Share

Penyesalan

Pov Author

Keringat dingin mengucur membasahi tubuh Nasrul. Napasnya tersengal dan jantungnya berdebar kencang. Berulang kali ia mengusap pelipisnya.

Arum bergegas berjalan keluar kamar menuju dapur untuk mengambil air minum dan mengulurkan pada suaminya.

"Aku mimpi buruk, Dik. Aku takut jika terjadi sesuatu pada Ibu," kata Nasrul setelah berhasil menenangkan diri.

"Istigfar, Mas. Tenang. Mimpi itu hanya bunga tidur," kata Arum.

"Iya, aku tahu kalau mimpi hanya bunga tidur, tetapi tadi aku merasa begitu nyata, sampai-sampai aku ketakutan begini." Nasrul menunjukkan tangannya yang merinding.

"Berdoa saja semoga Ibu baik-baik saja. Sekarang Mas tidur lagi, ya. Ini masih malam." Arum membimbing suaminya untuk berbaring lalu merapikan selimut dan menutupinya hingga sebatas dada.

Tangan Arum melingkar di tubuh Nasrul sambil berbisik. "Ibu pasti baik-baik saja, Mas."

Nasrul menggenggam tangan Arum yang berada di lengannya. "Terima kasih, Dik. Aku sudah tidak sabar menunggu pagi agar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status