Share

31. Urung-uringan

last update Last Updated: 2025-03-17 16:27:09

Julian menepati janjinya untuk ‘menculik’ Kira sebentar saja. Setelah menerima kartu nama Julian, mereka pun mengobrol ringan sebentar sebelum akhirnya mereka berpisah. Kira menumpangi taksi online untuk pulang ke rumah. Lebih tepatnya rumah Kai.

Siang ini Reno—mantan asisten pribadi Kai, akan datang lagi ke rumah untuk mengajari Kira cara menjadi asisten pribadi.

Saat taksi yang ditumpangi Kira masuk ke komplek dan melewati rumah Violet, tiba-tiba Kira menegakkan punggung saat ia melihat mobil yang sangat ia kenali berhenti di depan rumah Violet. Itu mobil Kai.

Taksi terus maju. Kira menoleh ke belakang, ia melihat Kai turun dari sana, disusul dengan Violet dan seorang wanita muda yang menggendong bayi.

“Itu pasti Luna,” gumam Kira nyaris tak terdengar.

Ia tersenyum karena Luna akhirnya dibawa pulang. Namun, senyumannya perlahan lenyap kala mengingat Kai dan Violet yang tampak seperti suami istri sungguhan.

Sejak awal, Kira hanyalah orang ketiga di antara mereka. Entah mengapa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
mau tanya gitu aja kok kayak orang bingung mas kai....sampai kelihatan banget emosinya...ehhh emosi apa cemburu ya.........
goodnovel comment avatar
TempeLovers TahuLovers
sama julian ajah kira
goodnovel comment avatar
Inah Ariffin
Wakakak... jealous nehh?!
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   180. Pertahanan Yang Hampir Runtuh

    Kira sedang duduk melamun di depan televisi yang tidak benar-benar ia tonton saat mendengar bel berbunyi, yang mengeluarkan Kira dari lamunannya.Kira ingat, bahwa tadi pagi Julian berkata akan menemuinya sore hari. Kira pun beranjak dari tempat duduknya dan sempat terdiam sesaat di depan pintu. Entah mengapa Kira merasa khawatir jika yang ada di luar sana bukanlah Julian.Bel kembali berbunyi untuk kedua kalinya. Kira akhirnya berseru, “Siapa?”“Aku,” jawab pria itu. “Aku ingin bicara denganmu.”Seketika itu juga punggung Kira menegang kala mendengar suara berat Kai di luar sana. Tubuh Kira tiba-tiba menggigil, dan jantungnya berdebar-debar. Mendengar suara pria itu seolah menghidupkan kembali semua luka dan rindu yang selama ini Kira coba kubur dalam-dalam.“Kira, buka pintunya! Kita selesaikan masalah ini secara baik-baik!” Suara Kai tiba-tiba berubah sedikit meninggi.Hening. Kira tidak menjawab. Kira tidak mau membuka pintu. Sebab Kira khawatir, jika ia bertemu dengan Kai secara

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   179. Jangan Mimpi Bisa Lepas

    Siang itu Kai masuk ke kantor setelah menemani Luna sejak pagi. Kepala Kai terasa berat, hatinya dipenuhi kekhawatiran akan kondisi Luna yang sangat serius. Bayi malang itu harus menanggung beban yang begitu berat di usianya yang masih empat bulan. Dan hal itu membuat Kai terguncang.Kai melewati Lia yang menyapanya begitu saja. Ia masuk ke dalam ruangannya, melepas jas hitamnya dan menaruhnya di standing hanger, lalu ia mendaratkan tubuhnya di kursi kebesarannya.Tangan Kai memijat pelipis, matanya terpejam dan bayangan wajah Kira kembali memenuhi benaknya. Membuat rasa rindu di hati Kai semakin tak terkendali.Sedang apa wanita itu sekarang?Apa Kira sedang berduaan dengan Julian?Mengingat Kira tinggal di apartemen Julian, seketika itu juga rahang Kai mengeras. Rasa cemburu tiba-tiba menguasai dirinya.Kai membuka mata, ia menekan interkom dan berkata pada Lia tanpa basa-basi, “Lia, cari tahu di mana alamat rumah Julian!”“Maksud Anda… Pak Julian dari Nusantara Hospital?”“Benar.”

