Share

Mengaku Hamil

Author: CitraAurora
last update Last Updated: 2024-03-26 23:20:25

"Mas aku tidak suka ya jika kamu dekat dengan si Anisa itu!"

Ucapan Ana membuat Leo mengerutkan alisnya, baru saja dia bangun dari tidur setelah pergulatan panas mereka tapi Ana sudah mengeluarkan kata-kata yang membuatnya bingung.

"Apa maksud kamu?" tanyanya balik.

"Aku tidak suka cara kamu memperlakukannya Mas, pake acara pegang-pegang segala!"

"Kamu cemburu?"

Pria itu segera memakai pakaiannya kembali, dia mengambil rokok yang ada di meja lalu menyulutnya.

"Aku melakukan hal itu karena tidak ingin hal buruk terjadi dengan anak kita, tidak lebih," ujarnya santai sambil menikmati sebatang rokok yang dia sulut.

Terdengar helaan nafas dari mulut Ana, meski masih merasa cemburu tapi dia tidak bisa berbuat lebih karena memang posisi Anisa saat ini adalah ibu surogasi anaknya.

"Tetap saja kamu harus jaga jarak Mas," sahut Ana.

Leo tertawa, dia merasa heran dengan istrinya, bukankah pencetus ide ibu surogasi adalah Ana? tak hanya itu Ana juga memaksa dirinya untuk ikut andil dalam merawat Anisa tapi setelah dia ikut andil Ana malah cemburu.

"Apa sih mau kamu? kamu pencetus ide ini, kamu juga yang memaksa aku bahkan meminta aku untuk menganggap Anisa itu kamu dan sekarang setelah aku turuti semua kamu malah marah dan cemburu."

Skak mat, Ana mati kutu dengan ucapan Leo, bukan seperti itu maksudnya, memang dia meminta Leo untuk turut andil tapi bukan seperti ini juga caranya.

"Memang aku meminta kamu untuk ikut andil Mas tapi nggak gini juga caranya."

Lagi-lagi keduanya terlibat cekcok, beberapa waktu yang lalu baru saja mereka bercinta dengan panas tapi kali ini keduanya malah berdebat hebat.

"Sudahlah, jika kamu tidak suka caraku, hentikan kegiatan bersama teman-teman kamu itu, kamu ambil alih lagi peranku."

Tak ingin kegiatannya diganggu, Ana segera menggeleng, dia benar-benar tidak bisa melepas teman-temannya, baginya geng sosialitanya adalah yang nomor satu.

"Tidak bisa mas!"

Leo menghela nafas, entah mengapa sang istri begitu mendewakan teman-temannya bahkan dirinya bukan prioritas utama lagi padahal segala bentuk pendanaan darinya.

Drama telah selesai, baik Leo dan Ana masih membisu hingga Leo beranjak karena ponselnya berdering.

Entah siapa yang menghubunginya hingga dia harus membuka pembicaraan lagi dengan Ana.

"Besok ada acara di rumah, kita harus pulang."

Ana kembali menghela nafas, dia sangat tidak suka jika diajak Leo pulang karena pasti kedua orang tua Leo mendesaknya untuk segera hamil, bahkan mereka akan berkomentar mengenai kegiatan sosialita bersama teman-temannya.

"Malas banget aku Mas, memangnya acara apa sih!" Bola mata Ana memutar malas.

"Papa ulang tahun."

Ana tidak bisa menolak lagi, acara ulang tahun mertuanya adalah acara yang harus dihadiri dan tidak boleh dilewatkan.

"Perasaan baru kemarin ulang tahun, cepat sekali ulang tahun lagi." Dia menggerutu, merasa kesal karena harus hadir.

####

Malam itu Ana dan Leo bersiap berangkat ke rumah kedua orang tua mereka, Ana memakai pakaian terbaiknya begitu pula dengan Leo.

Ketika mereka keluar dari kamar, terlihat Anisa yang juga ingin masuk ke dalam kamarnya.

"Anisa, apa kamu sudah makan?" tanya Leo yang agak khawatir dengan keadaan Anisa hari ini, berbeda dengan beberapa waktu yang lalu, dia hari ini terlihat payah dan pucat.

"Sudah Tuan," jawab Anisa dengan menunduk.

"Yakin sudah makan?" Leo kurang puas dengan jawaban Anisa, sehingga dia bertanya lagi.

