Share

Bab 4. Sejarah Keluarga Alexander William

Keluarga Alexander William merupakan keluarga yang setiap tahun hanya memiliki anak laki-laki sebagai penerusnya. Keluarga Alexander William juga merupakan keluarga yang sangat kaya raya. Harta mereka tidak akan habis sampai beberapa turunan.

Setiap keturunan keluarga Alexander William diberkati oleh wajah yang sangat tampan, maskulin dan rupawan. Serta bentuk tubuh yang tinggi, kulit putih bersih dan gagah. Sehingga membuat banyak perempuan menyukai keluarga Alexander William.

Hingga pada suatu hari, ada salah satu dari keturunan mereka yang gemar mempermainkan perasaan perempuan. Dia sangat suka memberikan janji palsu kepada semua perempuan yang dia kejar. 

Lalu ada salah satu perempuan yang sangat polos yang masuk dalam jebakan dia. Dia berjanji akan menikah dengan perempuan tersebut. Setelah puas mempermainkan perempuan itu dan merasa bosan, dia mencari korban selanjutnya. 

Dia meninggalkan perempuan itu tanpa kata putus. Sehingga perempuan masih menganggap jika mereka masih ada hubungan. Perempuan itu juga yakin kalau dia akan setia padanya dan tidak akan selingkuh lagi dengan perempuan lain.

Kemudian pada suatu hari perempuan itu tidak sengaja menemukan dia sedang bermesraan dengan perempuan lain. Lelaki itu menyuruhnya pergi dan melemparkan uang ke muka perempuan tersebut.

"Kamu pergi dari sini."

"Jadi selama ini kamu mempermainkan aku. Katanya kamu akan berubah. Aku sudah memberikan segalanya untuk kamu."

"Kamu pikir, kamu itu siapa. Mana mungkin aku yang sangat tampan dan kaya raya akan bertahan dengan perempuan jelek dan miskin seperti kamu. Aku bisa mendapatkan semua perempuan yang aku mau. Mereka akan langsung bertekuk lutut di kaki aku. Ambil uang ini dan pergi dari sini."

"Kamu keterlaluan. Jangan kira kamu bisa mempermainkan hati perempuan karena kamu tampan dan kaya. Mulai detik ini, aku akan mengutuk seluruh keturunan kamu. Setiap anak pertama yang lahir dari keturunan kamu, mereka hanya bisa jatuh cinta satu kali pada seorang perempuan. Jika mereka tidak bisa mendapatkan perempuan itu, maka mereka akan menjadi gila dan mati."

Setelah kata-kata kutukan itu terucap, langit langsung mendung. Diikuti dengan suara petir yang menggelegar. Kali ini dia berurusan dengan perempuan yang salah. Perempuan yang dikhianati itu adalah keturunan dari orang yang memiliki ilmu hitam. 

Lelaki itu menutup mata saat kilatan cahaya dari petir sangat menyilaukan. Ketika dia membuka mata kembali, dia tidak menemukan perempuan itu lagi.

Saat itu dia tidak mempercayai kutukan. Hingga beberapa puluh tahun kemudian, dia menikah dan mempunyai anak. Di saat itulah dia melihat ada yang aneh dengan tingkah anaknya. Anaknya hampir saja membunuh pacar dari cewek yang ditaksirnya.

Dia segera menyuruh orang mencari perempuan yang telah dikhianati. Dia takut jika kutukan itu akan terus berlanjut ke anak cucunya.

"Kamu ingin aku mencabut kutukan itu?"

"Aku akan melakukan apapun asalkan kamu tarik kembali kata-katamu. Berapapun yang kamu minta akan aku berikan."

"Lagi-lagi kamu menyombongkan uang keluarga kamu. Aku tidak akan pernah menarik kata-kataku. Kamu dan seluruh keluarga kamu pantas mendapatkan semua ini."

"Tolong maafkan mereka, ini adalah kesalahan aku. Kamu jangan limpahkan kesalahan aku kepada keturunan aku."

"Selama bertahun-tahun keluarga Alexander William telah banyak melukai hati para perempuan. Sekarang sudah saatnya kalian mendapatkan balasan."

"Sampai kapan kutukan ini akan berakhir. Bagaimana jika keturunan kami hanya memiliki satu orang anak."

