Beranda / Romansa / Istri Bayangan / Bab 13: Menikah

Share

Bab 13: Menikah

Penulis: Littlestar87
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-20 23:26:17

“Akhirnya lu melangkah sejauh ini, Run,” ucap Widya di sampingku. Aku menggenggam jemarinya erat. “Gue pikir kalian nggak bakal nikah. Malah tahunya begini.”

Aku tahu, Widya sangat mengkhawatirkan diriku yang akan menikah dengan Natha. Mungkin ini adalah hal yang terbodoh dan akan kusesali nanti. Namun, keputusan sulit ini telah melalui prosedur dari atasan yang Paling Atas.

Lalu mimpi yang aku terima beberapa akhir ini mengisyaratkan kalau aku boleh menikah dengan pria yang mungkin sebagian orang dicap sebagai orang yang jahat.

Akupun tidak tahu jalan apa yang akan kami tempuh nantinya. Kalau dipikir sekarang malah bikin ribut di kepala.

Widya menatap diriku dengan saksama. Aku hanya tersenyum tatkala dia juga melengkungkan bagian wajah yang tergores lipstik berwarna merah itu.

Hari ini adalah salah satu langkah besar dalam hidupku. Aku akan memasuki kehidupan bersama seseorang.

Semoga dia tidak akan berencana punya anak lagi, kami sudah mempunyai tiga anak yang cukup bikin repot.

Ij
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri Bayangan   Bab 13: Menikah

    “Akhirnya lu melangkah sejauh ini, Run,” ucap Widya di sampingku. Aku menggenggam jemarinya erat. “Gue pikir kalian nggak bakal nikah. Malah tahunya begini.”Aku tahu, Widya sangat mengkhawatirkan diriku yang akan menikah dengan Natha. Mungkin ini adalah hal yang terbodoh dan akan kusesali nanti. Namun, keputusan sulit ini telah melalui prosedur dari atasan yang Paling Atas.Lalu mimpi yang aku terima beberapa akhir ini mengisyaratkan kalau aku boleh menikah dengan pria yang mungkin sebagian orang dicap sebagai orang yang jahat.Akupun tidak tahu jalan apa yang akan kami tempuh nantinya. Kalau dipikir sekarang malah bikin ribut di kepala.Widya menatap diriku dengan saksama. Aku hanya tersenyum tatkala dia juga melengkungkan bagian wajah yang tergores lipstik berwarna merah itu.Hari ini adalah salah satu langkah besar dalam hidupku. Aku akan memasuki kehidupan bersama seseorang.Semoga dia tidak akan berencana punya anak lagi, kami sudah mempunyai tiga anak yang cukup bikin repot.Ij

  • Istri Bayangan   Bab 12: Keyakinan

    Aku izin hari ini karena sakit. Anak-anak tetap berangkat sekolah. Natha yang mau mengantar.Alhamdulillah hanya beberapa hari saja, Luna berada di rumah sakit. Namun, ya begini akibatnya kalau aku kelelahan.Sakit.Sampai-sampai ibunya Natha ikut membantuku mempersiapkan keperluan kakak dan adik dua hari ini. Nenek Luna tersebut juga yang memasak untuk kami. Pokoknya aku tinggal terima anak-anak sudah rapi dan bersih.Tu kan, kalau merepotkan orang aku tu malah kurang enak gitu lho. Meskipun kata ibunya Natha aku sakit juga karena menunggu cucunya di rumah sakit. Jadi wanita yang sudah sepuh tersebut bolak-balik ke kamarku dan kamar Luna.Kalau Natha ya begitu, lebih sering di rumah juga sih. Jarang pergi-pergi setelah Luna sakit. Malahan sekarang sering menemani anak-anakku belajar dan bermain. Sesekali mereka mengunjungi Luna di kamar Natha.Kamar kami berada di lorong yang terpisah dengan kamar lainnya. Jadi memang hanya dua kamar ini yang berada di bagian barat dari rumah yang di

