Share

Chapter 3

Author: Vanella_17
last update Last Updated: 2023-12-28 15:26:54

Kaylee berlalu menyambar tasnya yang teronggok di meja. Wajahnya dipenuhi kecemasan akan keadaan sang tunangan yang saat ini sedang kritis.

"Mau kemana kamu?" tanya seorang pria yang melihat wanita itu sudah bersiap-siap hendak pergi.

"T-tuan Smith!" ucapnya terkejut.

Pria yang menjadi bosnya itu menatapnya tajam. "Mau kemana? Ini masih jam kerja! Layani pelanggan diluar. Aku membayarmu untuk bekerja, bukan untuk bersantai di sini!" sinisnya dengan dingin.

"T-tuan aku mohon izinkan aku pulang. Ada hal penting yang harus aku urus!"

Kaylee mengiba dengan raut wajah sendu. Ia sudah memiliki feeling jika bosnya itu pasti tidak akan mengizinkan. Maka dari itu ia berniat untuk pulang tanpa izin, tapi Tuan Smith malah mengetahui tindakannya.

"Kamu pikir, ini club' milikmu! Kembali bekerja, jangan membuatku marah!"

Kaylee menghela napas berat. Bagaimana caranya ia bisa segera pergi ke Rumah sakit. Bayangan Axel tergolek lemah terus memenuhi pandangannya saat ini.

"Tuan, aku mohon sebentar saja! Aku berjanji akan segera kembali!" pinta Kaylee masih mengiba.

"Sudah kubilang tidak, ya' tidak! Diluar, tamu sangat banyak. Bagaimana bisa kamu mau pergi, sementara club' sedang ramai. Di mana otakmu!"

Bentakan itu terdengar menggema. Para pelayan lainnya nampak tidak peduli dan tak ingin ikut campur. Sudah menjadi hal umum jika Tuan Smith akan marah-marah seperti itu. Mengingat peraturan di club tempatnya bekerja sangat ketat.

Melirik benda yang melingkari pergelangan tangannya, Kaylee menjawab, "Maaf Tuan, untuk kali ini aku benar-benar harus pergi. Dengan atau tanpa izin Tuan Smith!"

Kaylee berlalu begitu saja membuat Tuan Smith terkejut. Pria itu tampak sangat marah karena ucapannya sudah di abaikan oleh Kaylee.

"Kaylee, berhenti! Sekali saja kamu keluar dari club' ini, kupastikan kamu akan menyesal."

Pria itu terus berteriak, namun Kaylee menulikan telinganya. Tak ada yang lebih penting baginya, selain keselamatan Axel, pria yang ia cintai.

******

Dengan langkah cepat, Kaylee berlari melalui lorong rumah sakit, hatinya penuh kegelisahan. Tujuannya agar segera sampai menuju kamar Axel, tunangannya, yang sedang berjuang melawan kanker darah yang mengancam nyawanya.

"Ya Tuhan, lindungi Axel!" lirih Kaylee terus mempercepat langkahnya.

Sedikit terhuyung dan hampir saja terjatuh, ia akhirnya sampai di depan kamar Axel di rawat. Menatap sendu di kaca, bagaimana para perawat dan Dokter itu begitu panik dan sibuk mengurus tunangannya.

Air mata kembali mengalir di pelupuk mata. Rasa sesak kian menggelayuti jiwanya. Perasaan takut kehilangan seketika hadir dalam dirinya. Tak henti-hentinya Kaylee berdoa untuk keselamatan pria yang ia cintai.

"Ya Tuhan tolong jangan buat Axel terus menderita seperti ini. Jika boleh meminta sesuatu, lebih aku yang ada di sana!"

Kaylee tergugu--menangis tak tega melihat kondisi Axel. Beberapa alat medis terpasang di tubuhnya. Sedangkan pria tampan dengan wajah teduh itu enggan membuka matanya.

Pintu terbuka, dengan langkah cepat, Kaylee menghampiri Dokter yang baru saja keluar dari kamar rawat Axel. Wajahnya penuh kecemasan.

"Dokter, bagaimana keadaan Axel? Apa semuanya baik-baik saja?" tanyanya tak sabar hingga air mata terus mengalir dari pelupuk matanya.

