Home / Rumah Tangga / Istri 24 Bulan Tuan Muda / Bab 137 : Masih Belum Selesai (3)

Share

Bab 137 : Masih Belum Selesai (3)

Author: Fortunata
last update Last Updated: 2025-09-03 18:42:08

Terdengar suara getaran ponsel dari dalam saku jas Brian.

Ia menunduk perlahan, lalu menarik ponsel itu dan memperlihatkannya ke semua orang di ruangan rapat yang kini menegang.

"Benar ini nomor Anda, kan?" ucapnya tajam.

Dengan tenang, Brian meletakkan ponselnya di tengah meja, membiarkan semua orang melihat nomor yang terpampang di layar.

Mata semua orang terarah ke satu titik. Nomor itu tak asing—nomor milik Silvi.

Tanpa banyak bicara, Brian merogoh saku jasnya yang lain dan mengeluarkan ponsel kedua. Ia mengetik cepat dan menghubungi seseorang.

[Moris, tolong bawakan surat bukti kepemilikan saham Fort ya. Saya tunggu sekarang juga.]

Begitu panggilan ditutup, ia menatap ke arah semua orang yang kini terdiam—antara cemas dan bingung.

"Sekretaris saya sedang dalam perjalanan membawa dokumen yang dimaksud," kata Brian santai. "Bisa kita mulai sekarang, atau kalian mau menunggu dia tiba?"

Keheningan menyelimuti ruangan. Tak ada yang berani menjawab.

Dengan langkah mantap, Brian berjala
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 141

    "Lita adalah pengecualian, Brian! Dia memang pantas dapetin semua itu!" tegas Sabrina, tak sudi anaknya membela sang istri."Mama!" bentak Brian, suaranya meninggi untuk kesekian kalinya malam ini.Sabrina berakting pura-pura terkejut dengan cukup dramatis.Ia kemudian menoleh ke Diana. “Tuh, Di... kamu lihat sendiri, kan? Brian berani teriak ke tante. Sejak sama Lita, dia berubah. Padahal kamu tahu sendiri kan, Brian itu anak yang lembut... Dulu dia gak pernah begitu ke tante.”Diana terdiam. Mulutnya sempat terbuka, tapi tak ada kata yang terucap. Ia hanya menunduk sejenak... lalu bangkit dan menghampiri Brian, mengelus pelan pundaknya.“Yaan... jangan kayak gitu, ih. Minta maaf ya sama mama. Mama kamu sedih loh kalau kamu begini. Jangan durhaka, ya? Yuk... minta maaf...” bujuk Diana lembut, seperti berbicara pada anak kecil.Brian diam. Ada konflik di matanya, antara marah dan rasa bersalah karena sudah berteriak t

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 140 : Pertemuan Tidak Diinginkan

    "Perusahaan baik-baik aja. Bisnis malah makin bagus, makanya makin banyak hal yang harus dikerjain..." jawab Brian.Brian tak bohong, bisnis grup Wiguna sedang berjalan amat baik. Namun, Brian merasa bersalah seolah berbohong pada Lalita.Lalita menghela napas lega.Garis ketegangan di wajahnya perlahan mengendur.“Syukurlah kalau gitu…” ucapnya pelan.Brian menyunggingkan senyum kecil, lalu menatap Lalita tanpa berkedip. “Kenapa? Kamu khawatir sama aku?”Lalita melirik dengan tatapan malas. “Apa kamu masih perlu nanya kayak bocah gitu? Ya jelas lah aku khawatir.”Brian tertawa kecil. “Kenapa?”“Maksudnya?” Lalita mengernyit, tak paham arah pembicaraan Brian.“Iya… kenapa kamu khawatir sama aku?” ulang Brian, kali ini dengan suara lebih pelan. Tatapannya menyorot dalam, seolah ingin menggali jawaban lain.Brian tersenyum sangat l

