Home / Romansa / Ibu Susu Anak Pria Miskin / Perselingkuhan Harry

Share

Perselingkuhan Harry

Author: Money Angel
last update Last Updated: 2023-12-11 15:37:51

Bryan mencoba menenangkan dirinya dari kebingungan atas kalimat mengejutkan Jane. Sambil menepuk lembut Lizzie di gendongannya, Jane menceritakan identitas lain tentangnya sebagai pendonor ASI.

Tentang kecelakaan yang mengharuskannya menerima kenyataan harus kehilangan bayinya yang berharga. Tentu saja tanpa menjelaskan apa yang dialami oleh Harry yang tidak bisa memiliki anak lagi.

“Aku ingin mengenang bayiku. Jadi aku memutuskan ingin membagi ASI-ku pada bayi yang membutuhkan. Dengan berbagi milikku seperti ini, aku merasa tidak kehilangan momentum di mana aku menyusui bayiku sendiri.” dengan senyum yang hangat pada Lizzie yang tertidur pulas, Jane mengatakan itu tanpa malu.

“Aku ingin memberikan yang berlebih dariku pada bayi-bayi yang kekurangan ASI di luar sana. Entah itu karena ibu yang tidak bisa menyusui bayinya atau apapun itu. Aku hanya ingin membantu.” sambungnya menjelaskan.

“Tapi, apa suamimu tidak marah, Nona—, ah, maksudku Nyonya. Apa suamimu tahu tentang profesi lainmu ini?” Bryan bertanya lagi.

“Tidak pada awalnya, namun perlahan suamiku mengerti. Tapi tentu saja ada batasan yang harus aku lakukan agar semuanya baik-baik saja untukku dan semua pihak. Aku hanya diperbolehkan memberi ASI-ku pada anak-anak yang identitasnya jelas agar di kemudian harinya tidak akan terjadi banyak masalah.”

“Tapi memang kebanyakan bayi yang mendapatkan ASI -ku adalah anak dari orang berada. Kau pasti mengerti banyak wanita kaya yang lebih mementingkan bentuk tubuh mereka ketimbang menyusui bayi mereka. Berbeda dengan wanita yang berasal dari kalangan bawah. Kebutuhan ekonomi yang tinggi membuat mereka tidak berpikir dua kali untuk membeli ASI untuk bayi mereka.” Jane menjawab dengan fakta yang sering kali nyata terjadi.

Ia juga menjelaskan kalau ASI-nya itu hanya diberikan pada bayi dari keluarga yang jelas, berikut orang tua dan agama mereka. Semuanya harus jelas antara pendonor dan penerima ASI.

Namun, Jane berbohong tentang izin suaminya. Jelas saja izin dari Harry mustahil ia dapatkan. Dan bagaimanapun, juga Bryan adalah orang luar yang tidak perlu tahu tentang masalah dalam rumah tangga mereka.

“Bagaimana Tuan Bryan Frank? Kau bisa mengambil penawaran dariku dan pergi ke AoS Fashion secepatnya. Kalau kau tidak menerima uang sebagai bayaran jasamu yang besar padaku kemarin, aku akan membalasnya dengan hal yang sama. Hari ini aku mengambil cuti, suamiku juga sedang melakukan perjalanan bisnis keluar kota. Kau bisa meninggalkan bayimu sebentar bersamaku selagi kau mengikuti tes oleh asisten suamiku.” Jane berucap lagi, dan ucapannya kali ini membuat Bryan terdiam sejenak untuk mengambil keputusan.

“Baiklah, Nyonya. Aku akan mengambil kesempatan ini.” Bryan akhirnya menjawab penawaran yang diberikan untuknya dengan yakin.

“Bagus. Bergegaslah sekarang juga. Aku juga akan kembali ke apartemenku. Jemput si kecil di sana setelah kau kembali dari AoS. Bagaimanapun juga sebagai sopir suamiku, kau harus tahu di mana kami tinggal.” Jane berucap lagi dengan senyumnya yang tenang.

Di tempat yang berbeda, di mana suami Jane—Harry berada. CEO tampan itu memang sedang melakukan perjalanan ke luar kota, tapi dengan konteks berbeda dan di luar pekerjaannya di Aos Fashion. Ia pergi bersenang-senang dengan seorang wanita berambut pirang yang berpakaian ketat hingga menonjolkan semua bentuk tubuhnya.

