Professional, intelligent and almost perfect for being passionate for her job as a doctor, that's Sandra Olivarez. She is the best doctor that PPS Hospital has and envied because of her incomparable talent. She also have a great and loving family na wala na ata siyang mahihiling pa dahil sa suportang ibinibigay ng mga ito sa kanya. Well, maliban na lamang pala sa kanyang Daddy na wala nang ibang ginawa kung hindi ay ipagtulakan siya na maghanap na ng magiging kasintahan at agad nang magpakasal dahil gusto na daw nito ng apo sa kanya. At the age of 29 kasi ay wala pa siyang nobyo dahil sa wala ni isang pumapasa sa dami ng sumusubok na manligaw sa kanya. Kung kailan naman siya nakahinga ng maayos dahil umalis ang kanyang mga magulang para sa isang bakasyon sa Berlin ay saka naman niya nakabungguan ang lalaking hindi niya ata makakalimutan. Ang estrangherong naka-one-night stand niya nang magbakasyon siya ng dalawang araw sa isang isla sa Romblon. She tried to ignore his presence and pretended she doesn't know him. Pero mas makulit pa ata ito sa Daddy niya dahil simula ng magkita sila ay hindi na siya nito tinantanan hanggat hindi siya um-oo sa alok nitong kumain sa labas. Halos napanganga pa siya ng sabihin nito na liligawan siya nito at hindi siya titigilan hanggat hindi niya ito kinakausap o pinapansin. Paano na lamanh kung malaman nito na buntis siya at ito ang ama? Makakaiwas pa kaya siya kung ang tadhana na rin ang gumawa ng paraan dahil nakita niya itong kusap ang ama habang naghihintay sa lobby ng ospital at nagpaalam pa ito na liligawan siya nang malaman na Daddy niya pala ito.
View More“Oh, Arga … kamu hebat sekali.”
Citra tercengang manakala ia mendengar suara seorang wanita mendesahkan nama tunangannya dari dalam kamar hotel.
“Ya, Sayang! Seperti itu … ah!”
Suara pergumulan itu semakin keras begitu pintu hotel Citra buka tanpa dua orang di dalam sadari.
Selagi memberanikan diri, Citra mengintip dari celah pintu untuk memastikan apa yang terjadi di dalam sana.
Dan seketika, dia pun membeku dengan tangan menutup mulut.
Di dalam ruangan, Citra mendapati Arga, tunangannya, tengah bergumul dengan seorang wanita yang tidak lain adalah kakak tiri Citra sendiri, Nadya!
‘Oh, Tuhan!’ batin Citra dengan tubuh bergetar dan mata berkaca-kaca.
Hari itu, Citra diminta Wedding Organizer untuk memeriksa sejumlah hal, termasuk kamar hotel yang akan menjadi tempat dirinya dan sang calon suami menghabiskan malam pertama mereka beberapa hari lagi.
Akan tetapi, siapa yang menyangka dirinya malah berakhir menangkap perselingkuhan pria itu dengan kakak tirinya sendiri?!
Dengan tangan terkepal menahan rasa kecewa dan sedih, Citra meraih ponselnya dari dalam saku dan mulai mengambil beberapa bukti foto dan video kedua pengkhianat bejat di dalam sana.
Selesai melakukan semuanya, tanpa pikir panjang Citra bergegas meninggalkan hotel itu.
Langkahnya tergesa-gesa, namun hatinya terasa berat.
Tangannya gemetar ketika dia mencoba menelepon sopir keluarga Arga, yang dengan cepat menjemputnya di lobi.
“Ke rumah Kakek sekarang,” perintah Citra kepada sang sopir.
Tanpa bertanya lebih lanjut, sopir memacu mobil ke arah kediaman kakek Arga, sosok yang selama ini sangat disegani dalam keluarga mereka.
“Teganya kalian melakukan ini …” ucap Citra dengan suara bergetar. Matanya yang berkaca-kaca masih terus menatap layar ponselnya dengan penuh kekecewaan.
Walau pernikahannya dengan Arga terjadi hanya karena perjanjian antara dua keluarga, tapi perlakuan Arga yang hangat dan lembut padanya selama ini membuat Citra juga membalasnya dengan tulus.
