Share

Mencurigakan

Penulis: Widya Yasmin
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-26 19:29:09

"Ibu jujur aja, Ibu kan yang memesan kue tart itu sebagai kejutan untuk Arka?" tanyaku.

"Ibu kalau mau ngasih apa-apa selalu jujur, contohnya saat mecahin celengan dan saat ngasih anting."

"Lalu siapa yang memesan kue ini?"

"Coba tanya suamimu."

"Apa Mas yang membelikan kue tart ini?"

"Jangankan membelikan kue, jujur saja mas lupa dengan ulang tahun Arka, karena memang kita jarang sekali merayakan ulang tahun anak-anak kita.

"Mas gak usah bohong, ngaku aja, Mas pasti ngasih surprise kan buat Arka?"

"Mas berani bersumpah, kan tiap pulang narik angkot, semua uang selalu diberikan padamu."

"Ya sudahlah, gak usah ribet, kita syukuri saja, mungkin ada orang baik yang ngasih rejeki secara diam-diam," ujar ibu mertua.

"Kok kebetulan banget, apa ada orang lain yang mengetahui hari ulang tahun Arka?"

"Ada," jawab ibu mertua hingga membuatku langsung menatapnya dengan penuh tanya.

"Siapa?"

"Bidan Eriska dan Bu Hajjah Marwah.

Seketika aku langsung mengernyitkan dahi saat mendengar ucapan ibu mertua.

"Kamu ingat gak, Bidan Eriska menggratiskan biaya persalinan saat kamu melahirkan Arka, lalu Bu Hajjah Marwah adalah satu-satunya orang yang memberimu hadiah peralatan bayi saat itu."

"Apa iya mereka, ya, Bu?"

"Bisa jadi."

"Berarti aku harus berterimakasih pada mereka."

"Gak perlu, mereka adalah tipe orang yang ikhlas yang gak suka jika hadiahnya diketahui oleh orang-orang."

"Horeeeee! Kue bolu ulang tahuuuuun!" Seru Arka yang tampak sangat bahagia saat melihat kue tart berhiaskan krim coklat dengan beberapa buah leci dan strawberry diatasnya.

Bahkan kue tart tersebut telah dilengkapi dengan lilin angka 9.

"Seumur-umur, aku belum pernah merayakan ulang tahun dengan bolu sebagus ini," ujar Aldi

"Iya, aku juga." Elsa menyahut.

"Bagaimana kalau kalian semua tiup lilin bersama-sama, anggap saja hari ini ulang tahun kalian semua," ujar ibu mertua.

Setelah itu kami semua menyanyikan lagu ulang tahun, lalu setelah itu keempat anakku meniup lilin secara bersamaan.

"Maaf ya, ibu gak bisa ngasih Arka kado," ujarku.

"Gaka apa-apa, Bu. Bolu ini saja sudah lebih dari cukup," ujarnya sembari menatap bolu tersebut seolah tak sabar untuk segera menikmatinya.

"Apa keinginan Arka sekarang?" tanya ibu mertua.

"Aku berharap kita semua jadi orang kaya raya, banyak uang dan punya rumah yang besar."

"Kan nenek sudah bilang, jadi orang kaya raya itu belum tentu bahagia. Bagaimana kalau ternyata, setelah kaya raya, kamu kehilangan semua yang kamu miliki saat ini?"

"Aku gak mau bohong, Bu, aku juga mau jadi orang yang kaya raya." Aku menyahut.

"Kenapa?"

"Jujur saja aku sedih melihat suamiku dimarahi bahkan sampai dipukuli oleh seseorang, gara-gara mobil orang itu tergores oleh angkot Mas Andre. Padahal sebenarnya yang salah dia, karena dia nyalip sembarangan."

"Dari mana kamu tahu?"

"Dari temanmu, Erwin."

"Sudahlah, itu hal sepele, ngapain dipikirkan?"

"Aku juga sedih melihat Ibu tidur berdesakan bersama anak-anak, lalu Ibu harus capek antar jemput Elsa ke sekolah disaat aku harus bekerja nyari uang tambahan."

"Ibu gak pernah merasa kerepotan dengan semua itu."

