Share

BAB 60

Author: Fredy_
last update Last Updated: 2025-08-19 13:13:57

Kabut tipis menggantung, seakan sengaja menyelubungi vila tua itu ketika Jax berjongkok di depan gundukan tanah. Dari dekat, ia bisa melihat jelas—gundukan itu masih baru, mungkin sekitar seminggu atau dua minggu yang lalu. Padatan tanahnya berantakan, seolah digali terburu-buru. Jelas bukan pekerjaan seorang pria, apalagi seorang profesional.

Jax meraba permukaan tanah itu. Dada naik-turun tak beraturan, menahan gejolak aneh yang sulit untuk ia gambarkan. Ingatan tentang malam-malam bersama gadis itu—Nanay—senyum samar yang membuatnya berdebar-debar berputar di benaknya.

Suara dedaunan bergetar ketika angin berembus, menambah mencekam suasana di vila kosong itu. Jax menunduk lebih dekat, tangannya nyaris menggali gundukan itu ketika—

“Boss! Jam ronda! Cepat keluar! Nanti ketahuan orang kampung!”

Teriakan mendesak itu membuyarkan konsentrasinya. Jax tersentak, mendongak cepat. Dari arah pagar, temannya berdiri dengan wajah panik, kedua tangannya mencengkeram pagar besi.

Di kejauhan, b
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Apri Yani
hati hati nay jangan terlalu percaya sama bu desti atau kamu pindah aja tidurnya jangan sama bude..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ibu Susu Polos Pak Boss   BAB 66

    "Pak, gimana tuh?" tanya Putra, ujung dagunya menuding Jax yang sudah berjalan keluar lobi lebih dulu.Rangkaian acara malam itu sudah selesai dengan sempurna. Yah, tentu saja akan lebih sempurna tanpa kehadiran Arlene dan Jax yang sudah seperti duet maut—satu menghantam kiri, satunya lagi menyodok kanan—membuat Leo harus menahan diri agar tak goyah di hadapan banyak orang."Biarkan saja. Dia sudah dewasa," sahut Leo datar, tak mau pusing."Silahkan, Pak..." seorang penjaga hotel sigap membukakan pintu mobil.Leo menoleh sekilas pada asistennya. "Saya duluan, Put. Jangan kelayapan kamu! Besok pagi saya nggak mau lihat mata kamu kayak orang kurang tidur!" ujarnya sebelum menunduk masuk ke dalam mobil."Saya? Kurang tidur? Ha!" Putra mencebik ketika pintu mobil sudah tertutup. "Ada juga dia yang bakal begadang semaleman gendong bayi."***Lagi-lagi, Leo tiba di rumah hampir tengah malam. Sebuah kondisi yang sebetulnya ia sesali, tapi tak bisa ia hindari. Sekilas, terlintas bayangan Zoya

  • Ibu Susu Polos Pak Boss   BAB 65

    Jax gelisah. Kepalanya penuh oleh sosok Nayla yang gagal ia peluk. Vila itu kosong. Ikan koi di klolam sudah mati, dan gundukan mencurigakan itu menimbun banyak tanya. Seorang anak geng mengatakan kalau dia pernah memotret wanita yang mirip sekali dengan penjaga vila itu. Jantung Jax berdegup kencang saat melihat foto wanita di layar ponsel. Mirip sekali. Jax mendatangi Warung Makan Bu Erna, bertanya kepada pelayan di sana, apa ada yang pernah melihat wanita itu? Pelayan yang baru bekerja setelah Nayla mengundurkan diri tentu saja tidak tahu siapa sosok wanita yang ditunjukkan Jax. Sementara Bu Erna memilih berpura-pura tidak tahu, karena menduga Jax mungkin datang dengan niat buruk. Di tengah perasaan frustasinya, Jax memutuskan untuk menjadi tamu tak diundang Leo dalam acara gala dinner. Ia mengeluarkan pakaian terbaiknya dari dalam lemari, menyisir rambutnya ke belakang, rapi dan mengilap. Bagaimanapun juga, ia dan Leo belum sempat berbagi pelukan duka atas kematian Zoya. Dan sat