Demikian, menyaksikan pengkhianatan pria tersebut secara langsung seperti ini tentu membuat Citra merasa kecewa!
Dan lagi, dari semua wanita yang bisa Arga pilih di dunia ini, kenapa harus kakak tirinya!?
Tak peduli alasannya, Citra bersyukur bisa mengetahui kejadian ini sebelum keduanya menikah. Karena dengan begitu, Citra masih punya kesempatan untuk membatalkan pernikahannya!
Dengan penuh tekad, Citra bersumpah dalam hati, “Berakhir … pernikahan ini harus berakhir …!”
Sesampainya di kediaman kakek Arga, Citra langsung disambut oleh pelayan rumah yang mengenalinya dan diantar ke ruang tamu tempat kakek Arga biasanya duduk dengan tenang.
“Kakek ...” panggil Citra pelan saat memasuki ruangan. Wajahnya pucat, namun matanya menyiratkan tekad yang kuat.
Bramantyo Wiratama, Kakek Arga, seorang pria tua yang berwibawa dengan rambut putih yang disisir rapi, menatap Citra dengan sorot mata penuh perhatian.
“Ada apa, Citra? Kenapa kamu terlihat begitu tegang?” tanyanya dengan nada yang tenang, namun penuh kewaspadaan.
Citra menelan ludah sebelum menjawab. “Aku harus memberitahumu sesuatu, Kek. Ini soal pernikahanku dan Arga ...”
Bramantyo mengerutkan keningnya, “Apa yang terjadi?”
Tanpa berkata apa-apa lagi, Citra mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto serta video yang diambilnya di hotel tadi.
Bramantyo melihat layar ponsel, wajahnya berubah muram, lalu merah padam menahan amarah.
“Panggil semua orang kemari!” perintahnya pada pelayan yang setia berdiri di dekat pintu. “Sekarang juga!”
Tak butuh waktu lama bagi seluruh keluarga untuk berkumpul di ruang tamu, termasuk Arga dan Nadya yang datang dengan wajah bingung, tidak tahu apa yang terjadi.
Orang tua Arga dan Citra, yang ikut datang setelah mendengar panggilan mendesak, juga tampak cemas.
“Apa yang terjadi, Pa?” tanya, Andi Bramantyo, Ayah Arga dengan hati-hati.
Bramantyo tak menghiraukan pertanyaan putranya, tapi saat melihat sosok sang cucu yang tiba dengan Nadya, dia langsung berdiri, berjalan menghampiri, dan–
PLAK!
“Dasar cucu kurang ajar!” bentak Bramantyo penuh amarah, membuat semua orang terkejut.
“Kek! Aku salah apa!? Kenapa Kakek memukulku?!” seru Arga dengan kaget, tak menyangka sang kakek akan melayangkan tamparan keras kepada dirinya di depan semua orang.
Di sisi lain, Andi juga tampak sedikit tidak terima, tapi dia tahu sifat sang ayah. Demikian, dia berucap dengan waspada, “Pa, pun Arga punya salah, bukankah bisa dibicarakan dengan baik-baik?”
“Baik-baik?” ulang Bramantyo, terdengar mencemooh kalimat putranya. Dia pun menyodorkan video di layar ponsel. “Lihat sendiri kelakuan anak kebanggaanmu itu dan katakan padaku apakah bisa kamu bicara baik-baik padanya setelah itu!?”
Andi menerima ponsel tersebut, lalu membeku. “I-ini ….”
Arga yang sempat ingin membela diri seketika memucat saat melihat rekaman video itu.
Tak hanya Arga, Nadya juga begitu terkejut dan wajahnya menjadi merah karena merasa malu kegiatan intimnya ditonton oleh keluarganya dan keluarga Arga.
“Ka-Kakek, A-ayah, aku bisa jelaskan ….” Nada suara Arga terdengar cemas.
“Jelaskan apa!? Kamu berselingkuh dengan kakak tiri Citra sendiri, di hotel yang sama di mana kamu seharusnya mempersiapkan pernikahanmu dengan Citra!?” Suara Bramantyo meninggi, membuat semua orang di ruangan itu terdiam.
