Share

Ibu Susu untuk Bayi Sang Mantan
Ibu Susu untuk Bayi Sang Mantan
Author: Kalista Aruna

Bab 1

Author: Kalista Aruna
last update Last Updated: 2025-10-07 17:24:59

“Anak Ibu mengalami obstruksi usus, atau penyumbatan usus. Ia harus dioperasi secepatnya,” ujar dokter.

Dada Mutiara seolah dihantam benda tumpul. Napasnya tersengal. Ketakutan yang ia bawa sejak dari rumah meledak jadi kepanikan murni. Ia tidak sanggup kehilangan bayinya, tapi juga tidak tahu dari mana harus mencari uang untuk menyelamatkannya.

Pagi buta tadi, Mutiara panik ketika melihat bola mata Lila melotot ke atas, tubuh mungil itu kejang-kejang. Ia langsung melarikannya ke rumah sakit. Bayi berusia tiga minggu itu sempat memuntahkan cairan kehijauan. Perutnya bengkak, keras, dan suhu tubuhnya terus naik.

Kini, di depan dokter, Mutiara hanya bisa menangis tersedu, meremas jari-jari tangannya sendiri. Rasa marah dan sesal menggelegak ketika mengingat ibunya, Sulastri, yang diam-diam menyuapi Lila dengan pisang. Tapi pikirannya terlalu kalut untuk menyalahkan siapa pun.

Tangisan Lila terdengar lirih, seperti memohon pertolongan. Mutiara memeluk erat tubuh kecil itu, tak ingin lepas.

 “Dokter… Lila… tolong anak saya…” ucapnya dengan suara gemetar.

“Ibu, tenang dulu,” ujar sang dokter, sementara suster segera mengambil Lila dari pelukannya dan membaringkannya di ranjang kecil.

Air mata Mutiara tak berhenti. Tubuhnya basah oleh keringat dingin. Dunia seolah runtuh di hadapannya. Dalam hati, ia bersumpah akan menyelamatkan anaknya, apa pun caranya—meski harus menjual ginjal sekalipun.

Tak lama, dokter kembali. “Bu, Lila harus dirawat di NICU. Tubuhnya makin lemah. Kita harus bertindak cepat.”

 “Iya, Dok... tolong lakukan yang terbaik…” suaranya patah-patah.

Di ruang NICU, dua suster menempelkan selang-selang ke tubuh mungil Lila. Mutiara hanya diperbolehkan masuk sebentar.

 “Sus, boleh saya menciumnya?” tanyanya lirih.

 “Boleh, tapi sebentar ya,” jawab suster lembut.

Mutiara menunduk, mencium wajah pucat Lila berkali-kali. “Mamah sayang kamu… kuat ya, Nak,” bisiknya.

 Tangisnya kembali pecah ketika suster menepuk bahunya, mengisyaratkan ia harus segera keluar, itu artinya ia tidak diperkenankan lagi masuk ke ruangan NICU sampe tindakan operasi.

Di luar ruangan, air matanya tak berhenti. ASI-nya mengalir deras, membasahi bajunya—tanda tubuhnya masih ingin menyusui anaknya yang kini terbaring tak berdaya.

Seorang suster melihatnya dan berkata, “Bu, ASI Ibu sangat deras. Ada bayi bernama Brigitta, ibunya meninggal pagi ini. Kami butuh donor ASI. Kalau cocok, Ibu akan dapat imbalan besar. Brigitta anak orang kaya.”

Mutiara tercekat. Antara sedih dan harapan. “Saya mau, Sus. Tolong tes saya.”

Sambil menunggu hasil tes, Mutiara berjalan di koridor rumah sakit. Ia berharap uang dari donor ASI bisa membantu biaya operasi Lila.

Namun langkahnya terhenti ketika mendengar suara seorang wanita dari kejauhan.

 “Sabar, Alvin… kamu harus kuat demi Brigitta. Dia cuma punya kamu.”

Deg.

 Nama itu—Alvin—membuat darahnya berdesir. Ia menoleh. Di ujung lorong, seorang pria tampak lemas, rambutnya berantakan, dipapah dua orang.

Mutiara mengenalinya.

 Itu Alvin. Mantan suaminya.

“Alvin…” desisnya pelan.

 Lalu siapa Brigitta? Anak itu… calon bayi yang akan menerima ASI-ku?

