya gara gara uangnya dicopet orang, nafkah yang dia berikan sebesar tujuh ratus ribu rupiah setiap bulan itu dia ambil kembali. Sungguh tak punya perasaan Mas Rama. Untung air dan listrik sudah aku bayar, kalau tidak aku tak tahu mau dibayar pakai apa.

Padahal dia punya ibu yang pasti punya tabungan lebih di banding aku karena dia memberikan hampir delapan puluh persen gajinya untuk mertuaku itu. Tapi dia malah tega mengambil uangku padahal ada Aldi yang masih butuh makan. Kalau aku mungkin masih bisa makan dengan meminta sayuran di tetangga, tapi Aldi? Sungguh tega Mas Rama ...

Gajinya delapan juta, tapi buatku hanya tujuh ratus ribu. Itu pun masih diambil lagi. Benar benar kejam. Kalau belum ada Aldi di antara kami, mungkin sudah dari lama aku menggugat cerai dan meninggalkan suamiku itu.

Ting ...!

Tiba tiba ponsel dalam saku gamis ku berbunyi. Dengan gerakan lunglai, aku mengambil benda pipih itu dan mencoba memeriksa notifikasi yang baru saja masuk itu. Ternyata ada email baru.

Gegas aku membukanya dan seketika mataku melotot lebar dan dada berdebar kencang membaca pesan yang baru saja masuk itu. Pesan yang memberitahukan bahwa permintaanku atas penarikan pendapatan yang aku terima sebagai salah seorang konten kreator di aplikasi berlogo warna biru yang beberapa bulan ini aku tunggu tunggu itu ternyata sudah diterima. Tak lama lagi uang itu akan segera masuk ke dalam rekening pribadiku.

Mendapati kabar itu, rasanya seperti mendapat durian runtuh. Nominal yang bagiku tidak sedikit, tiga ratus dollar, gajian pertama di aplikasi itu akan segera cair. Ini bagiku adalah pertolongan Allah yang datang di saat aku tak tahu harus mengadu ke mana.

Berkali-kali aku mengucap sujud syukur. Ternyata kesabaranku selama ini merintis konten mengenai kehidupanku sehari hari tidak lah sia sia. Banyak pemirsa yang merasa iba dan memberi support karena melihatku setiap hari hanya masak tumis kangkung dan goreng tempe karena kemampuan ekonomi yang terbatas.

Itulah yang membuat konten-kontenku akhirnya viral dan mendapatkan banyak followers. Followers itulah yang kemudian memberiku banyak hadiah dalam konten yang aku unggah tersebut. Itulah yang nantinya selain gaji, juga akan aku terima dari aplikasi, tidak lama lagi. Menurut info biasanya seminggu atau dua minggu lagi. Semoga info tersebut benar.

Sekarang aku hanya harus melewati masa satu atau dua minggu ke depan dengan makan seadanya. Atau mungkin aku bisa pinjam uang Nina, tetanggaku yang selama ini sering membantuku kala uang yang diberikan Mas Rama habis agar aku dan Aldi tetap bisa makan.

Ya, semoga saja Nina bisa membantuku memberikan pinjaman agar aku dan Aldi tetap bisa makan hingga gaji itu masuk ke rekening. Setelah masuk dalam rekening, tentu saja aku akan segera mengembalikannya.

Terima kasih ya Allah ... ucapku dalam hati. Engkau memang tak pernah membiarkan hamba-Mu kesulitan seorang diri. Bagaimana pun caranya, Engkau pasti akan memberikan pertolongan kepada hamba-Mu yang butuh pertolongan, ucapku penuh syukur pada-Nya.

*

"Nin, aku bisa pinjam uang nggak? Uangku diambil Mas Rama. Kemarin katanya dia keco-petan di warung dan semua uangnya habis, makanya nafkah yang dia kasih kemarin diambilnya lagi."