"Aku juga sedih saat mengingat Ibu merelakan nasi Padang kesukaan Ibu buat aku."

"Ya ampun, Melati, itu nasi Padang masih terus kamu ungkit-ungkit, ibu ini sudah tua, sudah harus mengurangi makanan seperti rendang."

"Aku juga pernah melihat Ibu ngiler saat melihat acara TV yang menayangkan makanan endol surendol itu, pasti Ibu bosan kan makan orek tempe dan oseng kangkung terus?"

"Lebay kamu Melati, mending kita semua makan kue tart ini," ujarnya sembari memotong kue bolu tersebut lalu menyuapi anak-anak.

Hari ini tak akan pernah terlupakan, rasanya aku ingin terus merasakan kebahagiaan ini. Setelah kenyang memakan kue bolu, keempat anakku tampak mengantuk, lalu ketiganya bergegas masuk kamar.

"Kalau dipikir-pikir, sebenarnya aku juga mau kaya raya seperti dulu," ucap Mas Andre tiba-tiba.

"Justru ibu khawatir, kalau kamu kaya raya, kamu malah akan seperti ayahmu yang selalu sibuk bekerja, lalu tiba-tiba ketahuan berselingkuh."

"Apa?" Aku sangat terkejut saat mendengar hal tersebut, karena selama ini tak banyak yang kuketahui tentang ayah mertua, kecuali ia meninggal kecelakaan mobil hingga meregang nyawa.

"Iya, ayahmu suka foya-foya dan main perempuan, padahal kami berjuang bersama-sama untuk memiliki semua harta kekayaan itu."

"Jadi, dulu Ibu wanita karir?"

"Betul, ibu sempat menjadi wakil direktur. Namun, tiba-tiba ayahnya Andre menyuruh ibu berhenti mengurus perusahaan. Hingga akhirnya ibu tahu bahwa alasan ia menyuruh ibu tak lagi bekerja adalah karena ia berselingkuh dengan sekretarisnya."

"Lalu semua harta kekayaan Ibu habis karena Ayah memiliki banyak hutang?" tanyaku.

"Iya. Dulu kehidupan kami harmonis saat masih hidup sederhana, lalu hubungan kami merenggang setelah meraih kesuksesan, hingga akhirnya ibu kehilangan semuanya gara-gara kebodohan ayahnya Andre."

"Yang salah itu adiknya Ibu. Tiba-tiba dia muncul lalu merebut semua harta kita," ujar Mas Andre tiba-tiba.

"Karena ayahmu memiliki banyak hutang padanya, makanya kita kehilangan semua aset berharga yang kita miliki."

"Sepertinya dia juga yang menyebabkan aku kesulitan untuk kembali mendapatkan pekerjaan di kantor lagi."

"Sudahlah, yang harus kamu lakukan adalah instrospeksi diri. Coba ingat-ingat, apa saja kesalahan kamu dulu?"

"Dulu aku sombong, suka main perempuan, suka membantah ucapan ibu, suka nyakitin orang dan suka semena-mena."

"Hah? Apa kamu bilang?"

Aku sangat terkejut saat mendengar penuturan Mas Andre, karena kami berkenalan setelah ia kehilangan semua kekayaannya, lalu saat itu Mas Andre yang kukenal adalah seorang lelaki baik, pengertian, rendah hati dan bisa menghargai orang lain.

"Betul, dulu ketiga anak ibu semuanya gak ada yang beres. Semuanya sombong dan arogan, mereka semua suka merendahkan orang lain, dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan semua yang diinginkan."

"Tapi sekarang aku sudah banyak berubah, kan, Bu?"

"Iya, semoga saja kamu benar-benar berubah."

"Sepertinya Mas Andre sudah benar-benar berubah, Bu, karena sejak pertama kali mengenalnya, dia sudah sangat berbeda dengan yang Ibu ceritakan."

"Jadi, apakah kamu masih ingin menjadi orang kaya raya?" tanya ibu mertua sembari menatapku.

"Jujur saja aku masih penasaran bagaimana rasanya menjadi kaya raya."