Mereka baru sampai ke hotel dan kini sudah di depan pintu kamar sweet room bernomor 14. Tubuh sintal wanita cantik bernama Milan itu terhuyung sesaat setelah membuka pintu dan Harry menggendongnya secara tiba-tiba.

“Hei, Babe. Kenapa kau sangat tidak sabaran seperti ini? Aku tidak akan lari sekalipun kau memainkanku sepanjang hari. Ayolah, segarkan dirimu dulu dan setelah itu kita akan bersenang-senang.” dengan nada manja Milan berucap sambil mengalungkan kedua tangannya di leher Harry.

“Tidak. Aku begitu merindukanmu. Sudah seminggu lamanya aku tidak melakukan pelepasan sempurna.” Harry menjawab dengan napas yang sudah menggebu pada wanitanya itu. Ia bahkan tidak ingin menunggu lama untuk segera menghirupi aroma tubuh Milan yang sejak bertemu sudah memikatnya.

“Lalu apa gunanya Nyonya besar di rumahmu itu? Cuma kau jadikan pajangan, huh? Ya ampun, kasihan sekali kekasihku ini.” seolah sedang memberikan ketenangan pada anak kecil, Milan mengusap lembut rambut Harry yang saat ini terus menenggelamkan wajah di tengah bukit kembarnya.

“Jangan membahas wanita itu saat ini. Kau akan merusak mood-ku dan kau akan kewalahan menungguku melakukan pelepasan. Jadi biarkan aku melakukan apa yang ingin kulakukan dan layani aku seperti raja. Aku tidak membayarmu untuk bicara tentang istriku, kan?” dengan suaranya yang serak menahan hasrat, Harry memberi peringatan pada Milan untuk tidak membahas Jane saat mereka akan bersenang-senang.

“Alright, my King. As you wish...” Milan menjawab dengan bergairah. Keduanya bertukar saliva dengan panas hingga ruangan Sweet Room itu mulai didominasi dengan suara-suara kenikmatan.

Berselang beberapa waktu dengan adegan yang lebih gila, tanpa sengaja Milan menoleh pada ponsel Harry yang menyala tanpa suara. Di layarnya tertulis ‘Jane Istriku’ sedang memanggil. Melihat itu, seketika muncul senyuman licik di bibir Milan.

Tanpa sepengetahuan Harry, jari Milan terarah untuk menggeser icon di ponsel kekasihnya itu hingga panggilan dari Jane pun tersambung.

‘Jangan alihkan wajahmu dariku, Jalang! Ahhh, sial. Kenapa kau begitu nikmat! Aku bisa mati gila karenamu!’

‘Terus, Babe. Panggil aku dengan lebih kasar! Hentakkan lebih kuat, Babe. Oh, yeah... Ah, yes, Babe!’

Suara kenikmatan yang menjijikkan itu terdengar jelas di telinga Jane. Awalnya ia berharap Harry menjawab panggilannya agar mereka bisa bicara dengan baik. Akan tetapi, alih-alih bisa mengatakan apapun pada suaminya, suara pasangan yang sedang bermain gila yang malah ia dengar.

Jane menangis tanpa suara. Tubuhnya bergetar hebat seperti sebelumnya ketika ia mendengar suara-suara menjijikkan Harry dengan wanita lain dari panggilan telepon, sama seperti saat ini.

Jane memilih mematikan sambungan telepon mereka karena tidak ingin lebih menyakiti hatinya. Ia meletakkan ponselnya dan menoleh pada Lizzie yang saat ini sedang tertidur dalam buaian Jane setelah kenyang menyusu padanya.

“Apa ini adil, Tuhan? Aku menyusui anak orang lain agar aku bisa terus merasakan bagaimana rasanya menyusui bayi kami yang sudah meninggal. Tapi apa yang dilakukan suamiku padaku?”

“Apa bermain gila dengan wanita lain yang bisa memuaskannya itu dibenarkan? Aku memang tidak bisa mengatasi masalah seksualnya, tapi apa dia boleh melakukan ini untuk menghilangkan kesedihannya?”

“Lalu bagaimana dengan perasaanku? Hubungan seperti apa yang sedang kami jalani ini, Tuhan?”