  • Istri Bayangan   Bab 11: Kabar Pernikahan

    “Kalau bego itu jangan dua kali, Nona Aruna,” cecar Widya pagi ini padaku.Aku melongo sembari melihat kedua sahabatku yang sedang duduk di dekat meja tempat aku bekerja.“Kalau gue sih juga nggak bakalan mau menikah hanya karena kasihan sama anaknya. Padahal tau bapaknya bejat minta ampun.”Kali ini, Mala yang menekankan kata yang seharusnya tidak diucapkan di depan umum itu.Aku mengembuskan napas perlahan. “Okay, aku akan membatalkannya,” ucapku.“Emang berani?” tantang Widya. Iya sih, dia yang tahu segala hal di otakku yang kelewat oleng ini. “Lu nggak nolak gitu. Secara alus!” omel Widya. “Beb, lu tahu Natha tidak akan bisa berubah. Pikirkan lagi!”Widya lalu kembali ke ruangannya karena jam sudah menunjukkan pukul delapan tepat. Saatnya bekerja.Aku mengambil cermin di dekat tempat pensil. Cermin kecil yang biasanya buat aku dandan sedikit sebelum pulang. Bukan mau sok centil, biar kelihatan tidak tampak payah sekali setelah bekerja.Terlihat kerutan yang mulai nampak di sekitar

  • Istri Bayangan   Bab 10: Permintaan yang Sulit Ditolak

    Waktu berjalan sangat cepat sekali. Saatnya pulang, tapi harus jemput anak-anak dulu. Rencana sore ini mau naik bis.Namun, ya seperti pemburu yang tidak akan melepaskan hewan yang diincar, Natha datang dengan cepat ke mejaku.“Gue tungguin!”“Nath, aku mau naik bis. Ada Widya juga,” balasku.“Cepetan! Luna panas banget. Mau gue bawa ke rumah sakit. Sekarang atau gue tarik!”Aku yang menahan kesal hanya dapat menuruti omongan Natha. Ya Allah, ingin sekali aku berdebat dengan pria ini. Namun, Luna malah makin parah sakitnya.Sesekali aku bisa menolak dia dengan tegas, gitu gimana sih. Dasar aku yang lemah ini.Aku mengikuti langkah Natha yang cepat di depan. Sesampainya di parkiran dia langsung tancap gas menuju sekolah anak-anakku. Secepat kilat mengendarai mobilnya.Dia selalu membunyikan klakson agar kendaraan lain segera menyingkir. Tapi ini kan Jakarta, kota yang penuh dengan macet. Aku tahu dia sedang khawatir. Namun, saat ini aku malah lebih khawatir soal keselamatan kami. Sete

  • Istri Bayangan   Bab 9: Curiga

    Natha datang dengan ngos-ngosan. Aku melihat jam yang tertempel di dinding. Haih, jam segini baru pulang. Ngapain saja sih itu orang sama pacarnya.“Ngapain pulang?” ucap ibunya Natha.Aku langsung berpamitan pada wanita yang menahan sesak di dadanya. Terlihat tangan kanannya mengepal dengan napas yang tidak beraturan.Aku pun tahu saatnya pergi karena urusanku sudah selesai. Masuk ke kamar, melihat anak-anak yang tertidur pulas.Wajah mereka yang polos membuatku merasa bersalah karena terseret urusan aku dan ayahnya.Kalu dipikir mengapa aku selalu bertemu pria yang bersifat sama. Sama-sama bodoh, sama-sama terjebak dengan wanita yang berduit.Akupun sama bodohnya dengan mereka. Selalu kasihan setiap mendengar cerita yang memilukan. Aih, sesekali aku bertemu dengan orang yang mampu membawa kami pada kebahagiaan sejati, gitu.Mau tidur lagi juga tidak bisa, mungkin dengan sholat, hatiku sedikit tenang dengan kejadian yang mengagetkanku akhir-akhir ini.Mungkin memang benar, semua manu

  • Istri Bayangan   Bab 8: Pengakuan Natha atau?

    Sore ini, aku dan Natha ke taman. Dia yang maksa kami untuk pergi bersama. Padahal kalau lihat anak-anak sih, sudah cukup kelelahan dengan kegiatan sekolah.Dia memakirkan mobil di dekat mainan anak-anak. Ada pelosotan, ayunan, sama jungkat-jungkit. Pinter banget ini orang membuat anak-anak bergembira lihat mainan.Aku sudah penat sekali hari ini dengan drama dia dan Yolanda. Turun dari mobil, anak-anak bermain bertiga, sementara aku memilih untuk duduk di bangku panjang yang terbuat dari kayu dicat warna cokelat.Natha duduk di samping dan seperti biasa mengeluarkan senjata yang katanya mampu membunuh stres di kepala.Dia mengembuskan napas yang mengeluarkan asap. Aku sedikit menghindari kepulan gas yang menyesakkan hidung serta paru-paru tersebut.Dia malah tersenyum. Tanpa ada kalimat yang keluar dari mulut masing-masing, suasana hening dan kaku.Aku melihat anak-anak sedang main kejar-kejaran. Mereka tampak menikmati dunia yang belum tercemar masalah-masalah rumit. Seperti kami or

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status