Home / Rumah Tangga / Ipar Pengusir Sepi / TRANSFERAN KURANG!!!

Share

TRANSFERAN KURANG!!!

Author: ARY
last update Last Updated: 2025-12-23 16:00:01

 “Bapak ibu saja! Lebih bagus,” sahutnya sumringah.

            Kebahagiaan mereka seolah-olah nampak seperti sebuah hubungan yang dibangun berdasarkan cinta yang murni tanpa noda, kedua pasangan terlarang itu benar-benar sedang dibutakan oleh nafsu hingga mengesampingkan hubungan murni yang sebenarnya. Keduanya pun kini tak segan-segan lagi dan tak perlu sembunyi-sembunyi lagi menunjukkan kemesraan mereka di dalam rumah.

 “Mas, skincare aku habis!”

“Ini, kamu beli yang banyak yo biar makin cantik!” Malikh memberikan sejumlah uang.

“Lima juta? Mas ini banyak banget, kamu yakin?” Tasya terkejut.

“Ini uang sekolah anak-anak, kamu pakek saja dulu, kebutuhanmu lebih penting nanti Mas bisa minta lagi ke Angel!” ucapnya enteng.

“Terima kasih Mas! Dek jadi makin sayang sama Mas.”

Drrt! Drrrt! gawai Malikh berdering

“Eh orangnya panjang umur, sebentar ya sayang Mas mau minta uang dulu!”

[Halo, assalamualaikum Mas]

[Ya, walaikumsalam!]

[Kabar keluarga di rumah bagaimana Mas? Mas sudah baikan?]

[Baik, semuanya baik. Kamu sendiri bagaimana sudah gajian belum?] tanya Malikh tak sungkan.

[Mas, maaf memangnya kamu ndak mau tahu kabarku di sini tiba-tiba sudah tanya gaji aku?] Angel sedih.

[Eee, maaf Mas lupa! Kabarmu bagaimana?] Malikh kikuk.

[Baik, Mas. Aku baik, tapi aku kangen sama kamu dan anak-anak ee Mas lagi ndak sibuk? Aku mau ngomong sama anak-anak Mas,] pintanya.

[Anak-anak lagi main ke rumah temennya, udahlah lain kali saja!]

[Eee kalau Ibuk ada Mas?]

[Ibuk ke kebun, biasanya sore baru pulang ... jadi bagaimana kamu sudah dapat uang atau belum?] tanyanya kembali.

[Hah, ya sudah kalau begitu! Lain kali aku minta tolong ya Mas kalau anak-anak dan Ibuk pas ada di rumah telpon aku!] jawabnya, mengabaikan pertanyaan Malikh tentang uang.

[Kamu ini pura-pura ndak dengar apa bagaimana? Dari tadi aku tanya kamu sudah gajian atau belum?] tekannya. Malikh mulai kesal.

[Belum Mas, aku kan biasanya gajian toh langsung tak kirim ke rekeningmu Mas.]

[Kalau begitu kamu ada tabungan apa ndak?]

[Buat apa Mas?]

[Aku tanya kok malah ditanya balik! Aku ya perlu untuk kebutuhan rumah sama sekolah anak-anak!]

[Tapi Mas, bulan lalu aku kan sudah kirim untuk keperluan di rumah sama sekolah anak-anak lima puluh juta. Biasanya kan segitu masih cukup, nanti kalau aku sudah gajian kan aku kirim lagi to.]

[Sekarang itu apa-apa mahal! Uang segitu sudah ndak cukup lagi, aku perlu buat bayar sekolah anak-anak besok!]

[Tolong disiasati to Mas biar cukup, aku di sini kan juga perlu untuk kebutuhanku.]

[Loh, kamu pikir ngolah uang gampang? Kamu enak tinggal nyari saja, aku stress yang ngurus! Memangnya kamu mau anak-anak telat bayar uang sekolahnya?]

[Astagfirullah Mas, aku yo juga capek Mas! Kerja siang malam kamu pikir ndak habisin tenaga to? Kenapa kamu gini Mas, kok kamu jadi ndak ngehargain aku?] Angel kecewa dengan sikap Malikh.

