Share

6. Perubahan

last update Last Updated: 2025-03-05 13:35:08

“Kamu benar-benar menguji kesabaranku, Kira,” desis Kai dengan tatapan intens yang sulit sekali diartikan.

Kira jengah. Ia akhirnya mendongak dan membalas tatapan Kai dengan datar. Namun, Kira menyesal telah melakukannya. Karena saat ia mendongak, wajahnya dan wajah Kai nyaris saja bertemu. Hingga Kira bisa merasakan napas hangat pria itu menerpa wajahnya.

Sejujurnya Kira enggan mengakui, tapi wajah suaminya itu memang tampan, membuat Kai digandrungi banyak wanita. Namun satu-satunya wanita paling beruntung yang bisa memiliki Kai hanyalah Violet.

Mengingat hal itu, Kira seketika mengepalkan tangan, hatinya berdenyut nyeri ketika menyadari bahwa ia adalah wanita yang dibenci Kai.

“Baiklah,” ucap Kira pada akhirnya sambil menjauhkan dirinya dari Kai dengan berdiri. Ia memilih mengalah daripada berdebat dengan Kai yang tidak akan ada ujungnya. Kira merasa lelah. “Aku akan membuatkanmu sarapan, tapi tolong menjauh dariku.”

Pada saat yang sama, ponsel Kai berdering. Pria itu mengembuskan n
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
kan tinggal ceraikan kira ya...kok ribet amat
goodnovel comment avatar
Deborah Ingdra
TDK mau melepaskan kira. msh ada cinta
goodnovel comment avatar
Maria Sisilia Rahayaan
lanjut alur cerita tanta bagus banget buat kira tinggal kan kai
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   194. Izinkan Aku Memelukmu

    Selesai makan siang, Kira menemani Kai menyelesaikan pekerjaannya di ruangan kerja. Karena walau bagaimanapun, status Kira masih sebagai asisten pribadi pria itu, meski beberapa hari terakhir Kira cuti dari pekerjaannya.Kira baru saja menghidangkan dua gelas teh hangat di meja yang agak jauh dari dokumen-dokumen penting, karena khawatir teh itu tidak sengaja tumpah.Kira hendak duduk di sofa seberang Kai, akan tetapi suara Kai menahannya.“Kira, kemarilah. Duduk di sini,” ucap Kai sembari menepuk space kosong di sebelahnya. Saat ini Kai duduk di sofa panjang.Kira agak kikuk sejenak, tapi kemudian ia mengangguk. “Iya, Mas,” timpalnya, lalu mendaratkan bokongnya di sebelah Kai dengan perlahan.Kai menyandarkan punggungnya ke sofa, ia menoleh, menatap Kira dengan tatapan lembut. Lalu tersenyum kecil. “Bantu bacain dokumen ini, aku agak pusing baca tulisan kecil.” Kai menyodorkan satu file kepada Kira.Kira menerimanya. Ia mengangguk mengiyakan. Kepalanya tetap tegak sementara pandangan

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   193. Aku Akan Tetap Menunggu

    Hari ini pun Kai masih belum masuk kantor karena kondisinya yang belum stabil. Kai memilih bekerja dari rumah.Namun, ia tidak bisa diam di ruangan kerjanya sendirian. Saat ia tidak melihat keberadaan Kira dan tidak mencium aroma tubuhnya, Kai kembali mual-mual. Alhasil, Kai kerja di manapun Kira berada.Seperti saat ini, Kai membuka laptop dan beberapa dokumen pekerjaan di meja makan. Supaya ia bisa melihat Kira yang tengah memasak makan siang di dapur.Kai mengalihkan tatapannya dari layar laptop, ke arah Kira. Ia menopang dagu dengan tangan yang tertekuk di atas meja. Bibirnya mengulas senyum.Semenjak ada Kira di rumah ini, hati Kai terasa jauh lebih ringan, seolah-olah beban berat yang menggelayuti hatinya hilang begitu saja.Namun, Kai tetap saja merasa gelisah setiap kali teringat Aksa. Dadanya berdenyut nyeri saat penyesalan memenuhi relung hati.“Kira,” panggil Kai dengan manja.Kira pura-pura tidak mendengar dan ia fokus saja memasukkan bumbu pada sup kesukaan Kaisar.Kai me