"Saran ibu sih, syukuri saja apa yang kamu miliki saat ini, karena saat memiliki banyak uang, belum tentu kamu akan sebahagia sekarang."

"Tapi, apakah Ibu benar-benar tidak merasa sedih dengan kehidupan kita yang terkadang serba kekurangan?"

"Sejauh ini ibu bahagia dengan kehidupan kita," ujarnya sembari tersenyum hangat.

Aku langsung memeluknya dengan erat, rasanya aku sangat bersyukur karena memiliki ibu mertua yang begitu baik dan bijaksana.

Tiba-tiba, aku kembali terpikirkan dengan keinginanku untuk menjadi orang kaya. Sejak kecil, aku hidup serba kekurangan. Ayahku adalah seorang tukang ojek, lalu ibuku seorang tukang cuci gosok di rumah tetangga.

Sama seperti anak-anakku, aku juga tidak pernah merayakan ulang tahun, sejak kecil hingga seusia sekarang. Bahkan aku juga jarang makan enak. Makanan kami sehari-hari adalah nasi dan telur dadar dua butir dicampur terigu lalu dibagi 5. Aku juga tidak pernah memiliki boneka, hingga aku selalu dikucilkan oleh teman-teman sepermainan karena tidak bisa menyamai mereka yang bisa memiliki boneka dan juga memiliki pakaian bagus seperti Princess.

Saat ayah meninggal, aku terpaksa harus melupakan keinginanku untuk kuliah, padahal aku lulus SMA dengan nilai paling tinggi. Setidaknya aku lebih beruntung dari kakak-kakakku yang hanya lulusan SMP.

Aku adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Kedua saudaraku perempuan semua. Saat berusia 17 tahun, mereka berdua telah menikah.

Aku masih ingat saat kakakku bercerita tentang kejulidan ibu mertuanya yang selalu mencari gara-gara padanya juga anak-anaknya. Saat itu aku langsung berdoa agar aku diberikan ibu mertua yang sangat baik dan menyayangiku. Sementara ibu kandungku selalu mendoakan agar aku memiliki suami yang kaya raya.

Ibuku tidak matre, buktinya ibu menerima lamaran Mas Andre yang saat itu telah kehilangan semua kekayaannya. Hanya saja ibuku berharap, aku tidak mengalami nasib sepertinya.

Kenyataannya kini aku mengalami nasib yang tidak jauh berbeda dengan Ibu. Aku harus menjadi buruh cuci gosok di rumah tetangga, lalu suamiku hanya tukang angkot.

Apakah aku kurang bersyukur? Tapi aku ingin kaya raya bukan hanya untuk diriku. Aku ingin membahagiakan ibuku yang bertahun-tahun hidup dalam kemiskinan. Namun, kenyataannya ibu malah meninggal sebelum melihatku hidup berkecukupan.

Aku juga ingin anak-anakku tak lagi direndahkan, begitu pula suamiku yang harus kerja keras banting tulang dan selalu diperlakukan semena-mena. Lalu ibu mertua, jujur saja aku sangat sedih setiap kali melihatnya menjadi bahan omongan tetangga karena kerepotan mengurusi keempat anakku. Jika kami semua kaya raya, setidaknya kami semua bisa hidup enak dan dihargai banyak orang.

"Melati, jangan melamun saja, ayo cepetan tidur, ini sudah malam," ujar ibu mertua hingga membuyarkan lamunanku.

"Iya, ayo, Sayang. Kita masuk kamar," ujar suamiku.

Kami mengangguk lalu bergegas menuju kamar.

Keesokan paginya, setelah suamiku berangkat bekerja sembari mengantarkan anak-anak, aku berniat untuk kembali menitipkan Elsa dan Aurora pada ibu mertua karena aku harus kembali mencari pekerjaan.

"Melati, hari ini kamu gak usah nyari kerja, antar saja Elsa sekolah sambil menjaga Aurora, soalnya ibu ada urusan."

"Ibu mau kemana?"

"Mau melayat suaminya teman ibu yang semalam meninggal."

"Oh, ya udah, deh, Bu."

Setelah itu aku bergegas menuju sekolah TK Elsa sembari membawa Aurora.