Dokter menatap Kaylee dengan serius. "Keadaannya sangat kritis. Operasi harus segera dilakukan hari ini juga, untuk menyelamatkan nyawanya!"

Kaylee terkejut mendengar jawaban Dokter tersebut. Tatapannya terpaku pada Dokter, kekhawatiran dan ketakutan melukis wajahnya cantiknya.

"T-tapi, bukankah operasinya akan dilakukan satu minggu lagi, Dok!" tanyanya Kaylee masih sangat syok.

Sebelumnya Dokter sudah mengatakan jika satu Minggu lagi adalah jadwal operasi Axel

Namun, keadaan Axel yang tiba-tiba memburuk, membuatnya harus segera dioperasi hari itu juga.

"Keadaan pasien tidak bisa lagi menunggu. Kalau tidak, nyawa yang akan menjadi taruhannya! Jika anda setuju, silakan urus administrasinya!" jawab Dokter itu berlalu meninggalkan Kaylee yang terpaku ditempatnya.

Tubuh wanita cantik itu luruh ke bawah. Ia memeluk lututnya sembari menenggelamkan kepalanya. Hatinya begitu sesak, ketika penderitaannya tak kunjung berakhir.

Ia beranjak dan kembali menatap Axel di kaca jendela. Pria yang sebentar lagi akan menjadi suaminya itu harus tergolek lemah di atas brankar karena penyakit yang menggerogoti tubuhnya.

"Biaya operasinya sebesar 500 juta!"

Kaylee memejamkan matanya ketika ucapan perawat kembali terngiang di telinganya. Ia pikir, ia masih mempunyai waktu satu Minggu untuk mencari biayanya. Tetapi, tiba-tiba saja Dokter mengatakan kalau operasinya harus segera di lakukan.

Bagaimana Kaylee bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam kurun waktu yang cepat? Ia dan Axel tidak memiliki orang tua karena keduanya hidup di panti asuhan sejak kecil. Tidak ada seorangpun yang Axel miliki, selain dirinya.

"Aku akan membayarmu! Kamu tinggal katakan berapa nominalnya!"

Ucapan Kenzo tadi di club' membuat Kaylee tersadar. Seketika harapan terpancar dari wajahnya.

"Tuan Kenzo, dia pasti bisa membantuku!"

Tiba-tiba Kaylee menghentikan langkahnya dan terlihat ragu. "Haruskah aku menjual kehormatanku? Tuan Kenzo pasti memintaku untuk tidur dengannya!"

Ia menundukkan kepalanya. Pilihannya begitu sangat sulit. Namun, keadaan yang terdesak memaksanya untuk berkorban lebih jauh.

"Aku tidak peduli jika jalannya harus seperti itu. Yang terpenting Axel bisa segera di operasi!"

Kaylee berlalu meninggalkan kamar rawat Axel. Ia berniat kembali ke club' tempatnya bekerja. Tidak memiliki pilihan lain, Kaylee berniat menerima tawaran Kenzo asal pria itu mau membayarnya.

Cukup lama di perjalanan, wanita yang memakai rok hitam dan kemeja putih itu segera masuk ke dalam.

"Semoga Tuan Kenzo masih di sini!"

Kaylee mengedarkan pandangannya mencari sosok pria tampan yang tadi menawarkan untuk tidur dengannya. Namun, sepanjang mata memandang, Kaylee tidak menemukannya.

Ia menghampiri temannya yang sibuk melayani pelanggannya. "Vi, apa Tuan Kenzo sudah pulang!"

Wanita yang memakai seragam seperti dirinya itu menoleh, "Dia baru saja masuk ke dalam kamar. Mungkin sedang istirahat!"

"Kamar nomor berapa?" desak Kaylee tak sabar hingga Vivi mengernyit heran.

"Tadi kulihat kamar nomor 5! Memangnya ada ap ....."

Belum sempat Vivi melanjutkan pertanyaannya, Kaylee sudah meninggalkannya dengan langkah tergesa-gesa.

Wanita itu menyusuri deretan pintu kamar tempat para pelanggan club yang ingin melakukan lebih dengan para wanita.

