Share

19.

Aroma petrichor menambah suasana sendu sore itu, mengiringi hati dua orang yang kini sedang berhadapan dengan wajah yang sama murung.

Agra dan Neira. Duduk berhadapan dibatasi oleh meja kayu jati panjang di teras belakang. Neira menunduk, matanya kosong menatap secangkir teh dalam genggamannya.

Lelaki itu, tiba-tiba saja mengajaknya berbicara empat mata. Neira tahu, ke arah mana pembicaraan mereka akan bermuara. Tak akan jauh dari pengusiran Agra atas kehadirannya di rumah ini.

"Saya akan menikah. Tentunya bukan dengan kamu, melainkan dengan seseorang yang sudah lama saya cintai. Saya harap kamu cukup tahu diri dan tahu apa yang harusnya kamu lakukan. Saya tidak mau semua jadi rumit hanya karena kamu ada dalam keluarga ini."

Kalimat yang terdengar sangat terhormat. Namun, mencabik Neira bagai sampah menjijikkan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status