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   178. Kabar Mengejutkan

    Kai pikir, setelah bertemu dengan Kira rasa rindunya akan terobati. Namun, kenyataannya justru sebaliknya. Rasa rindu di hati Kai malah semakin menggebu-gebu dan tak terbendung. Hingga rasanya ia nyaris gila. Kini Kira sulit tergapai olehnya dan semakin menjauh. Kai menghela napas panjang. Setelah pertemuannya dengan Kira beberapa saat yang lalu di apartemen Julian, kini Kai masih berdiam diri di dalam mobilnya, di parkiran apartemen tersebut. Kai masih berharap ia bisa bertemu Kira lagi malam ini. Namun, sepertinya Kira yang sudah mengusirnya itu enggan bertemu dengannya. Tapi tidak apa-apa, pikir Kai. Setidaknya untuk saat ini ia sudah tahu di mana keberadaan Kira. Sehingga Kai tidak perlu lagi gelisah mencari Kira kesana kemari. Sialan, Julian! Kai memukul kemudi dengan kasar. Bisa-bisanya Julian membantu menyembunyikan Kira di saat Kai kelimpungan mencari wanita itu. Lagi-lagi Kai mengembuskan napas panjang. Ia memejamkan mata, dan wajah Kira kembali terbayang di benaknya. I

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   177. Keputusan Kira

    “Mas, lepasin!” Kira memberontak. Ia memukul-mukul punggung pria itu yang memeluknya dengan erat. “Aku benci kamu! Aku benar-benar benci kamu, Mas!” desis Kira dengan napas memburu.“Aku merindukanmu, Kira,” ucap Kai tiba-tiba dengan suara lembut. “Aku sangat merindukanmu.”Pengakuan Kai tersebut membuat Kira sempat terdiam sesaat, ini pertama kalinya ia mendengar kata rindu keluar dari mulut Kaisar.Namun, Kira tak ingin terlena. Ia segera mendorong Kai dengan kasar saat pria itu sedang lengah. “Jangan pernah menyentuhku lagi, Mas! Aku nggak sudi disentuh olehmu!” desis Kira lagi sambil menatap Kai tajam.Kai membeku, tapi tatapannya tak pernah lepas barang sedetik pun dari Kira, membuat Kira secara spontan membuang muka ke arah lain.“Kira, maafkan aku,” bisik Kai, “maaf aku sudah mengecewakanmu.”Kira tersenyum sinis mendengarnya. “Kamu sudah sering meminta maaf padaku, Mas, tapi kamu tetap saja mengecewakanku. Maaf untuk kali ini aku nggak akan tertipu lagi!”“Kira–”“Kamu punya p

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   176. Ketemu

    Malam itu Kira pergi ke mini market di dekat apartemen Julian untuk membeli beberapa keperluannya. Ia tidak sadar bahwa ada sepasang mata yang terkejut melihatnya. Bobby. Pria itu langsung mengikuti Kira secara diam-diam saat Kira keluar dari mini market tersebut. Lantas Bobby menghubungi Kai dan mengabarkan bahwa ia telah menemukan Kira.Sementara itu, Kira berjalan sendirian sambil sesekali menatap langit. Tangannya yang tidak memegangi kantong belanjaan, mengusap perut yang masih rata sambil bergumam, “Kamu kuat, Nak. Kita berdua bisa hidup bahagia.”Raut muka Kira tiba-tiba berubah sendu, ia menunduk, menatap jalan di hadapannya dengan tatapan menerawang. Lalu menghela napas berat seolah ingin meringankan beban yang menggelayuti hatinya.Sudah tiga hari ia tinggal di apartemen Julian. Dan selama itu Kira merasa kesepian, tidak ada handphone, tidak ada Kaisar.Kaisar?Mengingat nama pria itu, Kira tersenyum kecut. Hatinya tiba-tiba dirundung perasaan nyeri yang sulit ia enyahkan be

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   175. Sudah Menemukannya

    Kalut, merasa bersalah dan takut kehilangan Kira.Itulah yang dirasakan Kai pagi, siang dan malam. Ia juga dihantui perasaan gelisah setiap kali ingatannya tertuju pada Aksa. Sudah tiga hari berlalu sejak kepergian Kira. Dan selama itu pula Kai tidak bisa terlelap barang sedetik pun.Sampai saat ini Kai belum berhasil menemukan Kira, padahal Kai sudah mencarinya ke manapun dengan bantuan Bobby.Kini, Kai tengah duduk termenung di tepian ranjang kamar Kira sambil memandangi foto pernikahan mereka dalam bingkai ukuran sedang, dengan mata yang memerah.Ada rasa rindu yang menggebu di dalam dadanya pada Kira. Juga rasa kehilangan yang teramat sangat.“Ke mana aku harus mencarimu, Kira?” gumam Kai seolah sedang berbicara pada dirinya sendiri.Jemarinya menyentuh wajah Kira dalam foto tersebut. Ia tak pernah merasa kehilangan seseorang seperti ini sebelumnya. Sampai-sampai ia merasakan dada kirinya nyeri dan ngilu.Saat Kai tengah sibuk memandangi foto pernikahan mereka, tiba-tiba saja pons

