Home / Young Adult / Ibu Muda Anak Mas Duda / Antara Tugas dan Hati

Share

Antara Tugas dan Hati

Author: Ocki yunita
last update Last Updated: 2024-11-27 20:55:08

Tak terasa, cahaya pagi mulai menerangi ruangan melalui celah jendela.

Naya terbangun dengan tubuh yang sedikit lelah.

Mungkin karena pekerjaan barunya, ia merasa lebih capek dibanding sebelumnya ketika hanya mengurus Chelly?

Dengan hati-hati, Naya mendekati box bayi, di mana Chelly masih tidur nyenyak. "Cantik banget, pasti kayak ibunya," gumam Naya sambil tersenyum.

Setelah itu, Naya pergi untuk membersihkan diri. Setelah selesai, ia melangkah kembali menuju box bayi untuk memastikan Chelly masih tidur.

"Mumpung masih tidur, aku ke kamar Raka dulu," pikir Naya.

Di kamar Raka, ia mulai membereskan semuanya, menyiapkan pakaian kerja Raka, serta kebutuhan lainnya.

"Pa-pagi, Pak!" Naya merasa gugup melihat Raka yang keluar dari kamar mandi dengan rambut basah, hanya mengenakan handuk.

"Pagi," jawab Raka singkat.

"Baju sudah saya siapkan di ruang ganti, Pak!" Naya melapor.

"Hmm," jawab Raka sambil melewati Naya. Tiba-tiba, ia berhenti. "Oh ya, jangan lupa tugas kamu, bawakan saya makan siang nanti. Saya mau masakan kamu, bukan yang lain!"

"Baik, Pak!" jawab Naya dengan senyum.

Setelah memastikan semua sudah siap, Naya keluar kamar dan melangkah ke arah ruangan lain untuk memeriksa Chelly. Namun, saat ia melangkah mundur, ia menabrak sesuatu.

"Aduh, keras banget... Eh!" Naya mengusap kepalanya, lalu mendongak.

la terkejut melihat siapa yang ia tabrak.

"Hati-hati, Nona!" Suara pria itu terdengar lembut, tetapi dalam.

"Oh, maaf!" jawab Naya, canggung.

Pria kekar dengan tubuh tegap itu tersenyum padanya. Naya, terpana oleh penampilan pria itu, yang tampaknya sangat berotot dan tampan. Namun, ia segera sadar bahwa pria itu dan teman-temannya adalah bodyguard di rumah Raka!

"Kalian bodyguard di sini?" tanya Naya, masih bingung.

"Ya, kami yang akan menjaga setelah ini!" jawab salah satu bodyguard, sementara pria yang menabraknya tersenyum lagi.

"Oh...." Naya hanya bisa mengangguk, masih merasa canggung.

Tak lama, Naya pun pamit.

Dia menenteng kotak makanannya dengan langkah cepat menuju kantor Raka Wijaya.

Tapi siapa sangka, pagi ini ia sudah dibuat kesal?

Pasalnya, meski tahu ada makanan yang diantar oleh wanita bernama Maria, Raka tetap memintanya membawa masakan.

Tanpa disadari, bodyguard di sudut ruangan memperhatikan Naya. "Tunggu, Nona. Jangan dibuang kotak makanan itu mubazir kalau di buang!" katanya ketika melihat Naya hendak melempar makanan ke tempat sampah.

"Apa?" Naya menoleh tajam, tapi wajah Endra yang murah senyum sedikit meluluhkan emosinya.

***

 "Luar biasa, Nona. Makananmu sangat enak. Sayang sekali kalau dibuang!" 

Melihat pria di depannya makan dengan lahap, Naya tersipu.

Ia merasa diapresiasi. "Terima kasih. Kalau suka, habiskan."

"Salam kenal. Saya Endra. Kamu baru di sini?" Endra tersenyum, menjabat tangan Naya.

"Benar. Aku Naya, pengasuh Chelly, anak Pak Raka," jawab Naya.

Setelah percakapan singkat itu, Naya kembali masuk ke rumah.

Malam harinya, Naya baru bisa bersantai sejenak setelah Chelly tertidur. Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Mbak Yuni datang memberi kabar, "Naya, Pak Raka sudah pulang dari perusahaan."

"Kenapa cepat sekali?" gumam Naya. Ia menyiapkan diri menyambut majikannya.

