Beranda / Rumah Tangga / Ibu Susu Anak Dosenku / 6. Tak Sengaja Melihat

Share

6. Tak Sengaja Melihat

Penulis: Blue Rose
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-24 12:32:30

Untungnya, Bi Tati menyusul masuk dengan teko di tangannya.

Wanita paruh baya itu langsung menyapa mantan Nyonya mansion itu yang sedang menatap Lela.

"Selamat datang, Nyonya. Mau ketemu sama Tuan Muda ya?" tanya Bi Tati.

Jujur, Lela kaget karena Bi Tati terlihat sangat berani menghadapi Riri yang memiliki wajah judes itu.

Bi Tati bahkan tak peduli dengan Riri yang terlihat kesal.

"Hallo, kamu pengasuh barunya?" tanya wanita itu menatap tajam Lela.

Lela mengangguk, "Betul, Nyonya."

"Gak pelu panggil Nyonya, aku bukan istri Bos kalian lagi," ujarnya lalu maju untuk melihat putranya.

Baby Dam terlihat menatapnya dengan heran seolah menelisik siapa yang ada di depannya.

Melihat respon Baby Dam yang pasif, wajah Riri seolah kecewa dan langsung melepaskan tangannya dari kepala si bayi.

"Ck! Saya pamit dulu!" ujarnya pergi dari sana.

Bi Tati pun mengikutinya, meninggalkan Lela dengan Baby Dam. Melihat kepergian sang ibu, Baby Dam seolah tak merasa terusik, ia hanya diam dan menikmati bermain sendiri dengan dunianya.

Entah kenapa Lela merasa tak nyaman, hatinya terusik dan merasa prihatin. Namun, Baby Dam sama sekali tidak merasakan apa-apa, ia benar-benar mengabaikan ibu kandungnya.

"Sayang, kalau besok kamu sudah besar, kamu temui Mama kamu terus bilang kalo kamu sayang sama dia, ya," ujar Lela.

Ia mencium kening Baby Dam dengan hikmat, membuat Baby Dam malah tertawa geli.

Siangnya, Lela pun menuju kampus untuk bimbingan dengan Bara seperti yang sudah disepakati.

Meski mereka tinggal di atap yang sama, Bara tetap menyarankan untuk membuat janji di kampus bukan di rumah.

Hal itu bertujuan untuk menegaskan profesionalismenya sebagai seorang dosen dan mahasiswa bimbingan.

Jadi di sinilah Lela--menunggu Bara melihat hasil revisiannya.

Pria itu terlihat mengetik di laptopnya, tetapi Lela tidak tau apa yang ia kerjakan.

Hanya saja, kali ini Lela tidak diwajibkan untuk mencetak hasil revisinya dan hanya menyerahkan soft copy.

Ting!

"Sudah saya kirimkan, silahkan kamu pahami, kemudian tanyakan jika ada yang perlu kamu ketahui!" perintah Bara--memecah keheningan.

"Baik, Pak, terima kasih."

Lela lantas membuka emailnya dan melihat ada file yang tadi dikoreksi Bara.

Padahal, ia sudah optimis bahwa ia sudah mengikuti kiat-kiat yang diberikan Bara sebelumnya. Tetapi, ia salah lagi.

Ada banyak sekali coretan di sana...!

Melihat Bara yang tampaknya sibuk mengerjakan sesuatu, Lela jadi ragu. Tapi, dia ingin sekali memprotes ini!

"Pak, mohon maaf izin bertanya. Di bab tiga ini, saya sudah mengikuti seluruh catatan Bapak yang kemarin," ujarnya, "Tapi, kenapa--"

Belum sempat menyelesaikan ucapan, Bara sudah memotongnya, "Mana catatan saya yang kemarin?"

"Tidak saya bawa Pak, ketinggalan di rumah," ujar Lela menyesal.

"Kalau mau protes, sertakan bukti. Udah kerjain aja sesuai yang saya koreksi!"

