Share

9 - kamu ingin menggodaku

Dua hari sudah Faresta tidak pulang ke mansionnya, ia sangat sibuk mengerjakan pekerjaannya. Memilih lembur agar bulan madunya tidak terganggu oleh berkas - berkas menyebalkan ini. Mata panda sangat terlihat jelas, hasil dari bergadang. Netranya memandang laptop yang menayangkan kegiatan Sere, gadis itu berguling di kasur lalu keluar kamar.

"Tuannnn," panggil Kean membuat Faresta mengalihkan pandangannya dari laptop.

"Ada apa?" tanyanya malas.

"Apakah Tuan tidak mau pulang? kasihan Nona Sere," ujar Kean pelan.

"Nanti, sebentar lagi tugasku selesai," sahut Faresta dibalas anggukan Kean, lalu pria itu pamit.

"Aku merindukanmu," gumam Faresta lalu melanjutkan perkerjaannya.

***

Sere menatap semua orang yang tengah sibuk menghias mansion Faresta, ia menghela napas beberapa hari lagi pernikahannya. Rasanya sangat kesal karena tidak diperbolehan keluar rumah, sesekali menggerutu sebab belum melihat batang hidung calon suaminya.

"Nona butuh sesuatu?" tanya Bulan saat melihat Sere keluar kamar.

"Tidak," sahut Sere malas.

"Nona sebentar lagi jadwalnya perawatan, nanti orangnya akan datang," terang Bulan membuat Sere menoleh menatapnya.

"Ngapain aku melakukan perawatan," ucap Sere tanpa sadar.

"Kan bentar lagi pernikahan Nona, Nona harus terlihat segar saat hari itu dan malam pertama," ujar Bulan menutup mulut, lekas pamit karena melihat Sere yang melotot kearahnya.

Sere melengos ia kesal mendengar ucapan Bulan, walau memang benar perkataan gadis itu. Dia memilih untuk berjalan - jalan sambil menatap sekitar dengan decakan kagum, ia bingung sebentar lagi dirinya akan menikah tetapi belum dikenalkan kepada orang tua Faresta.

"Bodo amatlah," celetuk Sere tak memusingkan.

Saat sibuk memandangi semua, Bulan tiba - tiba saja memanggil dan berada di belakangnya membuat ia terkejut.

"Astaga! kamu mengejutkanku," tegur Sere pelan sambil memegang dadanya agar tenang.

"Maaf Nona, di ruang tengah sudah ada orang yang akan melakukan berbagai perawatan di tubuh Nona," jelas Bulan dibalas anggukan Sere.

"Hmmm, ya sudah ayo ke sana," kata Sere sambil melangkah pelan diikuti Bulan.

Sesampai di ruang tengah, mereka langsung memperkenalkan diri. Tanpa berlama - lama mengajak Sere untuk ke kamar, agar cepat melakukan tugas masing - masing.

Tiga jam berlalu akhirnya Sere selesai melakukan perawatan, tubuhnya terasa lebih segar dan ringan karena dipijat. Setelah kepergian perawat itu, Sere memilih untuk membaringkan badannya yang hanya tertutup dengan handuk. Kantuk menyerang mata gadis itu akhirnya memejamkan mata berpetualang di alam mimpi.

***

Faresta menatap mansionnya, saat masuk semua orang tunduk hormat di depan pintu menyambut. Ia menatap dan mendekati Bulan, gadis yang akrab dengan calon istrinya.

"Di mana Sere?" tanya Faresta dingin, membuat Bulan semakin menunduk karena ketakutan.

"Jawab pertanyaanku, jangan hanya diam!" tegur Faresta membikin Bulan mulai gemetar.

"Seperti Nona sedang tidur di kamar tamu, Tuan," sahut Bulan pelan.

"Sudah kubilang jika Sere seharusnya tidur di kamarku bukan." Faresta sangat senang melihat semua orang ketakutan.

"No-Nona selalu menolak Tuan, kami takut malah nanti Nona mencoba kabur lagi jika dipaksa," balas Bulan membuat Faresta mengangguk.

"Good girl, gajimu aku tambahkan," ucap Faresta lalu melangkah pergi menuju kamarnya untuk membersihkan diri.

Ada rasa aneh yang hinggap di dada Faresta, ia selesai mandi dan lekas pergi ke kamar tamu untuk melihat calon istrinya. Tungkai melangkah dengan santai, decakan kagum selalu keluar dari bibir para kaum hawa saat melihat dirinya. Lengan terulur memegang knop pintu, dan membukanya.

"Dasar putri tidur," gerutu Faresta melangkah mendekat duduk diranjang membelai wajah damai Sere.

"Bangunnn," bisik Faresta membelai surai Sere, membuat gadis itu mengerang.

"Sebentarrrr; aku masih ngantuk," sahut Sere masih memejamkan mata, malah berbalik membelakangi Faresta.

"Apa kamu tak merindukan calon suamimu ini," goda Faresta berbisik ditelinga Sere, membuat gadis itu langsung membulatkan matanya.

Sere bangkit lalu menatap Farrsta sambil mengucek dan berkedip membuat pria itu terkekeh.

'"Aku nyata sayang, coba aja cium," kelakar Faresta saat melihat Sere merengut kesal.

"Kenapa kamu ada di sini," kata Sere masih mengumpulkan sisa sisa nyawanya.

"Inikan rumahku," sahut Faresta membuat Sere mencebik kesal.

"Nagapain kamu di kamarku," ucap Sere sekali lagi, membuat Faresta tersenyum gemas melihat Sere menguap.

"Pengen aja, kalau kamu masih ngantuk tidur aja lagi, tapi pake baju dulu! kamu pengen menggodaku," celetuk Faresta menatap tubuh Sere.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status