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 139

    Penyebab ayahnya koma adalah penanganan yang terlambat.Lalita merasa jantungnya seperti ditusuk pisau—kecil, tajam, tapi menyisakan luka yang dalam dan terus menganga.Setelah mengambil uang tunai dari ATM, ia berjalan tanpa arah. Air matanya turun perlahan, membasahi pipi tanpa suara.Tangisannya terus mengalir keluar, tak bisa berhenti meski otaknya meminta demikian.Jika sekarang ia tak berada di rumah sakit, pasti Lalita sudah meraung-raung sekarang.Ia terus berkeliling rumah sakit, seperti orang linglung.Naik turun lift tanpa tujuan, menyusuri lorong demi lorong rumah sakit yang terasa makin luas dan asing. Dunia seperti memudar; hanya isak napas dan rasa sesak yang nyata.Sampai akhirnya, ponselnya bergetar.Panggilan masuk dari David.[Haloo...] jawab Lalita lesu.[Kamu di mana?][Rumah sakit. Kenapa?][Tunggu di situ. Aku ke sana sekarang.]David langsung mengakhiri panggilan begitu saja.***Tiga puluh menit kemudian, David benar-benar datang. Nafasnya terengah, sepertinya

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 138 : Masih Belum Selesai (4)

    "Berarti maksud Anda, tidak masalah jika orang yang menggantikan ayah mertua saya kinerjanya buruk? Asalkan dia sudah lama bekerja di sini?" tanya Brian tajam, matanya sedikit menyipit dan nada suaranya benar-benar tidak bersahabat.Ruangan itu seketika terasa lebih sempit. Udara seolah tertahan, dan semua mata kini tertuju pada perempuan dengan baju merah mencolok itu.“Ti… tidak begitu maksud saya, Pak…” jawab Silvi gugup, suaranya bergetar pelan.Lalita diam-diam memperhatikan wanita itu.Ia tidak mengenalnya, tapi cukup bisa menebak: usia wanita ini mungkin sebaya dengan sang ayah.Rambutnya disasak tinggi, bajunya berwarna merah terang, menyala serasi dengan tas dan sepatu.Uban di sela-sela akar rambut tampak samar—jelas ia rutin menyemirnya."Saya atasan Citra di sini," ucap Brian.Brian kemudian memandang Citra kesal, "Saya tahu bagaimana kinerjanya. Dia bahkan tidak bertanggung jawab saa

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 137 : Masih Belum Selesai (3)

    Terdengar suara getaran ponsel dari dalam saku jas Brian.Ia menunduk perlahan, lalu menarik ponsel itu dan memperlihatkannya ke semua orang di ruangan rapat yang kini menegang."Benar ini nomor Anda, kan?" ucapnya tajam.Dengan tenang, Brian meletakkan ponselnya di tengah meja, membiarkan semua orang melihat nomor yang terpampang di layar.Mata semua orang terarah ke satu titik. Nomor itu tak asing—nomor milik Silvi.Tanpa banyak bicara, Brian merogoh saku jasnya yang lain dan mengeluarkan ponsel kedua. Ia mengetik cepat dan menghubungi seseorang.[Moris, tolong bawakan surat bukti kepemilikan saham Fort ya. Saya tunggu sekarang juga.]Begitu panggilan ditutup, ia menatap ke arah semua orang yang kini terdiam—antara cemas dan bingung."Sekretaris saya sedang dalam perjalanan membawa dokumen yang dimaksud," kata Brian santai. "Bisa kita mulai sekarang, atau kalian mau menunggu dia tiba?"Keheningan menyelimuti ruangan. Tak ada yang berani menjawab.Dengan langkah mantap, Brian berjala

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 136 : Masih Belum Selesai (2)

    "Apa kamu bilang? Sejak kapan kamu punya hak?"Suara Lalita meninggi. Amarahnya mulai memuncak. Matanya menatap tajam ke arah Citra yang berdiri penuh percaya diri di tengah ruangan."Tentu aku punya hak. Aku adalah pewaris papa," jawab Citra penuh percaya diri. "Dan di situasi papa koma kayak sekarang, aku yang paling layak gantiin papa. Bapak Ibu, saya yakin anda semua setuju dengan saya kan?"Ruangan menjadi hening sesaat. Para pemegang saham hanya saling melempar pandang, enggan bicara lebih dulu."Ini buktinya," ucap Citra sambil melemparkan sebuah map ke hadapan Lalita.Map itu jatuh di meja, terbuka, memperlihatkan dokumen legal yang menyatakan Citra sebagai penerima hak waris perusahaan Fort.Lalita menatapnya, lalu meraih dokumen itu dengan tangan sedikit gemetar."Dokumen ini pasti sudah gak berlaku!" serunya. "Papa dan ibunya Citra sedang dalam proses cerai. Papa juga bilang, dia akan cabut hak waris Citra!"Seorang pria paruh baya di sudut ruangan, Aryo, mengangkat tangan.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status