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   192. Pembelaan Kaisar

    Kira mengamati wajah Kai yang tengah terlelap dengan damai. Saat sedang terlelap seperti ini, rasanya Kira tidak sampai hati untuk terus marah pada pria itu. Kira menghela napas berat. Lalu menyelimuti tubuh Kaisar.Kira mendaratkan bokongnya di tepian ranjang, ia terdiam melamun memikirkan penjelasan Kai tadi malam mengenai kenyataan bahwa Luna bukan anak kandungnya.‘Laki-laki sesempurna Mas Kaisar, kenapa tega sekali Violet membohonginya?’ batin Kira seraya kembali menatap wajah Kai yang polos seperti anak kecil tak berdosa.Kira tahu, seberapa besar pengorbanan Kai untuk Violet dan Luna, tapi pada akhirnya karena kebodohannya, Kai harus mendapati kenyataan bahwa ia dibohongi habis-habisan oleh wanita yang dicintainya.Saat Kira sedang sibuk dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba saja Kira mendengar pintu kamar diketuk pelan. Kira bangkit dan bergegas membukakan pintu. Terlihat Ani berdiri di hadapannya, wanita itu mengabarkan bahwa ada Grace yang baru saja datang.Kira terdiam sesaa

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   191. Couvade Syndrom

    Kira sesekali menatap Kai yang terkulai lemas di atas tempat tidurnya. Ia menggigit bibir bawahnya dengan gamang. Di satu sisi Kira tidak ingin memperdulikan Kaisar, tapi di sisi lain Kira tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa ia mengkhawatirkan kondisi suaminya. Pria itu terus saja muntah-muntah sampai Kira tak tega melihatnya.“Kira…,” panggil Kai dengan suara lemah, persis seperti orang yang sedang sakit parah. “Kemarilah, aku butuh kamu.”Kira mengembuskan napas pelan, ia menatap pria itu dengan datar lalu mendekati ranjang tanpa berkata-kata.Tangan Kai terulur meminta digenggam, tapi Kira mengabaikannya. Akhirnya tangan Kai kembali terkulai pasrah ke sisi tubuhnya.“Bisa tolong pijitin kepalaku? Aku pusing sekali.”Bibir Kira sedikit merengut, bukan karena tidak suka diperintah, tapi ia kesal karena Kai persis seperti anak kecil yang manja ketika sedang sakit. Sementara rasa marah di hati Kira mulai luntur karena sikap pria itu yang terlihat mengkhawatirkan.Akhirnya Kira

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   190. Mual-Mual

    Kira terbangun pagi itu dengan suasana hati yang jauh lebih baik. Sejak awal kehamilannya, ia tidak mengalami morning sickness, tidak seperti saat ia hamil Aksa. Jadi Kira bangkit dari tempat tidur dengan tubuh yang lebih segar.Entah mengapa, di kamarnya yang ada di rumah Kaisar, terasa lebih hangat dibanding ruangan manapun. Mungkin karena kamar ini telah menjadi saksi bisu perjuangan Kira selama ini.Selesai mandi beberapa saat kemudian dan mengganti pakaiannya dengan dress bunga-bunga selutut dan tanpa lengan, Kira turun ke dapur untuk memasak sarapan. Ia sudah rindu dengan dapur di rumah ini. Padahal ia cuma pergi beberapa hari saja.Saat melewati ruangan keluarga, Kira terkejut karena mendapati Kai tengah terlelap di atas sofa dengan televisi yang masih menyala.Kira menghela napas panjang, lalu meraih remote dari atas meja dan mematikan televisi. Ia menatap Kaisar dengan tatapan campur aduk. Pria itu terlihat nyenyak sekali, meski tanpa selimut dan hanya tidur di sofa. Satu tan

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   189. Makan Berdua

    Suasana di dalam mobil itu terasa hening. Kira lebih memilih sibuk dengan pikirannya sendiri. Sementara Kai berkali-kali mencuri pandang ke arah Kira sambil mengulas senyum penuh kebahagiaan.Di tengah kesunyian itu, tiba-tiba saja perut Kai berbunyi, cukup jelas terdengar di telinga Kira.Kira mengerjap, ia ingin bertanya apakah Kai belum makan? Namun, egonya masih menggunung hingga pertanyaannya hanya berakhir di pikiran saja.“Sebenarnya aku belum makan beberapa hari ini,” ujar Kai tiba-tiba sambil meringis dan satu tangannya mengusap perutnya.Sontak, Kira menoleh pada Kai. Kira sempat melirik tangan kanan Kai yang diperban, sesaat. “Kamu… belum makan sama sekali?”“Mm.” Kai bergumam sembari mengangguk. “Kita makan malam dulu, ya. Aku lapar.”Kira terdiam, ia juga merasakan perutnya lapar karena sejak siang belum makan. Akhirnya Kira mengangguk tanpa berkata-kata.“Mau makan di mana, hm?” tanya Kai, menoleh ke arah Kira.Kira mengusap perutnya sejenak, mendadak nasi goreng di peda