Alvin pun melihatnya. Pandangan mereka bertaut sesaat, dan amarah lama menyeruak dari matanya. Ingatan tentang masa lalu kembali berputar di kepalanya—tentang pernikahan diam-diam, utang yang menjerat, dan orang tuanya yang kehilangan segalanya demi Mutiara.

“Aku tidak akan memaafkanmu, Tiara,” gumamnya di antara rahang yang mengeras.

Langkah Mutiara goyah. Saat posisinya sejajar, kakinya tersandung, tubuhnya hampir jatuh—dan spontan Alvin menangkapnya.

 “Ka… kamu…”

 “Kamu masih berani muncul di depanku?” bentaknya tajam.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ibu Susu untuk Bayi Sang Mantan   Bab 7

    'Sial, kenapa dia harus terbangun sich’ gerutu Alvin. Mukanya merah padam, rasa malu bercampur marah seketika menyatu. Ia pun mundur untuk menjaga jarak. Melinda melihat adegan itu, seketika ia merasa kesal. Diam-diam Melinda mulai tertarik pada mantan kakak iparnya.“Biar aku gendong saja,” ucap Melinda. Brigitta pun dibawa ke kamar.Untunglah suasana romansa di hatinya hanya sekejap terjadi. Dan berganti rasa benci yang berlipat pada Mutiara. Ia anggap hanya dorongan rasa kangen pada mendiang Monica. Alvin kemudian menyusul ke kamar Brigitta ditemani oleh Sulastri.Badan Mutiara terasa gerah dan keringat mulai menguap dari pori-porinya yang sangat halus. Beruntung ia bisa menguasai situasi. Dan buru-buru berpamitan ke rumah sakit untuk menunggu Lila dioperasi. Darman sudah menunggu Mutiara di halaman rumah. Dan mobil pun melaju ke rumah sakit.Sesampainya di parkiran rumah sakit Darman berkata, “Bu, mobil Pak Bandrio juga baru saja parkir.”“Pak Bandrio sakit apa?” selidik Lila. Se

  • Ibu Susu untuk Bayi Sang Mantan   Bab 6

    "Jangan buru-buru, Sayang,” ucap Farel Arfando, giginya menyeringai mempermainkan kepanikan Mutiara dan matanya memerah penuh amarah.Cengkramannya semakin menguat lalu menarik tubuhnya. Mutiara hanya bisa mengikuti arahan mantan suaminya__yang bajingan. Untunglah Handoko berlari ke arah mereka dengan dua orang sekuriti. Mutiara mulai berontak berusah melepaskannya, namun sia-sia.“Lepaskan ….”“Lepaskan Dia!” serta merta Handoko melayangkan bogem pada wajah Farel.Mendapat pukulan mendadak dan masih dalam pengaruh alcohol tubuh Farel pun ambruk ke lantai. Sekuriti segera membekuknya. Namun Farel dapat meloloskan diri dari cengkraman sekuriti. Kejar-kejaran pun tak terelakan. “Jangan lari!” perintah seorang sekuriti. Para pengunjung pun menjadi gaduh. Beberapa orang ikut berlari mengejar. Sementara yang lainya hanya saling menatap penuh tanya.Mutiara masih syok, ingatan KDRT yang dilakukan Farel membuatnya ngilu. Ketakutan nya semakin menjadi kalau-kalau Lila akan diambilnya. Ia me

  • Ibu Susu untuk Bayi Sang Mantan   Bab. 5

    Teriakan Alvin membuat ruangan duka mendadak riuh.Para tamu menatap ke arah Mutiara yang berdiri gemetar di depan Sulastri. Brigitta menggeliat dalam pelukan, menangis keras, seolah merasakan ketegangan di udara.“Vin!” Arman segera menepuk bahu anaknya. Ia membisikkan sesuatu ke telinganya hingga Alvin terdiam. Wajahnya masih tegang, tapi tatapannya perlahan meredup.Melinda sigap menghampiri Sulastri, menenangkan bayi itu. Suara tangisan mulai reda, berganti dengan bisik-bisik pelan dari para tamu yang tak mengerti situasinya.Arman maju selangkah dan berbicara dengan tenang, “Mohon maaf, Bapak-Ibu semua. Putra saya baru saja kehilangan istrinya dan belum stabil secara emosi. Ucapannya tadi hanya bentuk proteksi terhadap anaknya.” Ia tersenyum tipis. “Mari kita lanjutkan ke pemakaman.”Suasana pun mulai mencair. Iring-iringan jenazah bergerak menuju mobil, meninggalkan rumah besar yang kini terasa kosong. Alvin yang sudah pucat dan kehilangan tenaga harus dibopong masuk ke mobil ol

