Share

Empat

Penulis: Aura_Aziiz16
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-22 15:49:35

Pov Rina

"Ibu, ada apa Ibu ke sini?" tanyaku pada ibu mertua yang langsung pasang tampang galak saat aku sampai di depan teras bersama Aldi.

"Ada apa ke sini? Pake nanya lagi! Kamu ke mana ditunggu tunggu kok nggak datang datang?! Ditelpon nggak diangkat! Mau jadi menantu durhaka kamu?!"

"Sudah jam berapa ini kok belum ke rumah seperti biasanya! Piring sampai berserakan belum dicuci sama baju juga belum dicuci, tapi kamu malah keluyuran nggak jelas seperti sekarang!"

"Nyesel Ibu punya mantu seperti kamu! Cuma disuruh bantu bantu di rumah mertua saja malasnya minta ampun!" sembur ibu mertua beruntun saat aku tiba di hadapannya.

Mendengar perkataan ibu mertua itu, aku mengelus dada yang terasa nyeri. Selain hanya diberi nafkah pas pasan, selama ini aku juga dijadikan ba-bu gratisan oleh mertuaku sendiri.

Mulai dari mencuci baju, memasak, menyetrika, cuci piring, nyapu dan ngepel semuanya harus aku kerjakan sendirian. Pagi hari setelah Mas Rama berangkat kerja dan sore hari sebelum suamiku itu pulang kantor, aku harus datang ke rumah beliau untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah itu. Siang hari barulah aku bisa pulang dan membuat konten konten tentang keseharianku itu.

Terkadang sesekali aku juga mengunggah konten saat sedang beres-beres di rumah mertua dengan pekerjaan yang seabrek-abrek. Konten itulah yang juga viral di media sosial sehingga followersku bisa mencapai ratusan ribu seperti sekarang ini.

Tapi biarlah aku diperlakukan buruk seperti itu, setidaknya dengan jalan inilah akhirnya aku bisa jadi konten kreator F* Pro berpenghasilan seperti sekarang.

"Dibilangin mertua malah bengong! Dasar menantu nggak berguna! Tunggu aja sebentar lagi, kamu bakal gigit jari kalau Rama nikah lagi!" ucap Bu Ani lagi, ibu mertuaku itu dengan nada keras sehingga

membuat Aldi merengek karena terkejut. Pun aku yang juga terhenyak kaget mendengar perkataan wanita itu barusan.

Apa? Mas Rama akan menikah lagi? Benarkah? Dengan siapa?

"Apa maksud Ibu? Mas Rama akan menikah lagi? Dengan siapa, Bu? Ibu nggak bohong?" aku bertanya dengan suara bergetar karena jujur aku kaget dan cukup shock mendengar kabar ini. Aku tak menyangka laki laki sepelit Mas Rama akan mencari istri baru.

Apa dipikir istri itu bisa disuruh makan batu sehingga dia mau nikah lagi? Nafkah satu istri aja keteteran kok malah mau nambah istri lagi Benar benar membagongkan.

Bu Ani tampak salah tingkah mendengar perkataanku barusan, mungkin beliau tadinya juga terdorong emosi sehingga sanggup berkata demikian, tapi tak lama setelah itu mertuaku itu kemudian menganggukkan kepalanya. Tanda serius dengan ucapannya.

"Ya iyalah! Ngapain Ibu bohong! Memangnya Ibu akan membiarkan selamanya Rama punya istri seperti kamu yang pemalas dan nggak bisa cari uang sendiri! Bisanya cuma minta sama suami! Dikasih uang pun cuma bisa ngasih anak saya makan tumis kangkung setiap hari! Ibu mana coba yang tega anaknya diperlakukan seperti Rama olehmu!"

"Dasar mantu nggak guna! Lebih baik Rama nikah lagi dari pada seumur hidupnya tersik-sa jadi sapi perah kamu!" tandas Bu Ani lagi membuatku tak bisa berkata apa apa lagi.

Sungguh ibu mertuaku ini lisannya begitu tajam, mampu mengoyak hati menjadi begitu perih, membuatku kehilangan kata kata yang paling pantas untuk membalasnya.