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   188. Keputusan Kira

    “Kamu boleh mengabaikan aku, boleh mendiamkan aku, tapi aku mohon tarik gugatan cerai kamu dan kita tinggal satu rumah lagi.”Kira tertegun mendengarnya. Tak bisa dipungkiri bahwa hatinya tersentuh oleh kata-kata Kai yang terdengar tulus itu. Kira berusaha mencari-cari kebohongan dalam sorot mata Kaisar, akan tetapi hanya kesungguhan yang Kira dapati dari sana.Kira menunduk, menggigit bibir bawahnya yang bergetar. Matanya semakin terasa memanas.“Kira…,” panggil Kai seraya mencapit dagu Kira dan mengangkatnya agar mereka bersitatap. Namun, dengan cepat Kira menepis tangan Kai dari dagunya. Kai tertegun sesaat. “Kumohon, beri aku kesempatan satu kali lagi saja,” pinta Kai dengan wajah memelas sembari mengacungkan jari telunjuknya. “Kali ini aku janji akan menggunakan kesempatan yang kamu berikan padaku dengan baik. Aku nggak akan menyia-nyiakannya, Kira.”Kira merasa bimbang. Ia mengalami pergolakan batin antara menerima permintaan Kai atau menola

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   187. Butuh Waktu

    Kai duduk bersandar pada pintu apartemen Julian. Ia menunggu Kira dengan sukarela mau membukakan pintu untuknya. Namun, hingga malam menjelang, Kira tak kunjung membuka pintu itu barang satu kali pun. Kai kedinginan di luar, tubuhnya yang hanya mengenakan kemeja putih dan celana bahan panjang, yang sudah kusut, terasa menggigil. Dan perutnya terasa lapar, entah sudah berapa hari tidak ada makanan yang masuk ke perutnya. Namun, Kai tidak memedulikan semua itu. Yang ia pedulikan hanya Kira. Ia tidak bisa makan dan tidur dengan tenang sebelum Kira kembali ke rumahnya dan menarik gugatan cerai itu. Sementara itu di dalam sana, Kira mengabaikan perutnya yang terasa perih. Sejak siang ia tetap duduk bersandar di pintu sambil memeluk lutut dan sesekali meneteskan air mata. Kira tidak mendengar Kai bersuara lagi sejak tadi siang. Mungkin pria itu sudah pergi dan menyerah, pikirnya. Dada Kira terasa sesak, ia butuh udara segar. Akhirnya Kira bangkit dengan perlahan-lahan, lalu membuka pint

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   186. Cinta

    Kira melihat kepergian Kaisar dengan dada yang terasa sesak. Pria itu terlihat kacau sekali. Bahkan jauh lebih kacau daripada yang terakhir kali Kira lihat saat ia makan bubur kemarin pagi.Dan Kira sempat tercenung saat melihat tangan kanan Kai yang diperban. Ada apa dengan tangan pria itu? Apa dia terluka?Namun, sedetik kemudian Kira menggelengkan kepalanya pelan, berusaha menepis rasa khawatir yang tiba-tiba memenuhi relung hatinya.“Kira, kamu baik-baik saja?” Julian akhirnya bersuara melihat Kira yang tampak sendu.Kira buru-buru menyunggingkan senyum samarnya. “Aku… mau masuk dulu. Terima kasih sudah datang, Julian.”Julian mengangguk, ia mengerti bahwa saat ini Kira butuh waktu untuk sendiri. “Baiklah, hati-hati. Kalau kamu butuh bantuan, jangan segan hubungi aku.”“Mm-hm.” Kini Kira yang mengangguk. Sebelum akhirnya Kira melangkah pergi meninggalkan Julian yang terdiam memandangi kepergiannya.Masuk ke dalam apartemen Julian, Kira duduk di sofa dengan tatapan menerawang ke ar

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status