[Iyo-iyo, aku ya bisa apa cuma bisa minta ke kamu. Kalau begitu aku ndak bisa bantu banyak, biarkan saja sekolah anak-anak bermasalah itu pun kalau kamu tega! Aku di matamu yo cuma tukang minta-minta to makanya kamu berani melawan suamimu ini karena kamu merasa sudah lebih hebat dari pada suamimu yang ndak berguna ini, begitu toh maksudmu?] Malikh mulai menjual kesedihan untuk memengaruhi perasaan Angel.

[Ndak begitu maksudku Mas! Aku minta maaf kalau sudah nyinggung perasaanmu, aku juga ndak tega biarin sekolah anak-anak terbengkalai. Ya sudah kalau begitu, nanti aku transfer lagi pakek tabungan daruratku dulu!] Angel luluh dengan begitu mudahnya termakan bualan Malikh.

[Iyo aku tunggu! Kalau bisa sekarang biar besok bisa langsung tak bayar!]

[Iya Mas! Mas aku ....] Panggilan telepon dimatikan begitu saja saat Malikh sudah mendapatkan apa yang ia mau.

“Bagaimana Mas? Uangnya dapet?”

“Dapet dek! Jadi uang ini kalau kamu mau pakek belanja aman, uang sekolah anak-anak nanti di transfer lagi!”

“Makasi ya Mas, uang ini aku mau pakek beli keperluanku!”

“Iya sayang, kamu pakek saja nanti kalau kurang kasi tahu Mas saja biar Mas bisa minta lagi sama Angel! Pokoknya istri Mas yang tersayang ini harus tetap cantik!”

“Iya Mas makasi banyak! Dek juga sayang sama Mas.”

“Pak, tadi Ibuk nelpon ya?” tanya Rafa.

“Aduh kamu bikin kaget saja, kamu ini suka sekali muncul tiba-tiba bikin orang tua jantungan!”

“Maaf Pak, bener tadi Ibuk yang nelpon?” tanyanya meyakinkan.

“Iya, kenapa memangnya?”

“Aku sama Aira kangen sama Ibuk! Sudah lama kita ndak ngomong sama Ibuk,” jelasnya.

“Iya Pak, Ira kangen sama Ibuk!” timpal Aira merengek.

“Aduh kalian ini seperti baru ditinggal sama Ibuk saja, tadi Ibuk nelpon sebentar karena dia sibuk mau lanjut kerja lagi. Sudah sana kalian belajar lagi, nanti kalau Ibuk nelpon Bapak kasi tahu,” kilahnya.

“Ibuk ndak ada nanyain kita to?”

“Dia sibuk, mana ada waktu buat nanyain kalian! Sudah sana.”

            Aira dan Rafa kembali belajar dengan ekspresi muka ditekuk, mereka kecewa karena akhir-akhir ini merasa tak dipedulikan lagi oleh ibu mereka.

“Biasanya Ibuk kalau nelpon pasti selalu nanyain kita yo dek? Sekarang kok Ibuk ndak seperti dulu lagi,” keluhnya kecewa.

“Iya Mas, dek kangen sama Ibuk!”

“Kalau begitu bagaimana besok kita ke rumah tante Nesya saja! Pasti tante Nesya sering telponan sama Ibuk jadi kita bisa telpon Ibuk pakek hp nya tante Nesya,” usulnya bersemangat.

“Tapi Mas, dek takut nanti Bapak marahin kita lagi ... Bapak kan pernah bilang waktu ini jangan main sama tante Nesya lagi!”

“Itu kalau ditau sama Bapak! Besok kamu ikutin Mas, pas Bapak ndak ada di rumah. Kamu jangan bilang-bilang ke Bapak atau tante Tasya yo!”

“Iya Mas.”

“Mas, bagaimana ini? Anak-anak kok bisa senekat itu?” tanya Tasya khawatir kedoknya terbongkar. Wanita itu ternyata menguping pembicaraan kedua anak itu.

“Anak-anak itu memang bandel, ndak pernah denger omongan Bapaknya persis seperti Ibuknya keras kepala!”

“Terus bagaimana ini Mas? Kalau sampai Nesya tahu kita sudah nikah pasti dia bakalan ngadu ke Mbak Angel!” Tasya semakin ketakutan.