Lela mengepalkan tangan menahan, kesal.

Rasanya, Bara sedang mempermainkannya!

Padahal, gadis itu sudah berusaha memenuhi standar yang Bara sampaikan padanya. Tapi, kenapa malah sekarang ia membuat revisiannya semakin banyak dan rumit?

"Tapi, kemarin Bapak menulis kalau menggunakan data ini gak apa-apa, sekarang kenapa jadi tidak bisa?" protes Lela lagi.

"Lela, kalo kamu protes terus, kamu gak selesai-selesai. Saya tunggu besok siang!" ungkap Bara langsung pergi dari sana.

Lela terdiam. Jelas, dirinya stress.

Segera, dia berkutat di perpustakaan--mencari referensi, mencatat yang ia perlukan, dan mengetik dengan gila-gilaan!

Dia merasa Bara sengaja memberikan kasus yang jarang ditangani sehingga informasinya sangat langka.

Dan Lela ... harus mengumpulkan semua itu besok siang!

"Ya Allah... begini amat punya Dosen Pembimbing," keluhnya berbisik.

Kepalanya mau pecah. Rasanya menyesal mengambil topik aneh ini.

Tapi, dia pun sadar Bara juga tidak akan membiarkannya mengerjakan topik yang mainstream.

Pria itu tipe Dosen yang selalu ingin 'beda'. Keluhan itu bukan hanya ia yang rasakan, tapi semua mahasiswa bimbingannya.

Mereka sampai membuat grup chat tanpa Bara untuk menggunjing pria itu dengan bebas.

Tapi, Lela selama ini diam saja.

Sekarang, dia rasanya ingin join misuh-misuh bersama mereka.

Namun, siapa sangka kalau stres akan skripsi ini akan berdampak besar bagi Lela dan Bara?

Sebab, ini mempengaruhi banyaknya asi yang ia hasilkan untuk Baby Dam!

"Oeeeee!"

Baby Dam menangis saat disusui oleh Lela, padahal biasanya ia akan gembira saat menerima susu darinya.

"Ada apa ini?" tanya Bi Tati.

Lela menggeleng, bingung. "Gak tau Bi, aku kira asiku gak enak, tapi rasanya gak berubah kok."

"Loh kenapa ya?" tanya Bi Tati, lalu mengangkat Baby Dam dari gendongan Lela dan menimangnya.

Ia kira mungkin Baby Dam sedang bosan atau tidak nyaman?

Diceknya juga popok Baby Dam yang ternyata baru diganti.

Bayi itu juga sudah mandi.

Bi Tati bingung. Dia pun mengajak Baby Dam ke taman, lalu bermain dan berputar-putar di sana, tapi tangisnya belum juga reda.

Bahkan, sampai Bara pulang!

Melihat anaknya menangis, pria itu pun menghampirinya dan mencoba mengangkatnya, tapi Baby Dam memberontak dan mencari seseorang sambil menangis.

"Lela mana, Bi?" tanya Bara to the point.

"Di kamar, Tuan. Lagi mompa Asi," balas Bi Tati.

Entah mengapa, wajah Bara kelihatan sekali mengeras melihat anaknya tantrum. Ia pun segera menghampiri kamar Baby Dam yang agak terbuka sedikit, di sana Lela sedang membelakangi pintu.

Sret!

Lela pun kaget dan menoleh, ia tak menyangka kalau yang datang Bara.

"Pak...?"

Panik, Lela segera merapihkan bajunya dan hijabnya, ia sungguh malu dengan posisi sedang memompa asi meskipun dari belakang.

Sementara itu, Bara yang pun terkejut. Dia bahkan sampai terbengong! "Kamu..."