“Pa, tenang dulu. Mungkin Arga hanya khilaf.” Andi mencoba membela Arga, namun kembali terdiam begitu melihat raut wajah Bramantyo yang kian menggelap.
Usai seisi ruangan terdiam, Bramantyo kini kembali menatap Citra dengan sorot mata teduh, “Citra, Kakek mengerti perasaanmu saat ini. Dan atas nama keluarga Bramantyo, Kakek minta maaf sama Citra.”
Citra yang sebelumnya hanya bisa menunduk, kini mendongak dan mengangguk lemah. Menurutnya, tidak seharusnya Kakek yang meminta maaf padanya, melainkan Arga dan Nadya.
Namun, dari yang Citra lihat, keduanya hanya merasa malu dan kesal kepada Citra yang mengadukan kebejatan mereka, bukan bersalah.
Menghela napas berat, Citra pun akhirnya berkata, “Oleh karena itu Kek, Citra harap pernikahan kami dapat dibatalkan.”
Mendengar hal tersebut, semua orang terkejut, terutama Bramantyo.
Citra tahu, pernikahan ini adalah harapan pria tua itu dengan tetua keluarganya. Akan tetapi, dirinya tidak sudi melanjutkan pernikahan dengan laki-laki yang mudah tidur dengan sembarang wanita tanpa ikatan yang sah.
Bagi Citra itu sungguh menjijikan, terlebih karena hal tersebut mengingatkan dirinya akan perselingkuhan sang ayah yang mengakibatkan perceraian orang tuanya.
“Maaf Citra, tapi untuk permintaan itu, Kakek tidak bisa mengabulkannya.”
Mata Citra membesar. “Apa?”
“Undangan telah tersebar, bagaimana dengan pandangan orang lain nanti jika mengetahui hal ini?” ujar Bramantyo lemah.
Citra terkejut, tidak menyangka bahwa Kakek Bramantyo akan tetap bersikeras melanjutkan pernikahan ini. Padahal tadi dirinya mengatakan mengerti perasaan Citra.
Apakah pandangan orang lain jauh lebih penting dibandingkan perasaan Citra sendiri?
Mata Citra kini menatap pada sang Ayah yang sejak tadi hanya terdiam. Berharap bisa mendapatkan pembelaan dari ayahnya.
Namun, Citra kembali merasa kecewa begitu mendengar ucapan ayahnya, “Betul, Citra jangan gegabah. Semua orang pernah berbuat salah, anggap saja Arga bersalah kali ini, namun nanti setelah kalian menikah Arga pasti tak akan melakukannya lagi.”Citra melihat Arga menyeringai penuh kemenangan karena merasa dibela. Di sampingnya, orang tua Arga juga ikut memasang wajah berharap.
Remasan tangan Citra semakin mengencang, dirinya bisa merasakan air mata telah menggenang di pelupuk matanya. Meski demikian, ia berusaha agar tidak menjatuhkan air mata itu.
Citra lupa bahwa perusahaan ayahnya membutuhkan bantuan dana dari perusahaan keluarga Arga. Hanya saja Citra tak menyangka ayahnya akan lebih mengutamakan hal itu dibandingkan anaknya sendiri yang jelas-jelas telah dikhianati.Bagaimana ini?
Apa yang harus Citra lakukan untuk mengakhiri pernikahan ini?
Di saat Citra terpojok, seseorang mendadak angkat bicara. “Lalu, bagaimana denganku?”
Semua orang kini menoleh kepada Nadya yang menampakan raut wajah bersedih.
“Apa maksudmu?” Bramantyo berkata dengan tegas sambil menatap wajah Nadya dengan raut tak suka.Baginya bukan hanya Arga yang bersalah, namun Nadya juga. Karena perselingkuhan tak mungkin terjadi hanya dari satu pihak saja.
Tiba-tiba Nadya menangis dan duduk bersimpuh di bawah kaki Bramantyo. Sontak kembali membuat semua orang menatap bingung dengan sikapnya itu.
“Huhuhu.. Kakek maafkan aku karena telah bodoh dan berselingkuh dengan Arga. Tapi, ini semua karena kami saling mencintai,” Nadya kini menatap Citra sebelum lanjut berkata, “Citra juga mengatakan ingin membatalkan pernikahannya, jadi bagaimana jika aku saja yang menggantikan Citra?”
