Joni langsung berlari meninggalkan Fahri yang bersimbah darah, sementara Bu Farah berteriak histeris menatap putra semata wayangnya itu. Beberapa saat kemudian ambulans datang, lalu Fahri segera dilarikan ke rumah sakit. Sementara itu dada Melati semakin berdebar, pikirannya hanya tertuju pada Fahri. Akhirnya ia menelpon Fahri karena perasaannya semakin tak karuan."Hallo, Fahri.""Hu.hu..hu..." Bu Farah malah menangis tersedu-sedu saat menerima telpon dari Melati."Kok Tante yang mengangkat telepon? Fahri gak kenapa-kenapa, kan, Tante? Soalnya aku tiba-tiba merasa cemas sama dia.""Melati, sekarang tante membawa Fahri menuju rumah sakit, seseorang menusuk perutnya dengan pisau."Mendengar itu seluruh tubuh Melati terasa lemas, bahkan perutnya terasa sangat sakit seolah ada pisau yang menancap di perutnya."Di rumah sakit mana?" tanya Melati dengan suara lemah."Kami menuju rumah sakit Jakarta medika," ujar Bu Farah.Setelah itu Melati segera menutup telepon, lalu bergegas menuju ruma
"Fahri, apa lo mencintai istri gue?" tanya Andre saat Melati membiarkan mereka mengobrol berdua."Jujur saja iya," jawabnya lirih.Degh! Seperti biasa api di hati Andre mulai membara. Namun, ia mulai meredam amarahnya dan mencoba tenang."Tapi lo tahu kan kalau Melati itu milik gue?""Gue cuma ingin melindunginya, perasaan gue tulus tanpa mengharapkan balasan." Fahri tampak masih lemas dan sedikit terbata-bata saat mengatakannya.Andre hanya diam dan tak mampu berkata-kata."Gue gak pernah memiliki niat untuk merebut milik orang lain, gue hanya ingin dekat dengan dia, meski sebagai saudara.""Iya, asalkan lo cepat sembuh, gue janji akan mengizinkan lo untuk jalan sama istri dan anak-anak gue. Karena kita saudara, jadi istri gue juga saudara lo."Kalimat tersebut membuat Andre merasa sesak dada, ia sangat berat mengatakannya, tapi ada sesuatu yang tak bisa ia mengerti terus mendorongnya untuk mengatakan hal tersebut. Sementara itu Fahri tersenyum senang, ia merasa ingin segera pulih ag
29Fahri tak berhenti menatap Melati, ia selalu merasa nyaman saat berada di dekatnya."Kamu, bukankah kamu istrinya Andre?" Seorang wanita bertubuh jenjang tiba-tiba muncul hingga membuat Melati dan Fahri terkejut."Iya, lalu?" Melati menanggapi santai saat wanita itu menatapnya dengan penuh tanya dan senyum sinis."Kalian lagi selingkuh atau gimana? Kok santai banget saat kepergok gini, apa gak takut kalau gue ngelaporin apa yang kalian lakukan?""Gue Fahri, gue sepupunya Kak Andre. Dia sudah tahu kalau gue mengajak istri dan anak-anaknya jalan.""Hemm..gitu, ya? Menurut gue sih meski sepupunya Andre, tapi gak etis aja jika sedekat ini dengan istrinya.""Udah, yuk, kita pergi aja!" ajak Fahri lalu memanggil pelayan untuk meminta bill makanan yang telah mereka makan.Sementara itu Kristal langsung memfoto saat Fahri menggenggam pergelangan tangan Melati, lalu bergegas mendatangi kantor Andre. "Semoga saja Andre berada di sana sekarang, untung saja dulu gue pernah dikenalin sama boka
"Mas, kenapa kamu diam saja?" tanya Melati saat Andre tengah termenung memikirkan ucapan kakak iparnya yang membahas tentang kembaran Melati."Enggak, aku cuma penasaran dimana kembaran kamu sekarang." Andre tampak belum berani mengatakan kecurigaannya pada Fahri yang mungkin saja saudara kembar Melati di hadapan kakak iparnya, karena ia takut jika Bu Farah malah akan dituntut dengan kasus penculikan."Andai saja suatu hari nanti aku bisa bertemu dia," ucap Melati.Mendengar itu Andre hanya terdiam. Disatu sisi ia sangat senang jika ternyata Fahri adalah saudara kembar Melati, karena ia tak perlu lagi merasa cemburu padanya. Namun, di sisi lain ia khawatir jika Bu Farah harus berurusan dengan polisi.Setelah berbincang lumayan lama dan menyantap aneka makanan, Andre dan Melati mengajak kakak-kakak ipar beserta suaminya itu ke rumah mereka."Masya Allah, ini rumah kalian?" Mereka tampak tercengang saat melihat rumah 3 lantai dengan luas tanah keseluruhan 536 m2 sementara luas bangunan