Anisa mengangguk, ada Ana yang menekannya jadi mana berani dia tidak makan.

"Tapi kenapa kamu sangat pucat?"

Leo berkali-kali memastikan ibu pengganti anaknya, dia tidak ingin jika terjadi apa-apa dengan Anisa.

"Besok kita periksa."

Ana kini menatap Leo dengan tatapan heran, hanya pucat dan payah tidak harus periksa.

"Tidak perlu Tuan, obat saya masih ada."

Tak ingin sang suami bercengkerama lama-lama dengan Anisa, Ana segera menarik lengan Leo, "Ayo Mas, nanti telat, lagipula pucat dan payah adalah hal wajar kamu nggak usah lebay."

"Tapi sayang...." Tangan Ana menyilang di bibir suaminya seolah tidak mau mendengar alasan Leo.

Tanpa berkata apa-apa lagi Leo dan Ana pergi meninggalkan Anisa yang masih berdiri di depan kamarnya.

"Sudahlah mas jangan terlalu perhatian padanya."

"Dia kan mengandung anak kita, memangnya kamu mau anak kita kenapa-kenapa," sahut Leo.

Lagi-lagi respon Leo tidak seperti yang dia harapkan, suaminya saat ini lebih pro ke Anisa daripada dirinya yang berstatuskan istri.

Singkat cerita, keduanya telah tiba di rumah kedua orang tua Leo, acara ulang tahun Papa Leo cukup meriah meski yang datang hanya keluarga saja.

"Leo." Mama Leo datang mendekat dia sangat senang karena anak kesayangannya bisa hadir.

Wanita paruh baya itu menggandeng sang anak masuk ke dalam rumah, dan meninggalkan Ana yang mendengus kesal karena tidak dianggap.

"Dasar nenek lampir, lihat saja jika semua harta kalian jatuh ke tangan Leo, aku akan menendang kalian ke panti jompo."

Tertawa iblis keluar dari mulutnya, yang dipikirkan Ana hanya lah uang, uang dan uang.

Dengan malas Ana masuk ke dalam rumah, kedua bola matanya memutar mencari keberadaan Leo dan ibu mertuanya.

Tahu sang istri mencarinya Leo pun memanggil Ana dan mengajaknya untuk duduk bersama dengan keluarga besarnya.

"Sayang kemarilah!" teriak Leo.

Ana tersenyum lalu berjalan menuju tempat dimana Leo dan keluarganya duduk, Dia memberikan hadiah jam tangan mewah kepada sang papa, tak lupa dia mengucapkan selamat ulang tahun untuk papa mertuanya tersebut.

"Selamat ulang tahun pa, semoga panjang umur dan apa yang dicita-citakan terkabul."

Papa Leo tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada Ana, namun berbeda dengan sang mama yang mencibirkan bibir tanda tidak suka. Wanita paruh baya itu merasa jika Ana tidak tulus , dia baik di depan mereka hanya karena warisan semata tidak lebih.

Kali ini pembicaraan keluarga besar itu mengarah ke keturunan, Mama Leo meminta Ana untuk segera hamil dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruknya setiap hari, menurutnya tugas istri adalah mengabdi kepada suami, menunggu suami pulang bukan keluyuran dan berlibur kemana-mana.

"Jika ditinggal Mas Leo, aku merasa jenuh, Ma. Oleh karena itu, aku mencari hiburan di luar. Apa itu salah?"

Mama Leo mendelik tajam mendengar jawaban Ana. "Jelas salah!" katanya tegas. "Soal hiburan, daripada kamu keluyuran tidak jelas ... cobalah untuk memikirkan memiliki anak, Ana. Kamu tidak akan butuh hiburan lain, kalau di rumahmu ada anak kalian."

Leo seketika terdiam. Dia merasakan rasa canggung, dan berdebar secara bersamaan. Ucapan mamanya mengingatkan dia pada Anisa yang kini tengah mengandung buah hati dia dan Ana.

Membayangkan suasana rumah yang akan berubah jadi hangat dan ramai, membuat Leo tersenyum tiba-tiba. Dia sungguh tidak sabar menunggu anaknya lahir.

Namun, senyum Leo seketika pudar ... begitu Ana menyahut dengan gegabahnya pada sang mertua, "Mama tenang saja. Saat ini ... aku sudah hamil 3 bulan."