"Nanti insya Allah satu atau dua minggu lagi aku pulangkan Nin, Alhamdulillah gajiku sebagai konten kreator F* akan segera dicairkan. Jadi pinjaman itu insya Allah akan segera aku lunasi kalau gajiku sudah masuk rekening. Doakan aja nggak ada kendala ya, Nin," ucapku pada Nina, teman satu sekolah dulu yang sampai saat ini belum menikah dan tinggal hanya beberapa deret dari rumahku.

Nina bekerja di sebuah restoran besar. Dia bekerja sampai sore. Itu sebabnya aku bisa menemuinya menjelang Magrib hari ini.

Mendengar perkataanku, Nina menganggukkan kepala sembari tersenyum.

"Iya, nggak apa apa, Rin. Aku percaya kok sama kamu. Walau pun nafkah dari suami kamu cuma pas pasan tapi kamu nggak pernah telat mengembalikan pinjaman. Kamu mau pinjam berapa? Kebetulan aku baru aja gajian dan belum perlu uang banyak. Jadi bisa kamu pakai dulu," jawabnya ramah.

Mendengar kata kata Nina, aku tersenyum haru. Nina memang sungguh sahabat yang baik. Dia tak pernah keberatan setiap kali aku pinjam uang. Semoga gajiku segera masuk rekening agar nanti bisa cepat pula mengembalikan uang yang aku pinjam ini.

"Aku pinjam lima ratus ribu aja, Nin, kalau kamu memang belum butuh banyak uang. Nanti kalau gajiku sudah cair, insya Allah langsung aku kembalikan semuanya," jawabku.

Nina pun ikut tersenyum.

"Alhamdulillah ya Rin, akhirnya kamu bisa gajian juga dan sukses menjadi konten kreator F*. Ngomong ngomong berapa gajian pertama kamu, Rin?" tanya Nina ingin tahu.

"Tiga ratus dollar lebih, Nin. Kalau dirupiahkan mungkin sekitar lima juta rupiah. Doakan segera masuk rekening ya, Nin," jawabku lagi.

"Apa? Tiga ratus dollar lebih. Masya Allah, banyak banget, Rin. Selamat ya, gajian pertama saja sudah sebanyak itu, semoga gajian selanjutnya bisa lebih banyak lagi ya."

"Nggak nyangka aku ternyata kamu bisa jadi konten kreator berpenghasilan besar juga. Nggak sia-sia kamu capek capek bikin konten kalau bisa gajian sebesar itu, Rin," ucap Nina dengan raut bahagia sembari memelukku penuh haru.

Aku pun balas memeluk Nina haru dan menangis bahagia di pelukan sahabatku itu.

Ya, aku sendiri juga tak menyangka jika akan bisa jadi konten kreator yang cukup berpenghasilan seperti saat ini.

Mulai sekarang aku tak perlu mengemis nafkah dari Mas Rama lagi hanya demi makan berdua Aldi.

Aku akan membeli apa saja yang selama ini aku inginkan dengan penghasilanku itu, tapi tentu saja jangan sampai Mas Rama tahu. Kalau dia tahu, bukan saja dia tak akan memberikan kami nafkah lagi, tapi bisa bisa uangku itu juga dia ambil karena selama ini dia selalu memaksaku mencari uang untuk membantunya, tapi aku tak pernah mengiyakan.

Namun, diam diam aku tak pernah patah semangat selalu berusaha mencari penghasilan sendiri hingga akhirnya diam diam berhasil menjadi konten kreator F* Profesional seperti sekarang.

Aku akan menyembunyikan uangku dari laki laki itu agar bisa memiliki tabungan sendiri untuk masa depanku dan Aldi Karena berharap Mas Rama akan memberikannya rasanya sangat sangat mustahil, itu sebabnya aku harus mengupayakannya sendiri.

Setelah menerima uang dari Nina, aku pun segera pulang bersama Aldi.

