LOGIN“Bagaimana para saksi? Sah?”
“Sah!!!” jawab mereka serentak.
Malikh dan Tasya melangsungkan pernikahan mereka secara terang-terangan, lelaki bejat itu berhasil mengelabuhi masyarakat dan pengurus desanya hingga acara pun berlangsung lancar.
“Selamat Malikh, nanti kamu jangan lupa segera mengurus surat cerai dengan Angel supaya pernikahanmu sekarang bisa sah secara hukum karena saya cuma bisa bantu sampai di sini saja, semoga ini menjadi pilihan terbaik buat kamu saya juga turut prihatin dengan musibah yang menimpa rumah tanggamu!”
“Terima kasih pak Kades! Saya pasti segera cari cara untuk menghubungi Angel kembali karena dia sudah hilang kontak dengan saya cukup lama, dia pasti sudah bahagia dengan pasangannya yang baru di sana makanya dia sudah ndak peduli lagi dengan anak-anaknya di sini!” jelasnya berbohong.
“Ya, saya mengerti sekarang saya harap kamu bisa ikhlaskan semuanya dan berserah pada-Nya jaga anak-anakmu dengan baik dan untuk Tasya bapak harap kamu tidak mengikuti jalan yang mbakmu ambil, sekarang anak-anak mbakmu juga jadi anakmu! Itu saja pesan bapak untuk kalian, sudah cukup sampai di sini aib Angel mencemari desa ini semoga ndak akan ada lagi yang seperti itu!”
“Maaf soal itu pak! Saya mewakili Mbak Angel turut meminta maaf kepada bapak dan masyarakat di sini, sekali lagi terima kasih telah membantu kami meyakinkan masyarakat untuk menerima pernikahan ini!”
“Sama-sama, kalau begitu saya pamit dulu!”
“Sisanya nanti di rumah ya pak!” bisik Malikh pada pak Kades sebelum pergi.
Sementara itu, di sudut ruangan yang masih riuh memperbincangkan pernikahan dan tragedi perselingkuhan Angel ada Surti yang memojok di tengah kesunyian hatinya yang penuh tanya.
“Nduk! Ibuk yakin kamu bukan orang yang seperti mereka bicarakan, cepat pulang Nduk Ibuk rindu sama kamu! Maaf Ibuk ndak berdaya sampai-sampai ndak bisa bantu kamu,” lirihnya berlinang air mata.
“Aduh buk Surti! Anaknya menikah kok malah nangis di sini toh, ibuk masih ndak rela to Tasya menikah dengan Malikh ... harusnya buk Surti itu sudah nangis dari dulu saat Angel yang nikah dengan Malikh karena biar ndak seperti sekarang akhirnya buk Surti baru nyesel to?” sindir bu Lena.
“Buk Lena ndak usah sampai segitunya urusin hidup orang yang kita sendiri ndak tahu kebenarannya! Kalian semua sudah memfitnah Angel anak saya, semoga kalian ndak dapat balasan buruk setelah ini!” kecamnya.
“Ohhh buk Surti dikasihani malah nyumpahin! Untung-untung tetangga di sini masih maafin keluarga kalian yang sudah buat aib di desa ini, dasar ndak tahu terima kasih hmpphh!” cercanya begitu saja lantas pergi.
“Bukkk! Sudah jangan buat Tasya malu lagi! Aku sama Mas Malikh sudah berusaha membersihkan nama keluarga kita dari aib Mbak Angel, sudahlah Ibuk terima saja kenyataannya!” ucapnya tanpa rasa bersalah.
“Anak durhaka kamu!” tekan Surti. Wanita tua itu lantas tak berucap lagi, ia pergi begitu saja.
“Ibukkk!” pekik Tasya.
“Sudah sayang, Ibuk cuma perlu waktu nerima pernikahan kita kan kamu juga anaknya to ndak mungkin Ibuk sampai setega itu!”
Tasya mendekap tubuh Malikh, “Mas, ayo kita pulang dek capek!”
