Share

Bab 40. Tidak Semudah yang Tampak

Detak jantung Adisti kali ini bukan berdetak cepat. Sebaliknya, seakan berhenti. Tangan Vernon memeluknya, seolah-olah ingin melindungi. Adisti tak bergerak, bak patung yang hanya bisa bergaya satu pose sebagaimana sang pemahat membuatnya.

Kenapa pria tampan penyelamat Felicia itu begitu mempesona? Rambutnya, keningnya, hidungnya, matanya, bibirnya ... Semua membuat Adisti merasa tak berdaya berhadapan sedekat itu dengan Vernon.

"Kamu kenapa buru-buru?" Suara Vernon membuyarkan Adisti dari posisi terperangah.

"Ohh ... itu ...."

Vernon tersenyum. Dia belum melepaskan kedua tangan dari Adisti.

"Selalu. Kalau kamu bingung atau gugup, itu yang kamu katakan. Ohh ... itu ... Apa? Kamu kenapa?" ujar Vernon.

"Nggak, Pak. Tidak apa-apa. Cuma kaget. Maaf." Adisti mundur, menarik tubuhnya agar berjarak dengan Vernon.

"Jangan mudah panik. Tenang saja." Vernon kembali tersenyum.

Aahh, senyum itu. Senyum yang membuat Adisti makin tak boleh mengelak, rasa hati buat Vernon makin melebar.

"Perl
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status