  • Ibu Susu untuk Bayi Sang Mantan   Bab. 4

    Mutiara menatap kosong ke jendela mobil. Setiap detik membuat dadanya makin berat. Ia tahu, begitu mobil itu berhenti, ia akan kembali menghadapi masa lalu yang ingin ia kubur selamanya. Tapi demi Lila—anaknya yang terbaring di rumah sakit—ia rela menelan apa pun.“Sudah sampai, Bu. Silakan lewat pintu samping,” ucap Darman sopan.Mutiara turun. Udara di kawasan elit itu terasa dingin dan berat. Di halaman rumah, tenda duka berdiri megah, dipenuhi karangan bunga bertuliskan nama pejabat dan kolega. Di dalam, suara isak dan doa bergema pelan.“Ibu Mutiara, ya? Saya Wanti, ART di sini. Ayo cepat, Brigitta sudah kelaparan,” ujar seorang wanita muda tergesa.Langkah Mutiara terhenti di ambang pintu. Aroma bunga melati bercampur wangi dupa menusuk hidungnya. Rumah yang dulu hanya bisa ia lihat dari foto kini berdiri megah di hadapannya—rumah pria yang dulu mencintainya, lalu membencinya setengah mati.Tangisan bayi terdengar dari kamar dalam, menembus kegugupan yang membelitnya. Naluri kei

  • Ibu Susu untuk Bayi Sang Mantan   Bab. 3

    “Kamu... apa yang kamu lakukan di sini?” suara Alvin memecah udara, dingin dan marah. Mutiara membeku di kursinya. Ia tak sanggup menatap mata itu—mata yang dulu begitu lembut kini penuh benci.“Asal kamu tahu,” ucap Alvin tegas, “aku menolak keras donor ASI dari kamu!”“Alvin, aku—” suaranya gemetar, “aku hanya ingin—”“Cukup!” potong Alvin. “Jangan lagi mengumbar kata maaf di hadapanku. Jangan masuk lagi ke kehidupanku.”Nada tinggi Alvin terdengar sampai ke luar ruangan, membuat beberapa orang berhenti di koridor. Seorang suster masuk dengan cemas, mencoba menenangkan mereka. Sementara Sulastri, ibu Alvin, berdiri di antara keduanya, wajahnya tegang menahan situasi.“Alvin, tolong sabar, Nak,” bujuknya.“Sabar?” Alvin menatap ibunya tak percaya. “Perempuan ini pergi demi uang, dan sekarang datang demi uang lagi. Apa Ibu pikir aku akan izinkan dia menyentuh Brigitta?”Mutiara terisak, menutup telinganya. “Aku butuh uang itu untuk operasi anakku, Alvin... hanya itu.” Tangannya terka

  • Ibu Susu untuk Bayi Sang Mantan   Bab. 2

    Kalimat itu terucap bersamaan, spontan keluar dari mulut mereka berdua.“Sial!” umpat Alvin, rahangnya mengeras. Tatapannya menusuk lurus ke arah Mutiara.Mutiara terpaku. Umpatan itu seperti tamparan yang membuat dadanya bergetar. Ia menunduk, tidak percaya Alvin—pria yang dulu begitu lembut—bisa menatapnya sekejam itu.Danang, asisten sekaligus sopir Alvin, buru-buru menenangkan. “Bos, tenang dulu. Orang-orang lihat, Bos.”Beberapa pengunjung rumah sakit memang mulai memperhatikan. Alvin mengepalkan tangan, lalu mengembuskan napas berat. Setelah melihat isyarat tegas Danang agar ia menjauh, Alvin akhirnya berbalik pergi, masih dengan wajah tegang.Danang menatap Mutiara yang mematung di tempat. Dengan sopan ia menunduk. “Silakan Ibu pergi dulu. Maafkan Bos saya,” katanya pelan.Mutiara hanya mengangguk, suaranya hilang di tenggorokan. Ia segera melangkah pergi dengan langkah gontai, masih gemetar oleh pertemuan tak terduga itu.Di ruang pemeriksaan, Suster Rini tengah memeriksa has

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status