"Kamar nomor 5. Ya, ini kamarnya!" Kaylee menarik napasnya dalam-dalam dan segera mengetuk pintu.

Cukup lama menunggu, tak ada tanda-tanda pintu dibuka. Kaylee kembali mengetuknya namun, tetap saja pintu seolah enggan untuk dibuka.

"Ya Tuhan, kenapa Tuan Kenzo tidak membuka pintunya?"

Tak mau menunggu lama lagi, sekuat tenaga Kaylee mendorong pintu kamar dengan kasar hingga pintu yang tidak di kunci itu terbuka lebar.

"Tuan Kenzo!"

Seketika mata Kaylee terbelalak saat pemandangan di depannya membuat matanya ternodai. Ia langsung memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Apa yang kamu lakukan, hah?"

Bentakan Kenzo membuat Kaylee terlonjak. Dengan perlahan, ia menolehkan wajahnya kembali ke depan, menatap Kenzo yang saat ini sedang bertelanjang dada di atas ranjang, dengan seorang wanita di sebelahnya.

"Tuan, aku .... aku, aku mau ...."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri 500 Juta   Chapter 76

    Kaylee merasa semakin terpuruk. Dia memilih Axel daripada Kenzo, suaminya yang ia cintai. Setelah seminggu tinggal di rumah Axel, mereka bahkan tak lagi berkomunikasi semenjak kejadian malam itu.Ia merasa terlalu lemah untuk keluar dari kamar. Dia duduk di tepi tempat tidur, menangis sendirian, terjebak dalam rasa sesal dan kebingungan. Tetapi kecemburuan itu membuatnya tidak memilih Kenzo.Tiba-tiba, pintu terbuka dan Axel masuk membawa nampan berisi makanan dan minuman."Kapan kamu akan berhenti menangis seperti ini? Apa kamu menyesal telah memilihku?" ucap Axel dengan nada sinis.Kaylee terkejut melihat perubahan sikap Axel. Dia merasa tak mengerti apa kesalahannya, tapi akhir-akhir ini Axel sering menyudutkannya dengan kata-kata kasar."Tidak perlu membahas itu. Aku sudah membuat keputusan," jawab Kaylee sambil menghapus air matanya."Aku tahu kamu masih mencintai suamimu. Kamu pasti menyesal telah memilihku!" jawabnya lagi

  • Istri 500 Juta   Chapter 75

    BUGH!"ARGH!"Kenzo terhuyung ketika Axel memukulnya. Sontak saja, pria itu tidak bisa menerima perlakuannya dan hendak membalas. Namun, Kayla berdiri di tengah mereka, menghalangi Kenzo dengan tegas, membuat pria itu terkejut sekaligus kecewa."Kamu membelanya? Kamu masih mencintainya?" tanya Kenzo dengan mata memerah, dadanya terasa sesak. Baru saja ia hendak menjalin hubungan baik lagi dengan sang istri, tetapi kejadian itu membuat hatinya kembali kesal."Cukup! Aku tidak membela siapapun. Berhentilah, aku mohon!" jawab Kaylee sambil menangis, mencoba meredakan ketegangan di antara mereka."Dia pantas dipukul, dia sudah menyakitimu!" sentak Axel, masih menatap tajam Kenzo yang sudah mengepalkan tangannya, siap untuk melawan."Tidak, cukup! Berhenti!" seru Kaylee dengan lantang, berusaha menghentikan pertengkaran mereka.Keduanya saling diam ketika Kaylee terus berteriak. Hanya emosi dan suasana tegang yang ada disekit

  • Istri 500 Juta   Chapter 74

    Kaylee menghampiri Axel yang sedang duduk di sofa dengan ragu. Dia terus meremas jemarinya, bingung apakah dia seharusnya pergi bersama Axel. Meskipun dia membutuhkan hiburan, dia merasa itu bukan keputusan yang baik."Kamu sudah siap?" tanya Axel, melirik Kaylee yang hanya diam dan berdiri di depannya. Pandangan wanita itu kosong."Kaylee!" panggil Axel lagi, mencoba mendapatkan perhatiannya."Ah, iya, ayo kita berangkat!" jawab Kaylee dengan paksa, mencoba tersenyum.Mereka berdua pergi menggunakan mobil. Sepanjang perjalanan, Axel terus berceloteh, tetapi Kaylee tetap diam dan sibuk dengan pikirannya sendiri. Kesedihan masih melanda hatinya, membuatnya sulit untuk fokus."Kaylee!" panggil Axel berharap wanita itu mau membuka mulutnya.Kaylee menoleh ketika Axel memanggilnya. "Ya!" jawabnya singkat, mencoba menyembunyikan keraguan dalam suaranya."Aku mau, kita bersama seperti dulu. Maafkan aku yang sudah membuatmu menderita dan membuatmu harus menghadapi semuanya sendirian!" ujar A