"Hai Melati," sapa Arumi, seorang tetangga yang juga mengantar anaknya sekolah TK.

"Hai juga," jawabku.

"Tadi aku melihat mertua kamu memasuki mobil mewah, mau kemana ya?" tanyanya hingga membuatku terhenyak dan bertanya-tanya.

Bersambung.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ibu Mertua Melarang BerKB   Ending

    Untuk menebus kesalahannya pada Bianca, Fahri sering menghabiskan waktu bersama Kristal dan Bianca. Mengajak mereka makan, nonton di bioskop, belanja atau pergi ke Time Zone.Sementara itu hati Kristal semakin berbunga-bunga setiap kali dekat dengan lelaki yang wajahnya mirip aktor drama Korea itu. Awalnya niat Kristal mendekati Fahri adalah untuk membuatnya patah hati, untuk membalas dendam pada Melati. Namun, rupanya ia benar-benar mencintai Fahri.Sementara itu Bianca bisa merasakan bagaimana perasaan Kristal pada Fahri, lalu saat Kristal tengah ke toilet, Bianca memberanikan diri untuk bertanya pada ayah kandungnya itu."Bagaimana perasaan Papa pada mamaku?" Fahri terhenyak bercampur haru karena Bianca tiba-tiba menyebutnya papa."Kamu menyebutku papa? Terima kasih ya, Sayang.""Aku memutuskan untuk memaafkan Papa karena Mama selalu mengatakan jika Papa sebenarnya adalah orang baik.""Terima kasih, Sayang. Papa janji akan melakukan apapun buat kamu.""Termasuk menikahi Mama?" Ia

  • Ibu Mertua Melarang BerKB   Kristal Mendekati Fahri

    Bab 44Fahri menceritakan pada Bu Farah tentang kenyataan bahwa Bianca adalah anak kandungnya."Kemarin Melati hanya cerita kalau mereka sudah meninggalkan rumah itu, karena ternyata Bianca bukanlah anak Andre. Lalu mengapa tiba-tiba kamu mengatakan bahwa dia anakmu?"Fahri langsung menceritakan semuanya, bahkan tentang hasil test DNA mereka."Kita rebut saja Bianca dari Kristal, wanita itu jahat dan licik. Bianca tak pantas tinggal bersamanya.""Jangan, Ma, Kristal tampak sangat tulus menyayangi Bianca, apalagi dia yang sangat berjasa dalam hidup Bianca, jadi kita jangan memisahkan mereka.""Tapi Kristal itu sudah hampir menghancurkan rumah tangga Andre dan Melati, seharusnya dia dipenjara karena sudah menipu dan memeras Andre, untung saja Andre dan Melati terlalu baik hingga dengan mudah memaafkan mereka.""Kristal melakukannya karena dia sangat mencintai Kak Andre, dia bukanlah tipe wanita matre.""Bagaimana bisa kamu tiba-tiba berpikir begitu?""Aku sudah menawarkan rumah, mobil a

  • Ibu Mertua Melarang BerKB   Doa Bianca

    43"Mbak, bisa ajari aku shalat?" tanya Bianca pada pembantunya."Emangnya Non Bianca belum bisa shalat?" Wanita berusia 35 tahun itu mengernyitkan dahi."Waktu kecil sih pernah diajari oleh Oma, tapi sekarang sedikit lupa karena jarang shalat."Setelah itu pembantunya yang bernama Halimah mengajari Bianca bacaan shalat, hingga ia kembali mengingat semua bacaan yang pernah diajarkan oleh omanya. "Kebetulan sekarang sudah waktunya shalat ashar, ayo kita shalat!" ajak Halimah.Bianca mengangguk, lalu mengambil air wudhu. Lalu mengenakan mukena yang setiap lebaran ia beli tapi tak pernah ia kenakan. Setelah itu ia shalat bersama Halimah. Setelah selesai shalat, Bianca mengangkat kedua tangannya seraya berucap lirih."Ya Allah, pertemukan aku dengan kedua orang tua kandungku, lalu jika boleh aku meminta, aku ingin memiliki papa seperti Om Fahri."Mata Halimah berkaca-kaca saat mendengar doa yang diucapkan anak majikannya itu, lalu ia mengaminkan doa tersebut dan berharap Allah mengabulka