Namun, langkahku terhenti saat di depan teras aku melihat sosok ibu mertua sedang duduk di bangku teras, sepertinya tengah menunggu kepulanganku.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Enam Puluh Enam

    "Apa, Rid? Laila ditangkap kejaksaan karena kasus korupsi? Yang benar saja, Rid! Kok bisa? Memangnya Laila beneran korupsi di kantornya kok bisa ditangkap? Gawat kalau iya! Gawat, Rid!" Bu Marni meremas rambutnya dengan perasaan gundah dan kesal.Namun, Farid justru menyeringai kecil."Biar aja deh, Bu. Biar kapok! Gara-gara Mbak Laila, Farid jadi nikah sama Sinta yang Ibu tahu sendiri kan, matrenya luar biasa! Kalau nggak gara-gara dia, sampai saat ini gaji Farid masih utuh, Bu. Tapi gara-gara dia, sekarang kita jadi susah begini," jawab Farid tiba-tiba enteng.Bu Marni meremas rambutnya semakin kesal."Rid, ini bukan sekedar gaji kamu yang diambil Sinta, tapi mengenai rumah ini, Rid! Kalau Laila ditangkap kejaksaan dan dipenjara terus dipecat dari pekerjaan, bagaimana dengan rumah ini? Rumah ini juga akan disita bank karena surat tanah dan rumah ini kemarin dipinjam Laila untuk mengajukan pinjaman di bank, Rid! Kita mau tinggal di mana kalau rumah ini disita bank?" ujar Bu Marni lag

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Enam Puluh Lima

    "Nadira, sini kamu!" panggil Bu Marni esok harinya pada Nadira yang tengah menyiapkan sarapan pagi.Hari ini rencananya Nadira akan keluar rumah agar bisa bekerja kembali seperti biasanya dengan lebih tenang dan bebas. Akan tetapi baru saja hendak bersiap pergi usai menghidangkan sarapan pagi di meja makan, ibu mertuanya sudah lebih dulu datang memanggilnya.Nadira mendekat lalu membuka mulutnya."Ada apa, Bu?" tanyanya."Nadira, mana gaji kamu bekerja selama ini? Ini kan sudah sebulan lebih kamu kerja! Nggak mungkin kan belum gajian! Sini! Ibu minta gaji kamu!" ujar Bu Marni tanpa perasaan sambil menatap tajam ke arahnya.Nadira menghela napas. Sudah mendapat karma dari perbuatannya yang tega menikahkan suaminya dengan menantu baru yang ternyata tak sesuai ekspektasi nya, akan tetapi bukannya sadar, justru ibu mertuanya masih saja berusaha menindasnya.Padahal tadinya dia berpikir, ibu mertuanya sudah mulai insyaf dan bertaubat dari kesalahan dan sikap buruknya. Buktinya kalau tak sa

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Enam Puluh Empat

    "Iya, Bu. Farid akan segera mengurus perceraian dengan Sinta. Pernikahan ini nggak bisa dilanjutkan lagi. Ibu tahu nggak, kalau ke depannya Sinta bukannya mau separuh gaji Farid aja, tapi semuanya, Bu! Dia bilang Farid harus seperti Mas Ari dan Mas Doni, memberikan semua gaji Farid ke dia. Sinta juga nyuruh Farid ngasih tau Ibu supaya Ibu, Dina dan Rara cari kerja dan cari duit sendiri supaya nggak perlu ganggu gaji Farid lagi. Dia cuma akan ngasih Ibu lima ratus ribu rupiah setiap bulan seperti Mbak Niken dan Mbak Laila, Bu.""Jadi, sudah sepantasnya Sinta, Farid ceraikan kan, Bu? Farid izin soalnya kemarin Ibu yang maksa Farid menikahi dia. Betul kan dugaan Farid kemarin, Sinta ternyata nggak seperti yang kita harapkan, Bu," sahut Farid lagi.Bu Marni menganggukkan kepalanya gundah."Iya. Ibu juga menyesal berat, Rid. Kalau tahu Sinta begini kelakuannya, nggak mungkin Ibu maksa kamu nikah sama dia, sampai bela belain jual mobil segala!""Jadi dia nyuruh Ibu dan adik adik kamu cari k