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   174. Menyesal

    “Kenapa kalian membiarkan Kira pergi?!” desis Kai dengan tatapan penuh amarah pada dua satpam yang berdiri dengan kepala tertunduk di hadapannya.Salah satu dari kedua satpam itu kemudian berkata dengan pelan, “Maafkan kami, Tuan. Kami mengira Nona Kira pergi untuk jogging, karena Nona Kira bilang akan jogging sebentar.”“Seharusnya kalian menahannya!” desis Kai lagi, rahangnya berkedut. “Apa kalian pikir, Kira suka pergi pagi-pagi buta begitu untuk jogging?”Kedua satpam itu tak ada yang berani menimpali ucapan Kai lagi, mereka tertunduk. Sementara itu Kai meraup wajahnya dengan kasar. “Kalian benar-benar tidak bisa diandalkan!”Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Kai lalu berjalan dengan langkah cepat untuk kembali ke dalam rumah.Raut muka Kaisar berubah panik saat ia sedang sendirian. Ia sudah mencoba menghubungi nomor telepon Kira, berkali-kali, tapi Kai mendapati bahwa Kira meninggalkan ponselnya di dalam kamar. Sial.Kai lantas menelepon Bobby–seseorang yang ia perintahkan un

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   173. Aku Akan Menunggu

    “Kamu bisa gunakan apartemen ini sesuka kamu,” ucap Julian sambil mendorong pintu apartemen di hadapannya. Lalu melangkahkan kakinya memasuki unit tersebut.Kira ikut melangkah masuk. Ia melihat apartemen itu tampak rapi dan bersih meski tidak ditempati.“Rumah ini memang selalu dibersihkan dua kali seminggu walaupun nggak aku tempati.” Julian tersenyum, seolah mengerti apa yang ada di kepala Kira saat ini.Kira menoleh pada Julian, tersenyum samar.Bibir Kira terbuka hendak mengatakan sesuatu, tapi Julian lebih dulu berbicara, “Kalau kamu butuh makanan, di kulkas ada bahan makanan tapi cuma seadanya. Aku selalu merestok makanan setiap bulan, mengganti yang kadaluarsa dengan yang baru.” Julian menjelaskan panjang lebar sembari melangkah menuju dapur.Lalu membuka pintu kulkas dan benar saja ucapannya, di dalam kulkas itu banyak bahan makanan yang masih segar.Kira menggigit bibir bawahnya sejenak, ia merasa canggung sekaligus merasa bersalah. “Em… Julian?”“Ya?” Julian menoleh pada Ki

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   172. Malaikat Penyelamat

    Kira keluar pagi-pagi sekali dari rumah itu, bahkan sebelum Kai dan Ani bangun. Ia pergi karena tak ingin bertemu dengan Kai untuk saat ini. Melihat wajah lelaki itu, hanya akan menambah luka baru di hati Kira. Setelah keluar dari gerbang rumah usai pamit pada satpam yang sempat kebingungan melihat kepergiannya, Kira pun melangkahkan kakinya dengan gontai di jalanan komplek. Langit masih gelap, segelap hati Kira saat ini. Saat melewati rumah Violet, Kira sempat menghentikan langkahnya sejenak. Tangannya mengepal, dadanya berdenyut nyeri kala teringat dengan ucapan Kai tadi malam. “Sepertinya kamu nggak menyerah untuk mengambil Kai dariku,” gumam Kira dengan senyuman getir. Tanpa sadar mata Kira menggenang. Ia meneruskan langkahnya, tanpa tujuan. Ia tidak membawa apa-apa selain dompet. Bahkan ponsel saja ia tinggalkan di kamar. Untuk saat ini Kira tidak memikirkan apapun selain lari dari Kai, setidaknya untuk pagi ini saja, ia tidak sanggup bertemu dengan lelaki itu. Kini Kira ber

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status