  • Ibu Mertua Melarang BerKB   Hanya Mirip

    "Kalian semua siapa? Kenapa manggil saya Ibu dan Nenek? Lalu merangkul saya gitu?" Wanita berjilbab lebar itu tampak kebingungan.Andre dan Melati tiba-tiba terdiam, kembali terbayang dalam ingatan saat mereka melihat dengan kepala sendiri bahwa sosok yang mereka panggil Ibu itu telah dikafani dan dimasukan liang lahat."M..maaf, Bu. Kami mengira Ibu adalah Ibu mertua saya." Melati langsung beringsut mundur dan meminta maaf, begitu pula Andre yang langsung menarik keempat anaknya."Iya, Bu. Mohon maafkan kami," ucap Andre saat menyadari bahwa ibunya tak mungkin bangkit dari kubur lalu kembali membeli martabak di tempat langganan mereka dulu."Kalian kenal Ibu itu? Tolong bayarkan martabak yang ia beli, masa pesan dua loyang martabak tapi gak mau bayar," ujar pedagang martabak dengan wajah kesal."Jadi berapa?" tanya Andre."40 ribu."Andre langsung meraih dompetnya lalu memberikan selembar berwarna merah."Nanti kalau Ibu ini datang lagi, kasih gratis aja," ujar Andre lagi."Siap!" sa

  • Ibu Mertua Melarang BerKB   Ibu Masih Hidup?

    "Jadi, Fahri itu saudara kembar kamu?" tanya Kristal tiba-tiba."Iya," jawab Melati sembari tersenyum."Mitosnya, kalau orang kembar itu memiliki ikatan batin yang kuat, jika salah satu merasa tersakiti, maka kembarannya akan merasakan hal yang sama. Bener, gak?" Kristal kembali bertanya."Betul. Aku sering merasakan apa yang Melati rasakan." Fahri menyahut."Aku juga bisa merasa gelisah saat sesuatu yang buruk menimpa Fahri, contohnya saat Fahri mengalami penganiayaan hingga masuk rumah sakit, saat itu aku merasakan rasa sakit yang sama.""So sweet banget ya kalian." Kristal tampak tersenyum aneh.Sementara Bianca tampak terus menatap Fahri sembari tersenyum, dalam hatinya ia sangat mengidolakan lelaki itu."Apa Om Malaikat sudah menikah?" tanyanya tiba-tiba."Bagaimana kalau mulai saat ini Bianca panggil Om Fahri aja, karena om tidak sebaik Malaikat.""Oke, Om Fahri sudah menikah?" Gadis itu mengulangi pertanyaannya."Om pernah menikah, tapi sekarang istri om sudah meninggalkan om."

  • Ibu Mertua Melarang BerKB   Bianca Anak Siapa?

    "Dok, kenapa putri saya gak bangun-bangun?" Kristal tampak panik saat melihat Bianca yang tiba-tiba tak sadarkan diri.Setelah itu dokter langsung memeriksa denyut nadi dan detak jantungnya."Putri Anda baik-baik saja, ia hanya pingsan dan butuh banyak istirahat."Kristal menghela napas lega, lalu segera menggenggam tangan gadis berusia 14 tahun itu."Bianca sayang, mama sangat menyayangi Bianca. Meski Bianca tidak terlahir dari rahim mama, tapi kamu adalah anugerah dari Tuhan yang dikirim untuk menggantikan anak mama yang telah tiada sebelum lahir ke dunia."Air mata Kristal berjatuhan membasahi tangan Bianca."Jadi, aku bukan anak kandung Mama?"Kristal tampak terhenyak saat Bianca tiba-tiba sadar."Emmm.. maksud kamu apa, Sayang? Mungkin kamu salah dengar.""Gak apa-apa, kok, Ma, aku sudah curiga sejak mengetahui bahwa Mama dan Om Andre tidak memiliki alergi yang sama denganku.""Sayang, apapun yang terjadi, mama akan selalu menyayangi Bianca.""Bagiku Mama Kristal adalah wanita ya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status