"Soal bagaimana mama bisa merawat kamu, mama belum bisa jawab," ujar Bu Farah sembari menatap wajah putranya itu dengan tatapan pilu."Tapi, Ma..""Fahri, tolong beri mama waktu, mama sangat hancur dengan semua ini."Bu Farah tampak terus menangis meraung-raung, sehingga Fahri tak tega melihatnya."Fahri, mama mohon jangan membenci mama. Karena mama sangat menyayangimu, Nak."Fahri hanya terdiam mendengar ucapan wanita tersebut. Selama ini ia tak pernah merasa kekurangan kasih sayang dari wanita yang ternyata bukan ibu kandungnya itu, tapi tetap saja ia ingin bertemu dengan wanita yang telah melahirkannya."Ma, aku janji gak akan membenci Mama, bahkan aku juga gak akan pernah meninggalkan mama. Terima kasih untuk kejujurannya, besok aku akan mendatangi kampung tempat tinggal orang tuaku, mudah-mudahan mereka masih tinggal di sana."Bu Farah hanya tertunduk pilu, ia belum bisa menceritakan pada Fahri bahwa Melati adalah saudara kembarnya. Selain itu dia juga belum berani mengatakan ba
"Apa kamu yakin?" Fahri tampak terhenyak bercampur bingung."Yakin, dong. Di kampung ini hanya ada satu orang Korea bernama Lee Young Gi yang menikah dengan wanita bernama Hapsari. Mereka adalah ayah dan ibuku."Fahri seketika terdiam, lalu tiba-tiba ia teringat banyak kesamaan yang ia miliki dengan Melati. Dari mulai hari kelahiran, golongan darah, bahkan reaksi alergi yang sama. Selain itu Fahri juga teringat ucapan banyak orang yang mengatakan bahwa wajah dirinya sangat mirip dengan Melati."Apa kamu memiliki saudara kembar?""Iya, kakakku bilang, aku memiliki saudara kembar fraternal. Tapi seseorang menculiknya saat ia baru berusia beberapa hari. Tapi bagaimana kamu tahu?""Apa? Diculik?""Iya."Tubuh Fahri seketika terasa lemas. Ia sangat bingung apakah harus bahagia atau sedih. Disatu sisi ia bahagia karena akhirnya bertemu dengan saudara kembarnya. Namun, di sisi lain ia sangat kecewa karena malah bersaudara dengan wanita yang sempat ia cintai. Selain itu ia juga kecewa saat me
"Lalu apa maumu sekarang? Bukankah kamu sudah menerima uang yang banyak dari ayahku?""Tega kamu, Ndre, meski bagaimana pun, dia adalah darah dagingmu.""Lalu kamu mau apa?""Dia berhak mendapatkan kasih sayangmu, pengakuan darimu juga semua yang anak-anakmu dapatkan.""Izinkan aku untuk bertemu dengannya.""Oke, tentu saja."Setelah itu Andre mengirimkan pesan pada Melati terlebih dahulu.[Melati, kamu minta Fahri mengantarkan kamu pulang, nanti kita ngobrol di rumah aja, soalnya mas ada urusan penting.][Oke,] balas Melati."Mas Andre gak jadi kesini, kamu antar aku pulang aja," ujar Melati pada Fahri di perjalanan."Aku masih ingin bersamamu, karena aku belum siap untuk bertemu Mama, jujur saja sulit bagiku untuk menerima kenyataan kalau ternyata Mama menculikku saat masih bayi. Dia memisahkan aku dari kedua orangtuaku. Akan berbeda jika Mama mengambilku dari panti asuhan, mungkin aku tak akan sekecewa ini.""Kita pulang ke rumahku aja, nanti kamu bisa beristirahat di sana."Fahri
"Mas sangat menyesal telah melakukannya, Melati, mas mohon maafkan mas.""Mengapa kamu gak bilang dari dulu?""Sebenarnya saat itu ayahnya mas pernah menyuruh Kristal untuk menggugurkan kandungannya dengan memberikan uang yang sangat banyak. Namun, tanpa kamu semua tahu, ternyata dia malah pergi ke luar kota dan membesarkan anaknya di sana.""Anak tersebut perempuan atau lelaki?""Perempuan, sekarang usianya sudah 14 tahun.""Meski berat, tapi aku akan menerima semuanya, Mas. Aku ikhlas jika kamu harus bertanggung jawab atas kehidupan anak itu. Tapi aku ingin bertemu dengan anak itu.""Melati..." Andre menggenggam tangan wanita bermata sipit dan berhidung mancung itu."Iya, Mas, kenapa lagi?""Kristal meminta mas untuk menikahinya.""Lalu, apa tanggapan Mas?""Tentu saja mas gak mau, karena dia hanyalah masa lalu mas.""Bawa saja mereka ke rumah ini, Mas, biar aku mendengar dari mulutnya, apa yang dia inginkan.""Kamu yakin?" Andre tampak ragu, karena ia sama sekali tak menginginkan k