Jane menangis sambil mengutarakan perasaannya dengan memeluk Lizzie erat, seolah bayi empat bulan yang tertidur itu bisa mengerti apa yang sedang dikatakan ibu susunya.

Tidak ada satu wanita pun yang ingin diduakan, terlebih oleh suaminya sendiri. Jane begitu hancur dengan pengkhianatan cinta Harry. Tapi, meski seperti ini kejadiannya, Jane tetap tidak bisa mengambil langkah tegas untuk berpisah dari Harry karena ia begitu menyayangi suaminya itu.

Bahkan setelah empat bulan pasca kecelakaan mereka dan sikap Harry berubah drastis padanya, Jane selalu yakin kalau suatu hari nanti Harry akan kembali bersikap baik dan menyayanginya. Ya, seperti tahun-tahun pernikahan yang sudah mereka lalui, Jane yakin mereka akan bisa melewati badai rumah tangga mereka saat ini.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Bahagia Yang Sempurna

    Di sebuah tempat bernama Taman Eden, Bryan sedang merekam keceriaan sambil mengawasi Sunny dan Shine yang sedang berlarian mengejar kupu-kupu yang beterbangan di padang rumput indah di sana. Para pria kecil tampan itu kini genap berusia dua tahun.Sunny dengan rambut hitam sedikit ikal khas ayahnya, berlari mengejar kupu-kupu yang sempat hinggap di ujung rambut coklat adiknya–Shine. Mereka kembar identik dengan semua kemiripan yang nyaris sama. Hanya warna rambut mereka yang membedakan keduanya. Sunny berwarna rambut si ayah, sedangkan Shine memiliki tipe dan warna rambut ibu mereka.Lalu, di mana Jane saat ini?Jane masih di kawasan yang sama. Ia ditemani Lizzie yang saat ini berdandan cantik seperti sang mama. Si cantik Lizzie menaruh seikat bunga mawar putih di atas sebuah pusara yang terdapat foto wanita yang kecantikannya mirip Jane.“Ibu, aku datang. Maaf karena lama sekali aku tidak mengunjungi Ibu.” ucap Jane sambil memandangi foto ibunya lalu ke arah Lizzie, “Tapi kali ini ak

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Bonus Chapter: Siaran Langsung Panas

    “Hi, welcome back to my channel! Super Dad kembali menyapa kalian, haha! Bagaimana kabar kalian semua, huh?” Dengan headphone menutupi telinga, Bryan duduk di depan layar komputernya, menyapa para penonton dunia maya yang saat ini sedang berinteraksi dengannya. Ya, setelah dua bulan lamanya hiatus, Bryan baru kembali membuka live-nya lagi. Itu juga karena bujukan Jane setelah Mia merengek padanya agar Bryan mau melakukan Live lagi. Mia dan Miquel kelimpungan menanggapi para klien yang produknya harus segera direview secara live oleh Bryan.Alasan Bryan menolak tidak melakukan live karena ia sedang menikmati masa indahnya mengurus si kembar. Ia tidak ingin diganggu saat memerankan tokoh ayah hebat bagi Lizzie, Sunny, dan Shine.‘Akh, Papa Lizzie! I miss U so much!’‘Woah, papa superku akhirnya kembali!’‘Bryan sayang, kenapa kau baru muncul?’‘Seratus penonton pertama hadir!’‘Bla… bla… bla…’Bryan tersenyum membaca satu-persatu komentar di kolom chat yang membanjiri live-nya saat in

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Kebahagiaan Yang Sempurna

    Berkat usaha Bryan yang terus menghujani Jane dengan cintanya sepanjang malam saat itu, Jane akhirnya mengandung bahkan dua sekaligus. Hari ini si kembar pun telah dilahirkan dengan sehat dan selamat, berikut sang ibu yang sudah merasa lebih baik.Ternyata, perpisahan itu tidak selamanya menjadi duka. Buktinya, kepergian Bryan saat itu masih meninggalkan kebahagiaan di rahim Jane sehingga membuatnya masih bisa bertahan dalam kesepian.Harry juga meninggal, menambah duka besar untuk Jane. Tapi itu adalah takdir yang memang harus berjalan.Umur Harry sudah ditakdirkan berakhir, dan bersamaan dengan itu datang kebahagiaan baru bagi Jane. Bryan kembali dan bayi kembar mereka lahir ke dunia, menggantikan sakit, duka, dan hancurnya hati Jane selama berbulan-bulan.Ya, kini hari berjalan seperti semula. Bahagia, ceria, dan penuh cinta. Terlebih dengan hadirnya dua bayi tampan di keluarga mereka. Kebahagiaan mereka terasa lengkap dan sempurna.*** Pagi-pagi sekali ruangan di mana Jane dirawa