Malikh membalas kecupan hangat di kening Tasya, “Ayo sayang!”
*
“Pak, jadi sekarang tante Tasya jadi ibuk kita?” Rafa bertanya-tanya.
“Iya, mulai dari sekarang Rafa sama Aira panggil tante Tasya ibuk ya!” jelasnya.
“Jangan! Ibuk kalian masih hidup panggil tante saja!” sela Surti.
“Ibuk kenapa to ikut campur urusan rumah tanggaku?” Tasya meradang.
“Rumah tangga apa? Kamu belum puas to rebut rumah tangga Mbakmu dan sekarang mau rebut anaknya juga?” balasnya kesal.
“Buk! Dari dulu juga mereka tetap anak-anakku, yang merawat mereka dari bayi sampai sebesar ini yo aku! Mbak Angel mana tau ngurus anak dia kan pergi-pergi terus!” belanya.
“Angel pergi karena ada sebabnya! Dia ngurusin cari makan untuk orang-orang ndak tahu terima kasih seperti kalian! Sudah untung dikasi hidup enak sama Angel malah ngelunjak!”
“Angel-Angel terus! Sampai kapan Ibuk muji-muji Mbak Angel terus? Tasya memang benar ndak pernah ada di hati Ibuk!” keluhnya.
“Kelakuan Mbakmu dari dulu lebih waras ketimbang kowe, Ibuk mendidik kalian sama rata dan ndak pernah ngajarin kalian ngerebut rumah tangga orang! Kowe mentang-mentang nduwe Ibuk ndablek koyok ngene, jadi iso bebas nginjek-nginjek Ibuk di rumah ini!” Surti meradang.
“Ibuk jangan lupa yang merawat Ibuk selama ini aku, Mbak Angel mana tau sakitnya Ibuk! Tapi usaha aku ndak pernah dilihat sama sekali karena pikiran Ibuk cuman uang, memang aku selama ini ndak pernah ngasi Ibuk uang tapi Ibuk ndak pernah lihat pengorbananku selama ini untuk merawat keluarga ini Buk!”
Surti terdiam.
“Sudah-sudah! Kalian bertengkar malu dilihat sama anak-anak, Buk! Saya sama Tasya sudah menikah ndak akan ada yang berubah, mau Ibuk nerima atau ndak terserah Ibuk yang pasti saya melakukan ini karena saya mau tanggung jawab Buk!”
“Puas kamu sudah menghancurkan kedua anak saya Malikh?” Tatapan tajam melayang ke wajah Malikh.
Alis Malikh bertaut, “Saya ndak peduli yang pasti ini jalan terakhir yang harus saya tempuh untuk menyelamatkan masa depan anak yang dikandung Tasya, jadi saya berharap Ibuk jangan macam-macam dengan istri saya yang sampai bisa mengancam keselamatan anak dikandungannya!” tegas Malikh. “Saya ndak bercanda, apa pun bisa saya lakukan kalau sampai ada yang ganggu dia!” ancamnya.
“Sudah Mas! Percuma ngomong sama orang tua ndak bakal didenger!”
“Se-semoga kalian segera dapat hidayah! Orang-orang seperti kalian terlalu buat sakit dunia ini, Ibuk kecewa dan menyesal sudah memberikan kepercayaan dengan kalian berkali-kali, ternyata kalian sudah bohongin Ibuk selama ini!”
Pertikaian di antara mereka sepertinya tidak akan ada ujungnya, tentu Surti akan tetap menentang hubungan terlarang Malikh dan Tasya karena ia tahu bahwa hal itu salah besar.
“Kamu ndak apa-apa to dek?” tanya Malikh khawatir dengan kondisi kandungan Tasya.
“Ndak papa Mas!”
“Anak Bapak juga ndak papa kan?” Telinga Malikh di tempelkannya di perut Tasya sembari tangannya mengelus-elus perut istri terlarangnya itu.
“Aku baik-baik saja Pak!” sahut Tasya.
