Share

Chapter 2

Tiba-tiba pintu toilet terbuka, Kenzo muncul di baliknya dengan santai seolah pemandangan yang ia lihat itu hal biasa.

"Ada apa ini?" tanyanya dengan pelan menatap pria tua yang saat ini masih mendekap tubuh Kaylee.

Mata Kaylee menatap sendu pria itu, seolah-olah ia meminta pertolongannya. Namun, Kenzo acuh seakan tidak melihatnya.

"Sebaiknya anda pergi, jangan mengganggu urusan kami, Tuan!" jawab Pria tua itu tak ingin melepaskan pegangan tangannya dari tubuh Kaylee.

"Lepaskan aku, aku mohon!" lirih Kaylee terus menangis.

"Hey, pria tua! Apa kamu buta? Ini toilet wanita!" seru Kenzo masih dengan gaya santainya.

"Sudah kubilang ini bukan urusan anda, Tuan! Bukankah di sini tidak penting, toilet wanita atau pria! Karena pada akhirnya mereka akan bersama! Hahahaha!"

Pria itu tertawa puas membuat Kaylee semakin jijik padanya. Ia merasa seperti wanita murahan, yang tidak bisa melepaskan diri dari dekapannya.

"Oh, ya sudah kalau begitu!"

Kenzo hendak berbalik keluar, namun gerakannya terhenti ketika Kaylee memanggilnya.

"Tuan, aku mohon tolong aku, Tuan!" pintanya dengan mata mengiba. Tak peduli ia meminta tolong pada siapa. Yang jelas ia harus lepas dari pria tua jelek yang saat ini sedang memeluknya.

Kenzo membalikkan tubuhnya dengan santai, dan matanya menatap datar. "Itu bukan urusanku!" Dengan santai ia menjawab, kemudian kembali memegang gagang pintu hendak membukanya.

"Aku mohon Tuan, tolong aku! Aku berjanji akan melakukan apapun untukmu setelah ini! Aku mohon, Tuan!"

Isak tangis terus terdengar dari bibirnya. Bahkan tubuhnya saat ini sudah melemah. Bau minuman keras dari bibir pria tua itu membuatnya pusing dan mual.

Kenzo berbalik dan menyenderkan tubuhnya di dinding. "Kamu bilang apa? Coba katakan sekali lagi?" titahnya dengan raut wajah dingin dan datar. ia begitu penasaran dengan ucapan wanita itu.

"Aku mohon tolong aku! Aku berjanji setelah ini akan melakukan apapun untukmu, aku mohon Tuan Kenzo!" pinta Kaylee terus mengiba.

Tak peduli bagaimana nanti jadinya, yang jelas ia harus berusaha melepaskan diri dari pria tua itu. Pria tua sialan dan tidak tahu malu menginginkan wanita muda.

"Apapun?"

"Ya, apapun!" jawab Kaylee mulai melemah.

"Lepaskan dia!" titah Kenzo dengan mata tajam pada pria tua berperut buncit itu.

Pria itu mendengkus kesal. Ia marah karena ritualnya di ganggu oleh Kenzo. Dan ia tak mau melepaskan Kaylee.

"Aku tidak mau! Ini bukan urusanmu, Tuan! Sebaiknya kamu pergi!" usirnya lagi semakin erat mendekap Kaylee.

Kenzo mendekat ke arahnya. Wajahnya tanpa ekspresi, tapi matanya seolah sedang menantang untuk berperang.

Tangan kekarnya meraih kerah pria tua itu, dan langsung menariknya kasar hingga pegangan tangan pria itu terlepas dari tubuh Kaylee dan langsung memukulnya.

Bugh!

"Aarghhh!"

"Keluar, atau nyawamu habis di tanganku!" ancam Kenzo mengusap kepalan tangannya setelah memberikan pukulan pada pipi pria itu hingga ia terjatuh.

Kenzo kembali mendekat dan menarik kasar kemeja pria itu hingga dirinya beranjak. Tingginya hanya sebatas dagu Kenzo. Dan saat dia menatap Kenzo, aura mengerikan terasa dalam tubuhnya.

"Pergilah! Jangan sampai tanganku ini kotor dengan darahmu!"

Bruk!

Kenzo mendorong tubuhnya dan pria itu terjungkal ke belakang. Lekas, ia beranjak dan berlari keluar tanpa berkata apapun lagi.

Kaylee menghela nafasnya lega. Ia memekik kesakitan ketika tangannya terasa perih akibat cengkraman pria tua gendut tadi.

"Te-terima kasih banyak, Tuan!" ucap Kaylee terbata.

Ia merasa malu, baru saja menolak tawaran Kenzo dan sekarang Kenzo yang menolongnya. Sedangkan pria tampan itu saat ini tengah menatapnya intens tanpa berkata apa-apa.

"Sekali lagi terima kasih banyak, Tuan! A-aku permisi!" ucap Kaylee memberanikan diri pamit setalah berulang kali mengucapkan terima kasih.

"Tunggu!"

Jantung Kaylee berpacu lebih cepat ketika suara maskulin itu menghentikan langkahnya. Dengan tubuh bergetar, ia membalikan tubuhnya.