"Selamat malam, Pak. Mau makan atau mandi dulu? Air hangat akan segera saya siapkan," sapa Naya sopan.

Namun, Raka menatapnya dengan wajah masam. "Di mana makanan yang aku minta?"

Hah?

"Pak, saya sudah ke kantor tadi, tapi melihat Maria sudah mengantarkan makanan, saya merasa tak perlu masuk." Naya mencoba menjelaskan.

Tapi, wajah Raka semakin dingin! "Kamu pekerja, Naya. Tugasmu adalah mengikuti perintahku, terlepas dari siapa pun yang ada di sekitarku. Kalau aku minta, kamu harus datang!"

"Pak, saya sudah masak sepenuh hati. Tapi kalau akhirnya tidak dimakan, saya berikan saja pada orang lain daripada dibuang."

Mendengar jawaban itu, Raka mencengkeram pergelangan tangan Naya. "Ikut saya!"

Naya ditarik ke kamar mandi, matanya membelalak saat Raka mendorongnya ke arah bathtub yang sudah terisi air dingin karena belum diberi air panas.

"Pak, apa yang Anda lakukan?" seru Naya, panik.

Namun, Raka malah membuka kancing bajunya dengan tenang. "Hukuman atas kelalaianmu adalah memandikan saya malam ini."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ibu Muda Anak Mas Duda   Doa dan Harapan

    Naya tersenyum sambil mengamati bayi kecil yang tertidur dalam pelukan Maria. "Aku senang bisa jadi bagian dari perjalanan ini, Kak. Tapi sekarang, aku rasa sudah waktunya aku pulang ke rumah. Aku juga kangen anak-anakku." Maria tersenyum lembut. "Iya, Nay. Terima kasih sudah banyak membantu kami. Anak-anakmu pasti sudah menunggu." Tak lama kemudian, suara klakson terdengar dari luar rumah. Raka, suami Naya, datang menjemputnya. Naya berpamitan dan memberikan kecupan sayang pada bayi Maria sebelum akhirnya beranjak pergi bersama suaminya. Setelah Naya pulang, Tommy menatap Maria yang tengah menimang bayinya. "Kita harus segera mencari nama yang bagus untuk anak kita. Aku ingin sesuatu yang punya makna mendalam." Maria mengangguk setuju. "Aku juga berpikir begitu. Bagaimana kalau Adrian? Nama itu berarti kuat dan pemberani." Tommy tersenyum. "Aku suka. Adrian, anak kita yang kuat

  • Ibu Muda Anak Mas Duda   Kembali Ke rumah

    Hari itu, matahari bersinar lembut, menandai awal babak baru dalam kehidupan Maria dan Tommy. Setelah beberapa hari di klinik, bidan Desi akhirnya mengizinkan Maria pulang bersama bayinya. Kebahagiaan terpancar dari wajah mereka saat mengemasi barang-barang yang telah menemani hari-hari pertama mereka sebagai orang tua.Tommy dengan penuh perhatian menuntun Maria keluar dari ruangan, sementara Naya sibuk menggendong si kecil dengan penuh kasih sayang. "Aduh, Kak, aku nggak rela lepasin ponakanku ini. Gemes banget!" katanya dengan nada bercanda.Maria tertawa lemah. "Hush, nanti dia jadi manja kalau kamu terus gendongin."Tommy tersenyum melihat interaksi mereka. "Yuk, kita pulang. Si kecil pasti lebih nyaman di rumah."Setibanya di rumah, suasana begitu hangat. Ruang tamu telah didekorasi sederhana dengan balon-balon berwarna pastel dan tulisan 'Selamat Datang, Baby!' yang dibuat oleh Naya dan beberapa anggota keluarga lainnya. Maria terharu melih