“Enaknya kalau anak kita lahir mau panggilan apa yo Mas? Bapak ibu atau ayah bunda?”
Bersambung ...
Halo readers >3 Selamat datang di ceritaku yang baru, semoga kalian suka ya dan terima kasih sudah sudi berkunjung ke lapak aku >3 Sehat-sehat ya kalian, semoga rejekinya dilancarkan .... Enjoy your reading ~
“Bapak ibu saja! Lebih bagus,” sahutnya sumringah. Kebahagiaan mereka seolah-olah nampak seperti sebuah hubungan yang dibangun berdasarkan cinta yang murni tanpa noda, kedua pasangan terlarang itu benar-benar sedang dibutakan oleh nafsu hingga mengesampingkan hubungan murni yang sebenarnya. Keduanya pun kini tak segan-segan lagi dan tak perlu sembunyi-sembunyi lagi menunjukkan kemesraan mereka di dalam rumah.“Mas, skincare aku habis!”“Ini, kamu beli yang banyak yo biar makin cantik!” Malikh memberikan sejumlah uang.“Lima juta? Mas ini banyak banget, kamu yakin?” Tasya terkejut.“Ini uang sekolah anak-anak, kamu pakek saja dulu, kebutuhanmu lebih penting nanti Mas bisa minta lagi ke Angel!” ucapnya enteng.“Terima kasih Mas! Dek jadi makin sayang sama Mas.”Drrt! Drrrt! gawai
“Bagaimana para saksi? Sah?”“Sah!!!” jawab mereka serentak. Malikh dan Tasya melangsungkan pernikahan mereka secara terang-terangan, lelaki bejat itu berhasil mengelabuhi masyarakat dan pengurus desanya hingga acara pun berlangsung lancar.“Selamat Malikh, nanti kamu jangan lupa segera mengurus surat cerai dengan Angel supaya pernikahanmu sekarang bisa sah secara hukum karena saya cuma bisa bantu sampai di sini saja, semoga ini menjadi pilihan terbaik buat kamu saya juga turut prihatin dengan musibah yang menimpa rumah tanggamu!”“Terima kasih pak Kades! Saya pasti segera cari cara untuk menghubungi Angel kembali karena dia sudah hilang kontak dengan saya cukup lama, dia pasti sudah bahagia dengan pasangannya yang baru di sana makanya dia sudah ndak peduli lagi dengan anak-anaknya di sini!” jelasnya berbohong.“Ya, saya mengerti sekarang saya harap kamu bisa ikhlaskan semuanya dan berserah pada-Nya jaga anak-anakmu dengan baik dan untuk Tasya bapak harap kamu tidak mengiku
“Dek, kamu jangan nyusahin Mas begini! Kita ndak mungkin bisa menikah sekarang yo masa iya Mas tiba-tiba ngabarin Angel kalau kita mau nikah karena kamu hamil anak aku?!”“Mas! Memangnya ndak ada cara lain? Aku ndak mau dosa dua kali karena gugurin anak aku sendiri!”“Sejak kapan kamu mikirin dosa dek? Dari awal juga kamu sudah buat dosa tapi tetap mau-mau saja.”“Mas! Sekarang bukan saatnya kamu ngurusin dosa aku, kamu tu sama dosanya. Pokoknya harus tanggung jawab aku ndak mau tahu ... kalau Mas ndak mau cari cara buat nikahin aku jangan salahin aku pakek cara kotor supaya kita tetap nikah!”“Maksud kamu apa to dek?” Malikh linglung, ia sedang tak fokus dengan situasinya yang semakin keruh.“Aku ndak akan segan-segan ngaduin kelakuanmu ke Mbak Angel, kalau kamu selama ini sudah nodain aku! Setelah Mbak Angel mendengar semua penjelasan aku pasti Mbak Angel bakalan lebih percaya sama adiknya dan ngusir kamu dari rumah!” ancamnya.Malikh terperangah, keningnya mengkerut.“Kamu ini mema