Bagi Citra ide itu tidak buruk juga, dirinya bahkan tidak perduli lagi jika Arga dan Nadya yang akan berakhir menikah. Namun, Bramantyo justru merasa geram mendengar perkataan Nadya dan memukul keras meja di sampingnya. Brak!“Beraninya! Kamu bukan keturunan sah dari ibu almarhum Citra, hanya seorang anak tiri yang berselingkuh dengan calon suami adik tirimu sendiri. Kamu tidak berhak menggantikan posisinya.”“Akan tetapi, aku sedang hamil anak Arga. Kalau Arga menikah dengan Citra, apa itu berarti anakku harus hadir di dunia ini tanpa seorang ayah?”
Seisi ruangan pun menjadi hening.
Kasalukuyang lulan ng taxi si Sandra papunta sa bahay nila.Huling araw na nang leave niya at plano na sana niyang gugulin na lamang ang sarili sa panonood at pagtulog sa unit ng matalik na kaibigang si Ella.Inuutusan na lamang niya itong kumuha ng gamit sa unit niya kapag kailangan niya. Naiintindihan naman siya ng kaibigan kaya naman sumunod na lamang ito.Kumakain siya kanina ng pineapple na galing pa sa Pangasinan na pasalubong ng boyfriend ni Ella. Lagi kasing ito ang inuungot niya sa kaibigan kaya kahit unay na umay na itong panoorin siyang nilalantakan araw araw ang pinya ay okay lamang dito.Hindi pa siya tapos kainin ang pinyang siya rin ang nagbalat nang makatanggap siya ng tawag galing sa Kuya Walter niya. Hindi pa sana niya iyon sasagutin pero nagtaka na rin siya nang halos sampung beses itong tumawag at sunod-sunod ang text nito na may emergency daw sa bahay nila.Pinakuha na rin kasi niya sa kaibigan ang cell phone niya dahil b
Pagkagaling sa mansiyon ng mga Embarcadero ay tumungo si Sandra sa bahay ng kanyang matalik na kaibigang si Ella.Nang makita naman siya ng kaibigan na umiiyak habang nakatayo sa pintuan ng unit nito ay agad din siyang pinapasok para tanungin kung ano ba ang nangyari.Sandra told her bestfriend about what happened. Everything, pati ang hindi pagparamdam sa kanya ng boyfriend na si Jann ng dalawang araw."Bes, why not try to talk to him? Mas maganda pa rin na sa kanya mangagaling ang sagot. Kung bakit ganoon ang ginawa niya.""Ayoko na siyang makita pa." Sabi ni Sandra habang nagpupunas ng luha."Hey, stop crying. Makakasama 'yan kay baby. Bukas pa naman ang balik natin sa pedia at malalaman na natin kung lalaki ba o babae ang inaanak ko."Sa halip na tumigil ay lalo lamang naiyak si Sandra. Naiisip niya kung paano na sila ng kanyang magiging anak. Wala naman talaga siyang pakialam kung may iba nang babaeng gusto si Jann. Pero ang iniiisip ni
Lumawak ang ngiti ni Dianna nang makita ang papalapit na anak na si Jann. Kasalukuyan nilang kasama si Gwen at masayang nagkukwentuhan habang abala din ang mga bisita nila.Pinagkukwentuhan lang naman nilang mag-asawa kasama ang anak na si Gwen ang tungkol sa sinabi ng anak na si Jann tungkol sa babaeng ipapakilala daw nito.Simula't sapol kaso ay wala itong ni isang babaeng dinala at ipinakilala sa kanila. Babaero ang anak nilang si Jann pero hindi naman ito nagharap sa kanila ng kahit isa sa mga babae nito.Yayakapin na sana ni Dianna ang anak ng bigla itong nagsalita. "Who is this doctor that came here, Mom?"Nagtataka namang napalingon si Dianna sa asawang si Paul."Doctor?" Tanong muli ng Daddy niya. Si Gwen naman ay nakikinig lang sa kanila."I mean... what hospital are you visiting for your check up, Mom?""Why are you asking me about that, Hijo? Teka nga, naguguluhan ako. Ano ba talaga ang itinatanong mo? "