  • Istri 500 Juta   Chapter 73

    Kenzo melangkah dengan berat menuju mansion miliknya setelah mencari Istrinya tanpa hasil. Wajahnya mencerminkan kelelahan dan kecemasan yang mendalam.Begitu memasuki ruang kerjanya, dia melemparkan jasnya secara sembrono dan melonggarkan dasinya yang terasa sesak di lehernya."Aku yakin ada sesuatu yang terjadi padanya! Aku tidak bisa terus seperti ini!" gumam Kenzo dalam keputusasaan, mencoba meredakan kegelisahan yang melanda pikirannya.Tangannya merogoh ponsel di saku celananya, menekan tombol panggil pada nama kontak Marko, salah satu bodyguardnya."Halo Marko, cepat cari di mana istriku berada, dan aku tidak mau mendengar alasan apapun. Kalian harus segera menemukannya!" perintah Kenzo dengan suara tegas seolah perkataannya itu tidak pernah bisa dibantah.Setelah memberi perintah, Kenzo menutup sambungan teleponnya dan berjalan menuju lemari minumannya. Dia mengambil botol Vodka dan gelas kecil, menuangkan minuman itu dengan gerak

  • Istri 500 Juta   Chapter 72

    Kenzo berjalan tergesa-gesa di lobi apartemen. Setelah berada di depan ia segera mengakses kartu apartemennya dan langsung masuk begitu saja tanpa menunggu dibukakan pintu."Kaylee!" Ia berteriak memanggil istrinya, membuka pintu kamar, kamar mandi dan di dapur pun wanita yang sedang ia cari itu tak kunjung ia temukan. "Kemana dia? Bukankah aku menyuruhnya untuk tetap tinggal di sini?" gumam Kenzo mulai merasa kesal. Saat sedang berpikir tiba-tiba matanya menangkap sebuah foto yang tergeletak di atas meja. Sontak saja pria itu langsung menyambarnya. Mendadak rahangnya mengeras dan tangannya mengepal dengan emosi yang menggebu-gebu. "Brengsek! Siapa yang sudah memberikan ini padanya?" Rasa khawatirnya pun terbukti jika seseorang yang tadi memotret dirinya di perusahaan ternyata memang berniat buruk. Buktinya sekarang foto itu sudah berada di apartemennya. "Jangan-jangan dia sudah melihat ini semua!"Merasa

  • Istri 500 Juta   Chapter 71

    Chapter 71Kaylee membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur dengan perasaan kesal yang memenuhi hatinya. Ingatannya tentang apa yang baru saja dilihatnya di apartemen membuatnya merasa hancur. Dalam kebingungannya, ia bergumam pada dirinya sendiri, "Kenapa kamu bisa melakukan hal itu. Kenapa tidak memberiku kesempatan untuk memutuskan perasaan ini sampai kamu harus berselingkuh dengan wanita lain!" lirih Kaylee merenung.Beberapa saat kemudian, pintu kamar terbuka, dan Axel masuk membawa segelas susu dan semangkuk bubur."Kenapa kamu tidak istirahat?" tanyanya menatap wanita yang masih duduk di atas tempat tidur. "Ah, tidak! Aku belum ngantuk!" jawab Kaylee merasa canggung. Karena ia sudah menjadi istri Kenzo, hubungannya dengan Axel tidak lagi sehangat dulu."Ya sudah kalau begitu minumlah susu dan bubur ini. Ingat di dalam perutmu ada kehidupan lain, jangan biarkan dirimu kelaparan karena bukan hanya kamu yang menderita, tet

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status