Tapi tidak! Aku tidak akan membalas ibu mertuaku ini dengan kata kata pedas yang sama tapi dengan .... KESUKSESAN!

Ya, hanya dengan kesukaan lah aku bisa mematahkan kesombongan suami dan ibu mertua beserta keluarganya itu!

"Ya nggak masalah, Bu kalau Mas Rama mau nikah lagi. Cuma aku bingung aja dari mana dia bisa mendapatkan uang untuk menafkahi istri mudanya itu kalau untuk aku dan Aldi saja kekurangan?" jawabku dengan nada pelan tapi cukup untuk membuat ibu mertuaku ini kembali meradang.

"Kurang ajar kamu! Kamu pikir calon istri muda Rama sama seperti kamu yang nggak punya pekerjaan apa apa! Justru karena dia bekerja dan punya segalanya makanya Ibu jodohkan Rama dengannya!"

"Siap siap aja kamu gigit jari kalau Rama sudah nikah lagi nanti! Makin sengsara hidup kamu karena kelakuan kamu sendiri!"

"Sudah! Sekarang nggak usah banyak protes! Cepat kamu ikut ke rumah Ibu karena piring kotor dan baju kotor sudah menumpuk! Makanan juga udah habis dari tadi siang! Gara gara kamu nggak datang datang semuanya berantakan!" sungut ibu mertua lagi dengan kasar.

Tak mau membuat kepala pusing karena bertengkar dengan ibu mertua dan tak mau membuat ibu mertua penasaran kalau aku action membalas perlakuannya sekarang juga, apalagi konten konten di rumah mertua menghasilkan dollar lumayan banyak, akhirnya aku pun diam saja mengikuti langkah ibu mertua pulang ke rumahnya.

Tak apalah capek, asal dollarku bertambah banyak, ucapku sambil tersenyum simpul dalam hati.

"Ma ... ma Aldi antuk ...," ucap Aldi sembari merengek dalam gendonganku, mengatakan kalau dia sudah mengantuk.

Dari siang Aldi memang belum tidur siang karena aku tak sempat menidurkannya. Sekarang sepertinya sudah sangat mengantuk. Tadi sebenarnya aku berencana menidurkannya di rumah tapi ibu mertua keburu datang dan memintaku beres beres di rumahnya.

Terpaksa aku menuruti karena aku belum ingin mengibarkan bendera per4ng sekarang juga. Ibarat terjun ke medan per4ng aku belum punya senj4ta apa apa, jadi aku terpaksa harus bersabar hingga aku bisa memiliki semua amvnisi yang aku butuhkan itu.

Nanti kalau dollarku sudah keluar dan dollar dollar berikutnya juga sudah masuk rekening, baru akan aku tunjukkan siapa aku sebenarnya. Sekarang aku harus banyak banyak bersabar dulu.

Sampai di rumah ibu, aku melihat Mas Rama sedang makan nasi rendang yang sepertinya dia beli di warung ujung gang, warungnya Mbak Yuni, janda muda yang suaminya meninggal dunia tiga bulan lalu karena kecela-kaan lalu lintas.

Kecelakaan yang konon diakibatkan karena almarhum suami Mbak Yuni kecapekan mengurus usahanya sehingga mengendarai motor dalam keadaan mengantuk.

Konon kata orang, Mbak Yuni tipe istri penuntut. Dia meminta suaminya bekerja keras banting tulang untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya hingga waktu yang harusnya digunakan untuk istirahat pun terpaksa digunakan oleh suaminya untuk terus bekerja demi mengumpulkan pundi pundi uang.

Itulah yang akhirnya menyebabkan almarhum mengalami kecela-kaan lalu lintas karena kecapekan terlalu memforsir tenaganya untuk bekerja.

Melihatku dan Aldi datang, bukannya menyambut dengan penuh kasih sayang sebagai seorang suami dan ayah dan menawari kami makan bersama mengingat aku dan Aldi belum makan seharian ini karena uangku habis dia ambil, suamiku itu justru buru buru membawa piring nasinya ke sofa dan melanjutkan makan sambil nonton teve di sana, sementara aku dan Aldi langsung digiring ibu ke dapur untuk melakukan pekerjaan yang dia perintahkan tadi.