Mama Leo terkejut, "Hamil? Yang benar?"

Ana mengangguk disertai senyum lebar, lalu menatap Leo meminta dukungan. "Iya kan, Mas?"

Leo tergugu. Dia bingung harus menjawab apa.

"Benarkah Le? Ana hamil?" Pertanyaan sang Mama terulang kembali.

"I-iya Ma."

Tak ingin menerima banyak pertanyaan Leo segera mengajak Ana pulang, "Kami pulang dulu, aku lupa besok ada Meeting pagi."

pria itu nampak sedikit menyeret istrinya, dia begitu kecewa dengan pengakuan sang istri, seharusnya kehamilan Anisa dirahasiakan bukannya malah diklaim di depan keluarga besarnya.

"Kenapa buru-buru pulang sih Mas, mereka mau mengucapkan selamat padaku!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ibu Pengganti Untuk CEO Dingin   Selamat Menikmati Penyesalanmu

    "Asal kamu tau Leo, aku menculik Anisa juga karena perintah dari istrimu, dia sama seperti kamu yang mengiming-iming uang yang banyak." Leo yang kesal melayangkan pukulan kembali, bahkan dia meminta pihak kepolisian untuk mengeksekusi Raka saja."Biar pengadilan yang memutuskan Pak Leo." Raka tertawa melihat ekspresi Leo, "Kamu pasti tidak percaya kan kalau istri kamu itu serigala berbulu domba." Petugas yang tidak ingin ada pertengkaran, segera membawa Raka masuk ke dalam, sedangkan Leo masih terduduk lemas tak percaya.Selama ini dia menganggap Ana sudah berubah namun kenyataannya selama ini Ana hanya pura-pura."Dia telah menipu aku dan Anisa Bay," ujarnya lirih.Leo mengambil ponselnya lalu menghubungi Ana, tapi ponsel Ana berada diluar jangkauan.Kesal, Leo pun mengusap rambutnya kasar lalu dia mengajak Bayu untuk kembali lagi ke ibukota.Beberapa jam berlalu, kini dia telah tiba di rumahnya, dia berteriak memanggil Ana.Anisa yang kebetulan ada di dapur segera mengejar Leo ya

  • Ibu Pengganti Untuk CEO Dingin   Istri Kamu Juga Harus Di Hukum

    Arrrggggg Ana mengusap rambutnya dengan kasar, dia benar-benar takut jika kebusukannya terbengkar. "Ini semua gara-gara kamu Anisa!" Di sisi lain, Raka terus saja berpindah-pindah tempat, keberadaannya benar-benar tidak aman karena Leo memperketat penjagaan kepolisian beserta anak buahnya disetiap tempat terlebih pemberhentian transportasi. "Sial!" umpatnya. Agar tidak dikenali Raka selalu menggunakan masker, dia juga menyewa tempat di gang sempit agar sulit ditemukan. Untuk menghindarkan diri dari bahaya, Raka sengaja tidak keluar, kebutuhan sehari-harinya dia pesan melalui online. Suatu ketika, Raka harus membeli beberapa keperluan di mini market, kala itu atas anjuran pihak kepolisian setiap warga yang menggunakan masker harus membukanya. Raka yang sudah terlanjur masuk minimarket mau nggak mau membuka maskernya, dia pikir akan aman tapi salah satu dari customer nampak mengenali Raka dari foto yang disebar. Dia segera menghubungi pihak kepolisian, dan tak perlu waktu lam

  • Ibu Pengganti Untuk CEO Dingin   Kamu Tidak Bisa Diandalkan!

    Mendengar suara Anisa Leo sangat senang, akhirnya istri keduanya sendiri yang berhasil menghubunginya. Setelah menjelaskan semua di sambungan telpon, dia sampai menangis karena sangat rindu dengan anak serta suaminya itu. "Aku akan segera menjemput kamu sayang." Setelah panggilan terputus, Leo segera mengajak Bayu untuk ke daerah yang diinfokan oleh Anisa, untuk menghemat waktu, mereka menggunakan heli pribadi miliknya. Setelah beberapa jam mengudara, akhirnya mereka telah tiba di daerah tempat Anisa berada, melihat istrinya Leo segera berlari, rasa rindu di dadanya benar-benar tak tertahankan. "Sayang," katanya dengan air mata yang terjatuh. "Aku kangen Mas," sahut Anisa dengan menangis pula. Pasangan suami istri yang menolong Anisa mempersilahkan tamunya masuk, mereka tidak menyangka jika Anisa adalah seorang istri orang kaya. "Saya sangat berterima kasih karena kalian sudah menyelamatkan istri saya." Pasangan suami istri itu yang mendengar cerita Anisa tentu menyayangkan