  • Ibu Muda Anak Mas Duda   Junior Baru

    Hadiah Terindah Mobil melaju kencang menembus keheningan malam. Tommy menggenggam erat tangan Maria, mencoba memberikan ketenangan di tengah kepanikan yang melanda. Napas Maria semakin memburu, setiap kontraksi yang datang membuatnya semakin sulit menahan rasa sakit. Setibanya di klinik, bidan Desi dan timnya sudah bersiap. Maria segera dibawa ke ruang bersalin, sementara Tommy tetap berada di sisinya, tidak melepaskan genggaman tangannya sedetik pun. "Kamu pasti bisa, Sayang. Aku di sini," bisik Tommy dengan suara bergetar. Maria mengangguk lemah, matanya berkaca-kaca. Ini adalah momen yang ia nantikan sekaligus takuti. Dengan seluruh kekuatan yang tersisa, ia berjuang melahirkan buah cinta mereka. Waktu seakan berjalan begitu lambat. Hingga akhirnya, tangisan nyaring seorang bayi pecah di ruangan itu. Tommy menahan napas, matanya langsung tertuju pada sosok kecil yang kini bera

  • Ibu Muda Anak Mas Duda   Mendekati Persalinan

    Beberapa bulan telah berlalu. Hari-hari terus berjalan, mendekatkan Maria pada masa persalinannya. Tommy pun untuk sementara menghentikan pekerjaannya di kebun demi merawat sang istri. Dengan penuh kasih sayang, ia memastikan Maria tidak perlu bersusah payah melakukan apa pun. Bahkan, ia melarangnya bergerak terlalu banyak agar tetap beristirahat. Beruntung, Naya adik perempuan Tommy turun tangan mengurus pekerjaan rumah, memastikan segala sesuatunya tetap berjalan dengan baik. Maria merasa tubuhnya gerah, sesuatu yang biasa dialami oleh wanita yang tengah hamil tua. Ingin menyegarkan diri, ia pun memutuskan untuk mandi. Namun, saat hendak masuk ke kamar mandi, Tommy segera menahannya. "Maria, jangan mandi sendiri. Aku khawatir kamu terpeleset," ujar Tommy dengan nada cemas. Maria tersenyum kecil. "Aku baik-baik saja, Tom. Aku hanya ingin segar kembali."

  • Ibu Muda Anak Mas Duda    Pengalaman Pertama di Sawah

    Setelah beberapa hari Tomi pulang dari rumah sakit, Naya dan Raka memutuskan untuk membantu mengurus sawah yang disewa Tomi. Karena Tomi masih dalam masa pemulihan, mereka ingin memastikan bahwa pekerjaan di sawah tetap berjalan lancar. Di rumah, Naya sedang menyiapkan sarapan di dapur, sementara Raka duduk di meja makan sambil membaca berita di ponselnya. Naya menoleh ke arah suaminya. "Mas, gimana kalau kita bantu Mas Tomi urus sawahnya dulu? Dia kan masih belum sepenuhnya pulih." Raka meletakkan ponselnya dan menatap Naya dengan ragu. "Bantu di sawah? Aku nggak pernah turun ke sawah sebelumnya, Nay. Takutnya malah nggak bisa ngapa-ngapain." Naya terkekeh. "Nggak ada salahnya coba, kan? Lagi pula, Mas Tomi juga kerja sendiri di sana. Kalau kita bantu sedikit aja, pasti bakal meringankan bebannya." Raka menghela napas dan tersenyum kecil. "Ya udah, aku ikut. Tapi jangan harap aku bakal jago langsung, ya."

  • Ibu Muda Anak Mas Duda   Pulang ke Rumah, Kembali ke Hangatnya Keluarga

    Setelah lima hari menjalani perawatan di rumah sakit, akhirnya Tomi diperbolehkan pulang oleh dokter. Kabar ini membuat Maria, istrinya, merasa lega dan bahagia. Sebagai langkah selanjutnya, ia segera menghubungi adik iparnya, Naya, untuk datang ke rumah sakit dan membantu mereka pulang ke rumah. Dokter tersenyum dan berkata, "Bu Maria, setelah lima hari menjalani perawatan, kondisi Pak Tomi sudah cukup stabil. Kami sudah memeriksa hasil lab dan tidak ada yang mengkhawatirkan. Jadi, hari ini beliau sudah boleh pulang." Maria menghela napas lega, lalu berkata, "Benar, Dok? Syukurlah… Saya sangat lega mendengarnya. Apa ada pantangan khusus untuk Tomi di rumah?" Dokter mengangguk dan menjelaskan, "Ya, pastikan beliau banyak beristirahat dan jangan terlalu lelah. Makan makanan bergizi dan jangan lupa kontrol sesuai jadwal. Jika ada keluhan seperti pusing atau nyeri yang tidak biasa, segera kembali ke rumah sakit."

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status