Dengan menahan perasaan marah dan terlu-ka, aku pun mulai membereskan dapur dan memasak setelah sebelumnya menidurkan Aldi di balai balai yang terdapat di sana.

Tunggu saja, Mas! Tekadku dalam hati. Akan aku balas semua perbuatan dan kezaliman kamu terhadapku dan anak kita dengan pembalasan yang tak akan bisa kamu lupakan seumur hidup kamu!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
kau aja yg tolol dan goblok. terlalu mencari2 alasan buat bertahan. bagusan jadi babu di tempat orang lain, pasti digaji.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Enam Puluh Enam

    "Apa, Rid? Laila ditangkap kejaksaan karena kasus korupsi? Yang benar saja, Rid! Kok bisa? Memangnya Laila beneran korupsi di kantornya kok bisa ditangkap? Gawat kalau iya! Gawat, Rid!" Bu Marni meremas rambutnya dengan perasaan gundah dan kesal.Namun, Farid justru menyeringai kecil."Biar aja deh, Bu. Biar kapok! Gara-gara Mbak Laila, Farid jadi nikah sama Sinta yang Ibu tahu sendiri kan, matrenya luar biasa! Kalau nggak gara-gara dia, sampai saat ini gaji Farid masih utuh, Bu. Tapi gara-gara dia, sekarang kita jadi susah begini," jawab Farid tiba-tiba enteng.Bu Marni meremas rambutnya semakin kesal."Rid, ini bukan sekedar gaji kamu yang diambil Sinta, tapi mengenai rumah ini, Rid! Kalau Laila ditangkap kejaksaan dan dipenjara terus dipecat dari pekerjaan, bagaimana dengan rumah ini? Rumah ini juga akan disita bank karena surat tanah dan rumah ini kemarin dipinjam Laila untuk mengajukan pinjaman di bank, Rid! Kita mau tinggal di mana kalau rumah ini disita bank?" ujar Bu Marni lag

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Enam Puluh Lima

    "Nadira, sini kamu!" panggil Bu Marni esok harinya pada Nadira yang tengah menyiapkan sarapan pagi.Hari ini rencananya Nadira akan keluar rumah agar bisa bekerja kembali seperti biasanya dengan lebih tenang dan bebas. Akan tetapi baru saja hendak bersiap pergi usai menghidangkan sarapan pagi di meja makan, ibu mertuanya sudah lebih dulu datang memanggilnya.Nadira mendekat lalu membuka mulutnya."Ada apa, Bu?" tanyanya."Nadira, mana gaji kamu bekerja selama ini? Ini kan sudah sebulan lebih kamu kerja! Nggak mungkin kan belum gajian! Sini! Ibu minta gaji kamu!" ujar Bu Marni tanpa perasaan sambil menatap tajam ke arahnya.Nadira menghela napas. Sudah mendapat karma dari perbuatannya yang tega menikahkan suaminya dengan menantu baru yang ternyata tak sesuai ekspektasi nya, akan tetapi bukannya sadar, justru ibu mertuanya masih saja berusaha menindasnya.Padahal tadinya dia berpikir, ibu mertuanya sudah mulai insyaf dan bertaubat dari kesalahan dan sikap buruknya. Buktinya kalau tak sa

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Enam Puluh Empat

    "Iya, Bu. Farid akan segera mengurus perceraian dengan Sinta. Pernikahan ini nggak bisa dilanjutkan lagi. Ibu tahu nggak, kalau ke depannya Sinta bukannya mau separuh gaji Farid aja, tapi semuanya, Bu! Dia bilang Farid harus seperti Mas Ari dan Mas Doni, memberikan semua gaji Farid ke dia. Sinta juga nyuruh Farid ngasih tau Ibu supaya Ibu, Dina dan Rara cari kerja dan cari duit sendiri supaya nggak perlu ganggu gaji Farid lagi. Dia cuma akan ngasih Ibu lima ratus ribu rupiah setiap bulan seperti Mbak Niken dan Mbak Laila, Bu.""Jadi, sudah sepantasnya Sinta, Farid ceraikan kan, Bu? Farid izin soalnya kemarin Ibu yang maksa Farid menikahi dia. Betul kan dugaan Farid kemarin, Sinta ternyata nggak seperti yang kita harapkan, Bu," sahut Farid lagi.Bu Marni menganggukkan kepalanya gundah."Iya. Ibu juga menyesal berat, Rid. Kalau tahu Sinta begini kelakuannya, nggak mungkin Ibu maksa kamu nikah sama dia, sampai bela belain jual mobil segala!""Jadi dia nyuruh Ibu dan adik adik kamu cari k