“Kamu tenang saja dek, biar Mas yang atur. Kalau sampai Nesya berani melakukan itu, Mas ndak bakalan segan-segan ngelakuin sesuatu ke dia!”

“Mas, kamu jangan cari masalah lagi!”

“Sudah kamu tenang saja, ini urusan Mas. Kamu ndak usah ikut campur nanti stress, kasian anak kita!”

“Terus urusan Rafa sama Aira bagaimana Mas?”

Bersambung ...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ipar Pengusir Sepi   TRANSFERAN KURANG!!!

    “Bapak ibu saja! Lebih bagus,” sahutnya sumringah. Kebahagiaan mereka seolah-olah nampak seperti sebuah hubungan yang dibangun berdasarkan cinta yang murni tanpa noda, kedua pasangan terlarang itu benar-benar sedang dibutakan oleh nafsu hingga mengesampingkan hubungan murni yang sebenarnya. Keduanya pun kini tak segan-segan lagi dan tak perlu sembunyi-sembunyi lagi menunjukkan kemesraan mereka di dalam rumah.“Mas, skincare aku habis!”“Ini, kamu beli yang banyak yo biar makin cantik!” Malikh memberikan sejumlah uang.“Lima juta? Mas ini banyak banget, kamu yakin?” Tasya terkejut.“Ini uang sekolah anak-anak, kamu pakek saja dulu, kebutuhanmu lebih penting nanti Mas bisa minta lagi ke Angel!” ucapnya enteng.“Terima kasih Mas! Dek jadi makin sayang sama Mas.”Drrt! Drrrt! gawai

  • Ipar Pengusir Sepi   AKAD NIKAH

    “Bagaimana para saksi? Sah?”“Sah!!!” jawab mereka serentak. Malikh dan Tasya melangsungkan pernikahan mereka secara terang-terangan, lelaki bejat itu berhasil mengelabuhi masyarakat dan pengurus desanya hingga acara pun berlangsung lancar.“Selamat Malikh, nanti kamu jangan lupa segera mengurus surat cerai dengan Angel supaya pernikahanmu sekarang bisa sah secara hukum karena saya cuma bisa bantu sampai di sini saja, semoga ini menjadi pilihan terbaik buat kamu saya juga turut prihatin dengan musibah yang menimpa rumah tanggamu!”“Terima kasih pak Kades! Saya pasti segera cari cara untuk menghubungi Angel kembali karena dia sudah hilang kontak dengan saya cukup lama, dia pasti sudah bahagia dengan pasangannya yang baru di sana makanya dia sudah ndak peduli lagi dengan anak-anaknya di sini!” jelasnya berbohong.“Ya, saya mengerti sekarang saya harap kamu bisa ikhlaskan semuanya dan berserah pada-Nya jaga anak-anakmu dengan baik dan untuk Tasya bapak harap kamu tidak mengiku

  • Ipar Pengusir Sepi   ANGEL SELINGKUH???

    “Dek, kamu jangan nyusahin Mas begini! Kita ndak mungkin bisa menikah sekarang yo masa iya Mas tiba-tiba ngabarin Angel kalau kita mau nikah karena kamu hamil anak aku?!”“Mas! Memangnya ndak ada cara lain? Aku ndak mau dosa dua kali karena gugurin anak aku sendiri!”“Sejak kapan kamu mikirin dosa dek? Dari awal juga kamu sudah buat dosa tapi tetap mau-mau saja.”“Mas! Sekarang bukan saatnya kamu ngurusin dosa aku, kamu tu sama dosanya. Pokoknya harus tanggung jawab aku ndak mau tahu ... kalau Mas ndak mau cari cara buat nikahin aku jangan salahin aku pakek cara kotor supaya kita tetap nikah!”“Maksud kamu apa to dek?” Malikh linglung, ia sedang tak fokus dengan situasinya yang semakin keruh.“Aku ndak akan segan-segan ngaduin kelakuanmu ke Mbak Angel, kalau kamu selama ini sudah nodain aku! Setelah Mbak Angel mendengar semua penjelasan aku pasti Mbak Angel bakalan lebih percaya sama adiknya dan ngusir kamu dari rumah!” ancamnya.Malikh terperangah, keningnya mengkerut.“Kamu ini mema