Blue Rose

Kamu apa, Bar? Komen yuk!

| 29
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ibu Susu Anak Dosenku   Extra Part: Sakinah Bersama Lela

    Lela mengalihkan pembicaraan agar Bara tidak fokus pada itu. "Aku ngantuk dan capek, tidur di kamar yuk! Katanya mau ngecas energi?" Ia langsung berdiri dan merentangkan tangan minta dipeluk. Bara pun tak membahas apa yang ia tanyakan tadi pada istrinya, dan segera menyambut pelukannya. Namun, sebelum itu ia meminta Bi Tati untuk memindahkan Damien ke kamarnya. Apartemen itu ada 1 kamar utama, dua kamar ukuran sedang untuk Baby Alesha juga Damien sendiri-sendiri, dan untuk pembantu satu kamar tapi dua ranjang, ukurannya juga luas. Bara dan Lela masuk kamar dengan bahagia, saking rindunya sampai melupakan anaknya. Untung mereka kaya dan ada yang bisa diperintah, kalau tidak, parah sih. ••• Paginya, Bara dan Lela ke rumah sakit untuk mengunjungi Hendra lagi. Kali ini mereka membawa serta anak-anak, karena ada Bara juga. Namun sebelum mereka masuk, mereka mendengar teriakan Eva. "Mas, padahal tinggal bilang dengan baik-baik kok, kenapa harus pake bahasa yang kasar?!" kesalnya.

  • Ibu Susu Anak Dosenku   200. Berakhir

    Sudah dua pekan Lela di Bandung, tiba-tiba Bara menelpon di jam kerjanya. Biasnaya ia akan mengambil waktu istirahat untuk telpon. "Kenapa sih?" tanya Lela pada suaminya di video call. Namun sepertinya Bara sedang di Mansion, terlihat backgrounnya kamar Damien. "Nih, Damien nangis pingin ketemu Mama katanya," ujar Bara. Kamera pun disorot ke Damien yang sedang menangis, ia terlihat sangat sedih. Lela jadi ketularan sedih dan langsung menghela napas. "Ya Allah Sayangku, kenapa nangis?" tanyanya lembut. "Pingin ikuuuuut," jawab Damien dengan isak tangisnya. Sementata itu Baby Alesha menyembul di balik hijab Lela, ia baru selesai menyusu dan melihat ke arah kamera. "Nih, diliatin Dedek Alesha. Masa Abang gak malu?" ujar Lela. Damien pun mengusap air matanya, ia memang anak yang cukup gengsian. Apalagi sejak Alesha lahir, Damien berperan menjadi kakak jagoan yang selalu melindungi adiknya. Bahkan setiap teman-teman Bara atau Lela datang menbawa anak-anak mereka, Damien

  • Ibu Susu Anak Dosenku   199. Yang Pasti-pasti Aja

    Lela tersenyum masuk ruangan rawat inap Hendra bersama suaminya. Bahkan sedari tadi, Bara terus merangkulnya sampai susah masuk di pintu masuk karena Bara yang besar. "Assalamualaikum, Papi, Mama!" sapa Lela pada mertuanya. Eva pun tersenyum dan langsung berdiri. Lihatlah, ia anggun sekali seperti Ratu Inggris yang penuh etiket. Pakaiannya juga sangat sopan meski tidak berhijab, ia sangat rapih dan berkelas. "Waalaikumsalam, Sayang." "Gimana kabarnya, Papi sekarang?" tanya Bara. "Loh katanya Bara mau balik ke Jakarta?" tanya Eva setelah menyalami dan memeluk Lela. "Iya, ini abis dari sini langsung balik ke Jakarta." Eva mengangguk-angguk, "Papi kamu udah mulai membaik, tinggal pemulihan. Tapi Mama mau Papi kamu dirawat dulu sampai bisa jalan," ujarnya. "Takut banget kalo ada apa-apa nanti, masalahnya kan Nyonya Yun... eh Mami lagi sakit juga, abis tenggelam di kolam waktu di Bali." Lela terkejut, "Loh terus gimana sekarang?" "Udah baik katanya. Dia kayaknya mau