“Iyo aborsi, itu jalan satu-satunya yang bisa mengamankan status kita berdua dari Angel, Ibuk bahkan dari warga sekitar dek!”“GILA KAMU MAS! Pikiranmu bener-bener sudah kerasukan setan, aborsi itu resikonya besar bisa mencelakakan nyawa aku juga! Apa jangan-jangan karena Mas ndakk mau tanggung jawab ini rencana kamu buat nyingkirin aku juga? Iya kan!” tuduhnya penuh amarah.“Tasya! Dengerin Mas dulu, Mas itu saaayangg banget sama kamu buktinya sampai sekarang Mas masih mau sama kamu dan tetap memilih kamu ketimbang Angel. Mas tau kondisi kita lagi rumit, makanya ini solusi terdesak demi kebaikan kita masing-masing ... memangnya kamu mau digunjing sama tetangga karena hamil di luar nikah? Mas sih ndak mau ya mengambil risiko besar begitu, mau ya dek Mas mohon!” Malikh sudah benar-benar kehilangan akal sehatnya, ia bahkan tak merasa takut sedikit pun membicarakan rencana pembunuhan darah dagingnya sendiri.GUBRAKK! Dari arah dapur terdengar suara benda terjatuh.Mata Tasya
“Dari hotel!” jawab Malikh datar.Surti sontak mengelus dada, “Hotel? Kalian ngapain ke hotel berdua hah?! Astaga kalian ini benar-benar keterlaluan ya, pantas saja Rafa bilang ndak ada acara apa pun dari sekolah dan kalian hilang kabar seharian ini!” bentaknya, ia benar-benar meradang kali ini.“Ibuk ndak perlu tahu, ini urusan saya dengan Tasya ndak ada hubungannya sama Ibuk! Sudah saya capek mau istirahat!” keluhnya.“Bajingan kamu Malikh! Kamu, Tasya kenapa diam saja? Jawab Ibuk, kalian ngapain ke hotel?”“Udahlah Bu, ndak usah diperpanjang Tasya juga capek sekarang malah harus denger Ibuk ngomel-ngomel!” keluhnya.“Nak, Ibuk ndak pernah ngajarin kamu hal seperti ini. Tolong hentikan perbuatan kamu dengan Malikh, dia itu suami Kakakmu sendiri, sadar!”“Apaan sih Bu! Ibukk tu ndak jelas tahu ndak, orang ndak ada apa-apa juga!” bantahnya.“Kalau sampai ada apa-apa antara kamu dan Malikh lagi, awas kamu Tasya Ibuk ndak akan pernah maafin kalian berdua!” tekannya sembari mengacungkan
“Aeeee, ituuu ....”“Tuh kan, Mas memang ndak bisa mutusin berarti Mas masih punya perasaan ke Mbak Angel!”“Bukan begitu maksud Mas dek! Ckckk, ya sudah besok kamu bakalan tahu jawaban pastinya!” tegasnya, Malikh nampaknya sedang menghadapi dilema.***“Kalian mau ke mana?” tanya Surti-ibu Angel dan Tasya. Ia bingung melihat Tasya dan Malikh sudah kemas.“Saya mau ngajak Tasya ke acara sekolah Rafa buk, hari ini ada pertunjukkan seni di sekolahnya dan orang tua murid diminta menghadiri acara,” jelasnya.“Kamu ndak bisa sendiri ya?” tanyanya kembali.“Ndak bisa bu, Malikh sudah janji mau ngajak Tasya ke sekolah kasian anak-anak!” tegasnya. Sementara itu Tasya hanya berdiam diri.“Ya sudah, kalian berdua jangan sampai macam-macam lagi di luar! Jangan hancurkan kepercayaan ibu ke kalian seperti sebelumnya,” pesannya penuh harap.“I-iya bu,” jawabnya ragu. “Malikh berangkat dulu.”“Memangnya ada acara apa Mas? Kok tumben aku ndak dikasi tahu sama Rafa?” Tasya kebingungan kar