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Enam Puluh Tiga

    "Bu, ini uang gajiku bulan ini. Aku hanya bisa kasih empat juta ya, Bu, karena yang enam juta diminta sama Sinta," ujar Farid pada Bu Marni.Bu Marni mendelik kaget, menatap tak percaya putranya."Apa? Ibu cuma dapat empat juta! Gila! Jadi sisanya kamu berikan semua pada Sinta? Bahkan lebih besar punya dia dari pada punya Ibu? Kok bisa begini gimana ceritanya sih, Rid! Ini nggak masuk akal sama sekali! Ini ... ini ...!" Bu Marni kehilangan kata-kata sehingga tak mampu lagi bicara. Mulutnya menganga tapi tak ada satu kata pun yang mampu dia ucapkan karena rasa shock dan tak percaya yang membuatnya tak sanggup untuk meneruskan ucapannya.Farid menghela napas berat lalu duduk di samping ibunya dengan tubuh lunglai. Benar-benar semua ini di luar ekspektasinya. Tadinya dia berharap hidupnya dan keluarganya akan semakin baik dengan dia menikah lagi dengan Sinta yang bekerja di bank ternama, tapi bukannya hidupnya semakin baik, justru semakin gulung tikar! Arrgh!"Sekarang Sinta mana? Panggi

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Enam Puluh Dua

    "Apa kamu bilang? Kamu ngancem Mas?" Farid berkata gusar sembari berkacak pinggang mendengar ancaman dari Sinta.Sinta tersenyum tipis lalu kembali membuka suaranya."Aku nggak cuma ngancem, Mas, tapi juga akan membuktikannya kalau kamu berani macam-macam sama aku. Jadi mending kamu kasih uangnya sekarang juga ke aku daripada kamu aku laporin ke atasan kamu. Oke? Sini! Mana uangnya? Jangan bikin aku habis kesabaran minta hakku karena percayalah, itu nggak akan baik buat karir kamu di kantor ini!" ucap Sinta lagi sembari mengulurkan tangannya ke arah Farid.Farid menelan ludah mendengar perkataan Sinta. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Haruskah dia memberikan semua gajinya pada Sinta dengan resiko dirinya dan keluarganya pasti akan kelaparan tak bisa makan, atau ... karirnya di kantor mungkin akan terhambat jika Sinta beneran melaporkannya pada atasannya?Dua-duanya cukup berat baginya resikonya. Akhirnya setelah berpikir panjang, Farid pun mencoba untuk bernegosiasi. Dia akan mint

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Enam Puluh Satu

    "La, tunggu! Ibu belum selesai ngomong! Jangan ditutup dulu teleponnya!" ujar Bu Marni saat Laila menutup telepon, tapi telat karena menantunya tersebut telah mematikan sambungan. Ketika ditelpon ulang, Laila tak mengangkat justru mematikan data internetnya sehingga panggilan Bu Marni tak bisa tersambung. Mendapati hal tersebut, Bu Marni pun seketika merasa kesal. Diremasnya ponsel kuat-kuat untuk menyalurkan rasa kecewanya. Sial Laila ternyata, pikirnya. Bukannya membantu masalah ekonomi keluarganya dengan mencarikan menantu baru yang bersedia memberikan sebagian gajinya untuk mertua, justru mencarikan menantu baru yang ikut memoroti gaji anaknya! Arrgh! "Rid, gimana ini? Laila ternyata salah omong ke Sinta, bukannya bilang Sinta nggak boleh minta nafkah lagi dari kamu malah bilang kalau dia harus ngasih sebagian uang kamu buat Ibu! Kan asem! Percuma dong Ibu nyari menantu baru kalau gitu! Bukannya ikut bantuin mertua malah tambah nyusahin!" seru Bu Marni kesal saat telepon ke F

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status