Share

Part 42

Part 42

Pov Sutinah

Begitu mataku terbuka, aku melihat pemandangan kamar yang biasa aku tempati ada di rumahku. Aku bingung sejak kapan aku sudah ada di sini, bukankah sebelumnya aku merasakan pusing dan posisiku berada di toko emas.

Emas? Kalung dan cincin yang akan aku jual? Hilang entah ke mana, aku langsung menangis begitu melihat anakku, Didik, Purwanto dan Iwan masuk bersamaan ke dalam kamar.

“Alhamdulillah, Ibu sudah sadar akhirnya. Ibu kenapa pingsan di toko emas? Syukur saja pelayan toko berinisiatif menghubungi aku melalui handphone Ibu. Loh?? Kok Ibu menangis, ada apa?” cecar Didik sedangkan kedua adiknya melihat ke arahku dengan wajah cemas.

“Kapan Ibu pingsan dan kenapa bisa sampai sini?” aku masih tak percaya apa yang telah terjadi padaku, begitu cepat pencopet berkumis itu mengambil perhiasan yang aku taruh di dalam tas, herannya hanya perhiasan yang dia ambil, sedangkan boks merah diletakkannya begitu saja.

“Aku dihubungi oleh pemilik toko emas tapi pakai handphone
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status