  • Ibu Susu Anak Dosenku   198. Membereskan yang Tersisa

    Hendra terkena stroke dan dirawat di rumah sakit di Bandung. Maka, dalam keadaan itu Bara datang mengunjungi ayahnya dan melihat ayahnya tidak bisa bicara dengan baik. Sayangnya, Bara tidak bisa menjaga ayahnya karena harus bekerja. Kakak-kakaknya juga tak bisa datang karena sudah sibuk dengan pekerjaan dan keluarga mereka di luar negeri. Melihat situasi itu, Lela minta izin pada Bara untuk ikut merawat Ayah mertuanya dan tinggal di sekitar rumah sakit. Awalnya Bara tidak mengizinkannya karena ia khawatir pada Lela yang masih harus bersama dengan Baby Alesha. Akan tetapi, Lela berhasil meyakinkan suaminya dan meyakinkannya bahwa itu adalah baktinya yang harus ia sampaikan kepada mertuanya. Ia berkata pada Bara. "Mas, selama ini aku nggak 100% nyalahin sikap Papi sama aku. Sikapnya itu sangat wajar, karena dia hanyalah orang tua. Umumnya orang tua ya selalu ingin yang terbaik untuk anaknya dan aku mungkin gak masuk pada kriteria dia waktu itu. Wajar buat dia untuk berkomentar

  • Ibu Susu Anak Dosenku   197. Mengunjungi Greg

    Hal yang Lela khawatirkan adalah fakta bahwa ayahnya sudah keluar dari penjara saat ia pulang ke Jakarta. "Kenapa, Sayang?" tanya Bara lembut. "Aku pingin kamu lakuin satu hal." "Apa itu?" tanya Bara khawatir dengan sorot mata istrinya yang penuh ketakutan. "Itu..." Lela berat mengatakannya. "Lindungi Ibu dan adik-adikku. Tolong ya..." Bara berpikir sejenak, "Itu pasti, tapi kenapa?" "Bapakku udah keluar dari penjara, setidaknya tepat kita sampai di Jakarta." Bara terkejut, itu benar. Ayah mertuanya yang kriminal itu harusnya akan keluar dalam hitungan hari. "Aku akan kirim orang untuk melindungi mereka, kamu jangan khawatir. Kalo bisa, aku akan pindahkan mereka. Oke?" "Atau... Biarin ibu dan adik-adik tinggal sebentar di mansion, sebelum kita pindahkan mereka ke tempat lain." Bara pun merasa itu ide yang bagus. "Boleh. Akan aku urus semuanya." "Makasih, Mas." "Apapun buat kamu, Sayang." Lela pun lega mendengarnya, bagaimanapun ayahnya belum tentu jera sete

  • Ibu Susu Anak Dosenku   196. Keguguran

    Bara selesai menggarap urusan di Jepang lebih cepat dari biasanya, ia sudah menyerahkan kasus yang ia alami kemarin pada teman-temannya yang lain. Tentu saja itu dengan bayaran yang sepadan. Namun sebelum Bara dan timnya benar-benar menangkap Dinda, Dinda sendiri sudah menyerah duluan. Mudah untuk ditebak sih, karena Dinda memang tidak punya backing yang kuat. Ia melakukan drama itu dengan model nekat, tanpa berpikir panjang. Dan yang lebih parahnya lagi, muncul berita bahwa Dinda keguguran gara-gara stress. Blenda sendiri yang memberitahu Bara dan teman-temannya. Itu karena Dinda pergi ke kliniknya dan diurus di sana, tempat yang dulu juga tempat kerja Dinda. Di situlah Dinda seolah menerima karmanya lebih cepat dari yang orang kira. Pada akhirnya, Dinda harus menerima semua bantuan yang dilakukan oleh Blenda padanya. Padahal Blenda hanya brrsikap profesional sebagai seorang dokter. Sementara netizen yang heboh pun langsung kecewa, karena ternyata dramanya tidak seru.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status