Nang dumating si Lessandra sa mansiyon ng mga Embarcadero ay ipinakilala siya ng mag-asawa sa ilang malalapit na kaibigan nito pati na rin sa ilang kamag-anak ng mga ito na mabibilang din sa daliri.Halos parehas lang ang narinig niyang pagbati sa kanya ng mga bisita at naroroon.Na napakaganda niya at kahit sino mang tanungin ay hindi aakalain na bente nuwebe na ang edad niya. Na napakaganda niyang doktor at sinabi pa ng pinsan ni Mrs. Embarcadero na si Pauliee na dapat ay nasa mundo daw siya ng modeling o beauty pageant kaysa sa ospital.Pinili niyang isuot ang isang black na off shoulder high slit na dress na iniregalo pa sa kanya ng matalik na kaibigang si Ellaiza. Sanay naman siyang magpunta sa mga celebrations dahil na rin sa propesyon niya kaya hindi na rin siya nahirapan na maghanap ng isusuot.At dahil ipinakilala siya ng mag-asawang Embarcadero na malapit na kaibigan at siyang personal doctor ay naging maayos at magaan naman ang pakikitungo ng l
Kanina pa paikot ikot si Jann habang hinahanap ang babaeng alam niyang hindi siya pwedeng magkamali.Si Sandra.He's been calling and texting her after he arrived from Canada to attend a meeting. Dapat ay ang ama sanang si Paul ang pupunta ng Canada para sana um-attend pero dahil kaarawan ng kanyang Mommy Dianna ay hindi na siya nakatanggi pa sa hiling ng kanyang Ama.Miss na miss na niya ito. Alam niyang hindi siya agad nakapagpaalam dito dahil biglaan ang flight niya at sigurado siyang nagtatampo ito. Inisip niya habang nasa Canada na saka na lang niya ipapaliwanag ang lahat sa dalaga.Plano na rin niyang ipakilala si Sandra sa ga magulang niya kaya naman pagbaba ng eroplano kaninang 6pm ay nagtext na siya dito at may binigay siyang address. Sinabi niya na magkita sila sa address na ibinigay niya. Surpresa sana niya ito sa dalaga pero walang sumasagot ng tawag o nagreply sa kanya. Mara
Katatapos lang ni Sandra sa sa kanyang daily rounds, alas tres na ng hapon ng masulyapan niya ang pambisig na relo. For her, ito na yata ang isa sa pinaka-toxic na araw niya ngayong buwan.Nagkakagulo ang emergency room kaninang umaga dahil sa road accident na kinasangkutan ng dalawang bus at tatlong private vehicle. Dalawa ang patay at ang marami ay malubha ang kalagayan at nasa ICU pa ang iba habang abala din ang operating room.Short pa naman sila sa nurses dahil nagleave ang isa dahil buntis at ang dalawa naman ay nagresign dahil lamang sa eskandalo na naugnay sa sa playboy na anak ng direktor ng ospital. Wala din ang isang surgeon nila na nagkataong nasa two days vacation sa canada para sa kasal ng kapatid nito.Kaya naman abalang abala ang buong ospital. Halos 'di rin sila nagkausap ng matagal ng matalik na kaibigang si Ella dahil maging ito ay iritable na rin sa dami ng inaasikaso at pabalik balik ng ER.Katatapos lang naman ng round ni
Maligayang pagdating sa aming mundo ng katha - Goodnovel. Kung gusto mo ang nobelang ito o ikaw ay isang idealista,nais tuklasin ang isang perpektong mundo, at gusto mo ring maging isang manunulat ng nobela online upang kumita, maaari kang sumali sa aming pamilya upang magbasa o lumikha ng iba't ibang uri ng mga libro, tulad ng romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel at iba pa. Kung ikaw ay isang mambabasa, ang mga magandang nobela ay maaaring mapili dito. Kung ikaw ay isang may-akda, maaari kang makakuha ng higit na inspirasyon mula sa iba para makalikha ng mas makikinang na mga gawa, at higit pa, ang iyong mga gawa sa aming platform ay mas maraming pansin at makakakuha ng higit na paghanga mula sa mga mambabasa.
Comments