Share

Bagian 10: Ancaman

"Sur? Surti?"

Bagus menepuk-nepuk pundak Surtini. Namun, gadis itu tak menyahut. Dia asyik menggigiti sendok es krim.

"Surti!" panggil Bagus dengan suara lebih keras.

Surtini tersentak. Dia refleks melemparkan cup es krim dan mendarat tepat di wajah Bagus. Bukannya minta maaf, gadis itu malah mendelik.

"Kena karma, kan, kamu. Suka ngagetin sih," omelnya.

Untunglah, Bagus bukan teman yang mudah emosian. Dia malah terkekeh sambil membersihkan wajah dari lelehan es krim.

"Bukannya ngagetin, Sur. Kamunya yang suka ngelamun. Hati-hati loh, entar kesambet lagi, kita semua repot."

"Bukan ngelamun, aku tuh lagi cemas, Gus, takut nilaiku jelek. Aku enggak mau bikin Emak malu." 

Surtini memilin-milin ujung rok merahnya. Bagus lagi-lagi terkekeh. Gadis itu memajukan bibirnya.

"Kalo yang rajin kayak kamu nilainya jelek, aku pasti merah semua."

Surtini mencubit lengan Bagus dengan sadis. Anak laki-laki itu hanya bisa meri

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status