"I-iya, Tuan!" jawabnya tergagap, takut kalau pertolongan Kenzo malah akan menjadi masalah besar baginya.

Tatapan Kenzo kembali mengintimidasi dirinya. Wajahnya yang tampan begitu terlihat sempurna. Namun, aura mengerikan membuat Kaylee tak berani menatapnya.

"Aku mau imbalanku! Bukankah tadi kamu bilang, akan melakukan apapun untukku jika aku menolongmu!"

Ucapan Kenzo membuat Kaylee terkejut. Ia merasa terjebak dalam ucapannya sendiri. Hingga pikiran buruk saat Kenzo mengajaknya untuk tidur bersama, kembali memenuhi ingatannya.

"T-tapi, Tuan ...."

"Ikut aku!"

Ucapan Kaylee terhenti ketika Kenzo langsung menarik tangannya keluar dari toilet. Wanita itu hanya mampu menundukkan kepalanya, tidak tahu harus berbuat apa.

"T-tuan, mau membawaku kemana?" Kaylee memberanikan diri bertanya, namun Kenzo hanya diam dan terus menariknya.

Cukup lama melangkah, Kaylee dibuat terkejut ketika Kenzo membawanya ke sebuah ruangan yang khusus di sediakan untuk para pelanggan bar yang ingin melakukan lebih dari sekedar minum-minum.

"Tuan, lepaskan aku! Anda mau apa? Jangan macam-macam!" jerit Kaylee ketika Kenzo menariknya masuk dan menutup pintu dengan rapat.

Bruk!

"Aakhh!"

Kenzo mendorong tubuh Kaylee ke atas ranjang. Wanita itu berusaha untuk beranjak, namun Kenzo langsung menarik dan menindih tubuhnya hingga ia tak mampu berkutik.

"Buka pakaianmu! Bukankah tadi kamu bilang akan melakukan apapun untukku, kalau aku menolongmu! Sekarang, aku ingin kamu melayaniku!"

Sepasang mata indah itu membola, tak menyangka jika perkataannya telah menjadi boomerang untuk dirinya sendiri. Tentu sja ia tak akan pernah mau melakukan hal bodoh itu.

"Tidak! Aku tidak mau! Aku bisa melakukan apapun untukmu, Tuan! Tapi tidak untuk yang satu ini!" tolak Kaylee dengan tegas.

"Aku akan membayarmu, berapapun itu. Tinggal sebut nominalnya!" kekeh Kenzo tidak bisa dibantah.

"Aku tidak butuh uangmu, Tuan! Lebih baik anda cari wanita lain!" jawab Kaylee kembali menolak.

Kenzo menatap wanita yang ada di bawah tubuhnya. Wajahnya memerah ketika jarak dirinya dan Kaylee sangat begitu dekat. Aroma vanilla yang ada di tubuh wanita itu seakan membius indra penciumannya.

Kembali jantung Kaylee berdetak kencang, saat hembusan napas Kenzo menyapu wajahnya.

"Keras kepala! Janji adalah hutang, jadi suka atau tidak, kamu harus membayarnya!"

Mata yang semula terpejam itu langsung terbuka. Sekuat tenaga Kaylee mendorong tubuh Kenzo hingga pria itu terjungkal di sebelahnya.

Segera ia beranjak dan merapikan penampilannya. "Maaf Tuan, aku tidak mau! Anda boleh meminta apapun dariku, asal tidak yang satu itu. Aku hanya akan menyerahkan kehormatanku pada pria yang berstatus sebagai suamiku!" ucap Kaylee segera berlalu keluar sebelum Kenzo murka padanya.

Pria tampan dengan sejuta pesona itu hanya bisa mengepalkan tangannya karena kesal. Di saat semua wanita berlomba-lomba ingin tidur dengannya, Kaylee justru menolaknya. Dan penolakan itu membuat Kenzo seperti tak memiliki harga diri.

*****

"Ya Tuhan, cobaan apalagi ini? Kenapa hari ini aku sial sekali!" umpat Kaylee mempercepat langkahnya dan berharap Kenzo tidak mengejarnya.

Tiba-tiba Kaylee menghentikan langkahnya ketika ponselnya berdering. Matanya menyipit saat nama kontak sebuah rumah sakit memanggilnya.

"Hallo!"

[Hallo! Dengan Nona Kaylee Aletha Edmont! Kami dari pihak rumah sakit ingin memberitahukan bahwa Tuan Axel sedang kritis. Dan mohon anda untuk segera datang ke rumah sakit!]

"Axel!"

Air mata mengalir dari pipi Kaylee. Ingatannya langsung beralih pada Axel. Ia bahkan tak menjawab panggilan dari pihak rumah sakit yang masih tersambung dengannya.

[Halo, Nona, Nona! Anda masih di sana!"

Wanita berusia 22 tahun itu mengusap kasar air matanya dan segera menyimpan benda pipih itu kembali di telinganya.

"Baik, saya akan segera kesana, suster. Tolong lakukan yang terbaik untuk Axel!"

Kaylee mematikan sambungan teleponnya dan berlalu dengan wajah cemas.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status