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Enam Puluh Tiga

    "Bu, ini uang gajiku bulan ini. Aku hanya bisa kasih empat juta ya, Bu, karena yang enam juta diminta sama Sinta," ujar Farid pada Bu Marni.Bu Marni mendelik kaget, menatap tak percaya putranya."Apa? Ibu cuma dapat empat juta! Gila! Jadi sisanya kamu berikan semua pada Sinta? Bahkan lebih besar punya dia dari pada punya Ibu? Kok bisa begini gimana ceritanya sih, Rid! Ini nggak masuk akal sama sekali! Ini ... ini ...!" Bu Marni kehilangan kata-kata sehingga tak mampu lagi bicara. Mulutnya menganga tapi tak ada satu kata pun yang mampu dia ucapkan karena rasa shock dan tak percaya yang membuatnya tak sanggup untuk meneruskan ucapannya.Farid menghela napas berat lalu duduk di samping ibunya dengan tubuh lunglai. Benar-benar semua ini di luar ekspektasinya. Tadinya dia berharap hidupnya dan keluarganya akan semakin baik dengan dia menikah lagi dengan Sinta yang bekerja di bank ternama, tapi bukannya hidupnya semakin baik, justru semakin gulung tikar! Arrgh!"Sekarang Sinta mana? Panggi

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Enam Puluh Dua

    "Apa kamu bilang? Kamu ngancem Mas?" Farid berkata gusar sembari berkacak pinggang mendengar ancaman dari Sinta.Sinta tersenyum tipis lalu kembali membuka suaranya."Aku nggak cuma ngancem, Mas, tapi juga akan membuktikannya kalau kamu berani macam-macam sama aku. Jadi mending kamu kasih uangnya sekarang juga ke aku daripada kamu aku laporin ke atasan kamu. Oke? Sini! Mana uangnya? Jangan bikin aku habis kesabaran minta hakku karena percayalah, itu nggak akan baik buat karir kamu di kantor ini!" ucap Sinta lagi sembari mengulurkan tangannya ke arah Farid.Farid menelan ludah mendengar perkataan Sinta. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Haruskah dia memberikan semua gajinya pada Sinta dengan resiko dirinya dan keluarganya pasti akan kelaparan tak bisa makan, atau ... karirnya di kantor mungkin akan terhambat jika Sinta beneran melaporkannya pada atasannya?Dua-duanya cukup berat baginya resikonya. Akhirnya setelah berpikir panjang, Farid pun mencoba untuk bernegosiasi. Dia akan mint

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Enam Puluh Satu

    "La, tunggu! Ibu belum selesai ngomong! Jangan ditutup dulu teleponnya!" ujar Bu Marni saat Laila menutup telepon, tapi telat karena menantunya tersebut telah mematikan sambungan. Ketika ditelpon ulang, Laila tak mengangkat justru mematikan data internetnya sehingga panggilan Bu Marni tak bisa tersambung. Mendapati hal tersebut, Bu Marni pun seketika merasa kesal. Diremasnya ponsel kuat-kuat untuk menyalurkan rasa kecewanya. Sial Laila ternyata, pikirnya. Bukannya membantu masalah ekonomi keluarganya dengan mencarikan menantu baru yang bersedia memberikan sebagian gajinya untuk mertua, justru mencarikan menantu baru yang ikut memoroti gaji anaknya! Arrgh! "Rid, gimana ini? Laila ternyata salah omong ke Sinta, bukannya bilang Sinta nggak boleh minta nafkah lagi dari kamu malah bilang kalau dia harus ngasih sebagian uang kamu buat Ibu! Kan asem! Percuma dong Ibu nyari menantu baru kalau gitu! Bukannya ikut bantuin mertua malah tambah nyusahin!" seru Bu Marni kesal saat telepon ke F

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status