  • Ibu Pengganti Untuk CEO Dingin   Bisa Kabur

    Mendapatkan perlakuan manis dari Leo membuat Lean menurut, bayi itu perlahan menghisap puting sintesis dan minum cukup lahap susu formula yang diberikan Leo padanya.Nyaman digendong sang Papa membuat bayi itu terlelap dalam rasa lelah karena seharian menangis."Kasian kamu Nak," kata Leo dengan mata membasah.Bayi sekecil itu paham ucapannya, betapa merindukannya dia dengan sesosok ibu penggantinya."Kasian dia Ana." "Iya Mas, dia sangat menyayangi Anisa." Ana sungguh kesal dan muak dengan anaknya yang lebih menyayangi perempuan yang bukan ibu kandungnya.Setelah susu habis, Leo meletakkan Lean di kamarnya, dia meminta Ana untuk menunggui putranya tidur."Baik Mas." Dia masih melakoni drama yang diperankannya, meski rasanya dia tak sanggup lagi dengan semua ini."Kesal sekali aku, bayi ini menyusahkan. Kenapa sih lahir nggak langsung besar saja." Dia berkacak pinggang sembari menatap sang anak.Keesokan harinya, Leo mendatangi kantor polisi lagi, untuk kasus ini Leo diminta untuk

  • Ibu Pengganti Untuk CEO Dingin   Akting Ana Sungguh Epic

    "Mas kamu jangan macam-macam Mas, ini untuk anakku bukan untuk yang lain," Anisa segera menjauh dari Raka.Raka tertawa mendengar ucapan Anisa, "Alah pasti Leo juga menyusu," sahutnya."Mas Leo adalah suamiku Mas, sedangkan kamu orang lain!" Raka menarik tangan Anisa, dia sangat kesal jika teringat Leo yang meminta Anisa."Tapi Leo yang membuat aku menceraikan kamu!" "Kalau kamu tidak mau kenapa kamu menerima uangnya!" Raka kembali tertawa, siapa yang tidak tergiur dengan uang ratusan juta."Lagipula bukankah kamu memiliki wanita lain Mas," imbuh Anisa."Jadi kamu cemburu Anisa." Anisa menggeleng, dia yang sudah tidak tahan dengan sakit di dadanya meminta ijin Raka untuk ke kamar mandi, dia ingin mengeluarkan Asinya agar tidak sakit.Raka yang takut Anisa kabur, mengikuti mantan istrinya dan menunggu di depan kamar mandi.Di dalam kamar mandi, Anisa membuang asinya hal ini membuatnya mengingat sang anak. Biasanya Lean lah yang menghabiskan persedian asinya bahkan sampai kurang."M

  • Ibu Pengganti Untuk CEO Dingin   Di Pucuk Gunung

    Ucapan Bayu membuat Leo mematung, apa mungkin yang membawa Anisa pergi adalah orang lain?Dia segera mengambil ponsel, dengan sekali pencet kini panggilannya sudah tersambung dengan sopir sebenarnya. "Kamu dimana!" Segera Leo bertanya, dan sopirnya segera menjawab kalau dirinya di rumah.Tubuh Leo melemas, ternyata benar Anisa telah diculik.Dia meminta pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan di rumahnya, selain mencari mobil Ana.Leo, Bayu dan Ana pulang ke rumah yang diikuti oleh pihak kepolisian. Dia juga memerintahkan semua pelayan di rumahnya berkumpul untuk dimintai keterangan.Rencana epic Ana benar-benar membuat semua tidak tahu apa-apa, bahkan sopir yang selalu standby juga tidak tahu jika ada seorang penyusup. "Kami tidak tahu apa-apa Tuan, saya kira tadi Nyonya Ana keluar dengan Anisa tanpa sopir." Keterangan sopir membuat Leo marah, bagaimana bisa mereka semua seceroboh ini, bahkan ada penyusup masuk satu pun tak ada yang tahu."Aku kira tadi itu kamu Pak, aku d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status