  • Ibu Susu Polos Pak Boss   BAB 64

    Nayla menatap layar televisi dengan dada yang seperti diremas kasar. Seketika ia merasa begitu rendah diri—seperti butiran debu yang tak pantas berada dalam lingkar hidup Leonard Utama.Bagaimana bisa ia setuju dengan pernikahan kontrak itu? Tak tahu diri! Ia tidak akan pernah pantas bersanding dengan pria sekelas Leo? Lelaki mapan, kharismatik, pewaris perusahaan besar yang setiap langkahnya jadi sorotan media. Sedangkan dirinya… hanya seorang wanita kampung yang bahkan tak pernah memakai gaun pesta.Di layar, kamera menyorot jelas sosok Arlene yang berdiri begitu dekat di samping Leo. Gadis itu tampak anggun dalam balutan gaun perak berkilau, dan bibir berpulas merah itu sangat menawan. Namun yang lebih menusuk hati Nayla adalah ketika Arlene dengan santai menyelipkan tangannya ke lengan Leo.Mereka tampak begitu serasi. Begitu… cocok. Nayla menelan ludah pahit.Ah, bukankah pernikahannya dengan Leo hanyalah kontrak semata? Hanya sampai Matteo lepas ASI, atau bahkan bisa lebih cepat

  • Ibu Susu Polos Pak Boss   BAB 63

    Wangi bumbu tumisan bawang merah dan bawang putih menyeruak dari arah dapur, menandakan Desti tengah sibuk menyiapkan makan siang sesuai arahan Nayla. Sesekali terdengar suara panci beradu dengan spatula, disusul bunyi gemericik minyak saat potongan ayam masuk ke dalam penggorengan. Sementara itu, di ruang tengah, Nayla duduk bersandar di sofa dengan wajah pucat. Matteo berada dalam gendongannya, matanya terpejam setengah sambil mengisap dot botol dengan tenang. Sesekali Nayla mengelus rambut tebal bayi tampan itu, senyum tipis menghiasi wajahnya. “Ibu iri deh sama rambut kamu, Teo… hitam, tebal, bagus banget. Rambut ibu malah agak cokelat, nggak sehitam ini. Turunan Papa Leo, ya…” bisik Nayla lembut. "Oh ya, henpon ibu mana, ya? Nayla menoleh kiri-kanan, lalu menghela napas lega ketika menemukan ponselnya terselip di antara bantal sofa. Sejak Leo menghadiahinya, ponsel itu selalu ia bawa ke mana-mana—ke kamar, dapur, teras, bahkan sampai ke kamar mandi pun dibawanya. Nayla takut k

  • Ibu Susu Polos Pak Boss   BAB 62

    Budiman meletakkan ponselnya di atas meja kerja, lalu bersandar di kursi kulitnya. Satu alisnya terangkat, menatap putri tunggalnya yang menunggu kabar, tak sabar.“Gimana, Pih? Bisa dapet undangan dari Leo?” tanya Arlene, hampir tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.Budiman mendengus kecil sambil mengusap dagunya. “Kalau Papih sudah turun tangan, sudah pasti dapet. Lagian, kenapa kamu nggak minta sendiri sama dia sih? Malah nyuruh Papih telepon. Kalau begini terus, kapan kamu bisa merebut hati Leo?”.Arlene langsung manyun, bibirnya mengerucut kesal. Ia bersedekap, lalu menyandarkan punggung ke sofa dengan gerakan dramatis."Leo lagi nyebelin, Pih. Salah aku apa coba? Aku udah baik nyewain baby sitter buat bayinya, cariin susu formula premium, eehh... dasar bayinya lemah, masuk rumah sakit deh. Terus aku yang salah gitu? Malah segala nyewa pengasuh bayi dari kampung. Sejak itu pesan aku jarang banget dibales. Malah nih, Pih.... security di rumah Leo bilang, dia dilarang bukain

  • Ibu Susu Polos Pak Boss   BAB 61

    "Makasih ya, Bude..." ujar Nayla tulus. "Sama-sama, Bu Nayla. Kan biar Matteo bisa lulus ASI eksklusif. Kalau gitu, besok saya buatkan lagi ya. Silahkan sarapan dulu." Keluar dari kamar Matteo, Desti segera menuruni tangga menuju kamarnya. Ia menutup pintu kamarnya rapat-rapat sebelum meraih ponsel dari dalam laci. Jarinya gesit menekan sebuah nama di daftar kontak. “Halo, Bu Arlene…” suara Desti diturunkan nyaris berbisik, seakan takut ada telinga yang menguping dari balik dinding. "Sukses, Bu. Jamunya udah dia minum. Nggak pake tanya-tanya, langsung habis sekali teguk." Senyum samar terbentuk di bibirnya, seakan bangga dengan pekerjaannya. Sehari sebelumnya, Saat Nayla sedang sibuk menimang Matteo di halaman belakang dengan wajah cemberut karena dilarang keluar rumah oleh Leo, Desti diam-diam keluar rumah. Ia mengatakan kepada Pak Dirman hendak membeli bumbu dapur atas permintaan Nayla. Pak Dirman jelas tidak menaruh kecurigaan apapun. Ia melangkah cepat, menyusuri jalan seta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status