  • Ipar Pengusir Sepi   ABORSI

    “Iyo aborsi, itu jalan satu-satunya yang bisa mengamankan status kita berdua dari Angel, Ibuk bahkan dari warga sekitar dek!”“GILA KAMU MAS! Pikiranmu bener-bener sudah kerasukan setan, aborsi itu resikonya besar bisa mencelakakan nyawa aku juga! Apa jangan-jangan karena Mas ndakk mau tanggung jawab ini rencana kamu buat nyingkirin aku juga? Iya kan!” tuduhnya penuh amarah.“Tasya! Dengerin Mas dulu, Mas itu saaayangg banget sama kamu buktinya sampai sekarang Mas masih mau sama kamu dan tetap memilih kamu ketimbang Angel. Mas tau kondisi kita lagi rumit, makanya ini solusi terdesak demi kebaikan kita masing-masing ... memangnya kamu mau digunjing sama tetangga karena hamil di luar nikah? Mas sih ndak mau ya mengambil risiko besar begitu, mau ya dek Mas mohon!” Malikh sudah benar-benar kehilangan akal sehatnya, ia bahkan tak merasa takut sedikit pun membicarakan rencana pembunuhan darah dagingnya sendiri.GUBRAKK! Dari arah dapur terdengar suara benda terjatuh.Mata Tasya

  • Ipar Pengusir Sepi   AKU HAMIL MAS!!!

    “Dari hotel!” jawab Malikh datar.Surti sontak mengelus dada, “Hotel? Kalian ngapain ke hotel berdua hah?! Astaga kalian ini benar-benar keterlaluan ya, pantas saja Rafa bilang ndak ada acara apa pun dari sekolah dan kalian hilang kabar seharian ini!” bentaknya, ia benar-benar meradang kali ini.“Ibuk ndak perlu tahu, ini urusan saya dengan Tasya ndak ada hubungannya sama Ibuk! Sudah saya capek mau istirahat!” keluhnya.“Bajingan kamu Malikh! Kamu, Tasya kenapa diam saja? Jawab Ibuk, kalian ngapain ke hotel?”“Udahlah Bu, ndak usah diperpanjang Tasya juga capek sekarang malah harus denger Ibuk ngomel-ngomel!” keluhnya.“Nak, Ibuk ndak pernah ngajarin kamu hal seperti ini. Tolong hentikan perbuatan kamu dengan Malikh, dia itu suami Kakakmu sendiri, sadar!”“Apaan sih Bu! Ibukk tu ndak jelas tahu ndak, orang ndak ada apa-apa juga!” bantahnya.“Kalau sampai ada apa-apa antara kamu dan Malikh lagi, awas kamu Tasya Ibuk ndak akan pernah maafin kalian berdua!” tekannya sembari mengacungkan

  • Ipar Pengusir Sepi   MALAM PERTAMA

    “Aeeee, ituuu ....”“Tuh kan, Mas memang ndak bisa mutusin berarti Mas masih punya perasaan ke Mbak Angel!”“Bukan begitu maksud Mas dek! Ckckk, ya sudah besok kamu bakalan tahu jawaban pastinya!” tegasnya, Malikh nampaknya sedang menghadapi dilema.***“Kalian mau ke mana?” tanya Surti-ibu Angel dan Tasya. Ia bingung melihat Tasya dan Malikh sudah kemas.“Saya mau ngajak Tasya ke acara sekolah Rafa buk, hari ini ada pertunjukkan seni di sekolahnya dan orang tua murid diminta menghadiri acara,” jelasnya.“Kamu ndak bisa sendiri ya?” tanyanya kembali.“Ndak bisa bu, Malikh sudah janji mau ngajak Tasya ke sekolah kasian anak-anak!” tegasnya. Sementara itu Tasya hanya berdiam diri.“Ya sudah, kalian berdua jangan sampai macam-macam lagi di luar! Jangan hancurkan kepercayaan ibu ke kalian seperti sebelumnya,” pesannya penuh harap.“I-iya bu,” jawabnya ragu. “Malikh berangkat dulu.”“Memangnya ada acara apa Mas? Kok tumben aku ndak dikasi tahu sama Rafa?” Tasya kebingungan kar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status