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Kepanikan Menyambut Si Kembar

    Bryan terkulai lemas dan menjatuhkan kasar tubuhnya ke sandaran bangku taman. Tanpa suara untuk menanggapi, tanpa suara isakan tangis, Bryan memejamkan matanya hingga air mata itu tumpah mengalir dengan derasnya."Sekarang kau sudah tahu fakta yang sebenarnya, kan? Temani Jane yang pasti membutuhkanmu di sampingnya, Bryan." ucap Tuan Steven sembari menepuk lutut Bryan sebelum pergi meninggalkan menantunya itu.Baru saja orang tua itu ingin beranjak dari sana, suara kegaduhan terdengar dari arah rumah duka. Nampak di sana banyak orang yang sibuk dan panik. Tidak lama, terlihat beberapa pria membopong seseorang yang sepertinya pingsan.Mata Tuan Steven segera melebar kala menyadari orang yang dibopong keluar dari rumah duka adalah putrinya sendiri.“Bryan, cepat ke sini!” panggilnya pada Bryan yang segera terkesiap saat menyadari keadaan. Ia berlari sekuat mungkin untuk menghampiri kerumunan orang yang membopong istrinya.“Jane, kau kenapa, Sayang? Buka matamu dan lihat aku, Jane!” pang

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Fakta Yang Terlambat

    ‘Bryan, Harry sudah tidur dengan tenang…’Ucapan Paman Tim lewat panggilan tersebut membuat Bryan menghentikan niat awalnya yang ingin langsung mengakhiri sambungan telepon mereka. Ia masih insecure pada dirinya sendiri untuk berhadapan dengan Jane lagi."Jangan bercanda, Paman. Ini tidak lucu sama sekali. Tidak baik bercanda seperti ini, Paman,” ucap Bryan menyangkal tidak percaya saking terkejutnya.Bryan terus diam sembari mendengarkan ucapan demi ucapan yang Paman Tim ceritakan padanya. Demi apapun, saat ini tubuh Bryan bak tidak bertulang. Bagaimana mungkin Harry benar-benar meninggalkan. Jane seperti itu, sementara dirinya sudah merelakan Jane padanya? Setidaknya Harry harus sehat kembali dan hidup baik dengan Jane. Bryan sungguh tidak dapat menerima kabar sedih itu.Setelah mendengar hal itu, Bryan memutuskan untuk datang kembali ke London dan melihat langsung keadaan suasana duka di sana. Bersama Mia dan Miguel yang membawa Lizzie.Seperti apa hancurnya hati Bryan saat ini han

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Hari Tanpa Jane

    “Tuan Bryan, aku sudah membuat reservasi. Aku seorang penggemarmu. Ayo, duduk bersama di mejaku saja!”“Tuan Bryan. Kumohon berfoto denganku. Aku fans-mu, Papa Lizzie!”“Ya Tuhan, kau lebih gagah dari yang kulihat di Youyube!”“Lizzie, Sayang. Aku ingin menjadi ibumu! Akh!!!”Banyak sorakan dari banyak penggemar yang kesemuanya nyaris wanita. Semuanya berteriak memanggil sosok pria tampan nan gagah yang saat ini menggendong bayi satu tahun setengah di pelukannya.Ya, pria itu tentu saja Bryan dan Lizzie. Kini mereka menjadi pusat perhatian dari para penggemarnya saat baru saja memasuki area wawancara yang diadakan di sebuah mall terkenal di kota kelahiran Lizzie.Setelah berpisah dari Jane dan pergi dari kehidupan mewah, Bryan membawa Lizzie kembali ke negara asal Bryan. Di sana ia memulai kembali hidupnya bersama putri kecilnya.Mulai lagi dari titik nol seperti dulu, tapi pria itu tidak menjadi buruh konstruksi seperti dulu, melainkan membuka usaha sendiri dengan uang tabungan yang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status