"Itu bukan urusan aku. Tapi, aku akan berbaik hati karena kamu pernah membuat aku senang. Kutukan aku akan hilang jika salah satu dari keturunan kalian ada yang berhasil membuat perempuan mencintai keturunanmu dengan tulus sebelum anak pertama lahir."

Lelaki itu pulang ke rumah dengan lemas. Dia mengabari tentang kutukan itu kepada keluarganya. Tidak ada yang bisa mereka lakukan selain menunggu ada yang berhasil mematahkan kutukan.

Mereka mengira bisa menemukan orang yang bisa mematahkan kutukan itu dengan mudah. Namun sayangnya, sampai beratus tahun atau beberapa generasi belum ada satupun perempuan yang berhasil mematahkan kutukan. Tidak ada satu perempuan yang tulus yang mencintai keluarga mereka. Perempuan yang hadir karena keterpaksaan atau menginginkan harta serta tertarik dengan ketampanan mereka.

***

Herlin menelan ludahnya. Mobil yang menculiknya sudah berada di depan kediaman Alexander William. Sepanjang jalan masuk ke pekarangan rumah yang megah itu, banyak penjaga atau bodyguard yang berlalu-lalang. Lebih ketat daripada museum yang menjaga barang pameran.

"Ayo turun," perintah bodyguard yang membuka pintu.

"Tidak, aku tidak mau turun. Aku mau pulang," tolak Herlin menggelengkan kepala dengan cepat.

Mana mungkin Herlin mau turun di sana. Dia ingin pulang kembali ke tempat kerjanya. Tidak, dia tidak akan pernah lagi balik ke tempat kerjanya. Bosnya sudah berani menjualnya tanpa perasaan. Dia ingin pulang ke kos saja.

Para bodyguard tidak menerima penolakan. Mereka dengan kasar menarik tangan Herlin agar keluar dari dalam mobil. Tuan mereka sudah menunggu di dalam. Mereka tidak mau membuat tuan mereka menunggu terlalu lama.

Herlin mati-matian berpegangan pada sandaran kursi mobil. Dia bertahan sekuat tenaga. Namun, kekuatannya tidak sekuat para bodyguard yang badan bagaikan beruang. Mereka berhasil menarik Herlin keluar dari dalam mobil.

"Lepas!" teriak Herlin berontak.

Mereka kembali memanggul Herlin di atas bahu. Supaya mereka memudahkan untuk membawa Herlin masuk ke dalam menemui tuan mereka. 

"Lepaskan dia. Apa yang kalian lakukan kepada Tuan Putri!" teriak Nathan dari lantai dua sambil menunjuk ke arah bodyguard yang memanggul Herlin.

Herlin melirik ke arah sumber suara dengan susah payah. Kepalanya kembali berada di bawah, lehernya sedikit sakit untuk melihat ke arah Nathan.

"Tuan Muda!" teriak para bodyguard yang melihat Nathan langsung loncat dari lantai dua dengan entengnya.

Padahal lantai dua cukup tinggi. Tingginya mencapai lima meter lebih. Orang normal setidaknya bisa keseleo atau patah tulang.

Herlin juga sangat terkejut melihat kenekatan Nathan. Dia nyeri ngilu seakan kakinya patah ketika Nathan mendarat di lantai. Namun, dia langsung teralihkan lagi ke para bodyguard yang berlari ke arah Nathan. 

Ketika mereka sudah berfokus pada Nathan, Herlin menggigit punggung bodyguard yang masih memanggul dia yang termenung. Sekarang kesempatan dia untuk kabur.

Bodyguard itu berteriak kesakitan dan segera menurunkan Herlin. Herlin menggunakan kesempatan itu untuk lari dari sana. Mumpung mereka sedang sibuk mengurus Nathan.

Baru dua langkah Herlin melarikan diri, dia kembali dicegat. Kali ini dia dicegat oleh Tristan, cowok yang tidak ingin ditemui lagi. Cowok yang membuat dia sering naik darah saat di kampus. 

"Minggir," usir Herlin agar bisa kabur.

Tristan sama sekali tidak bergerak. Dia menghadang tubuh Herlin agar tidak lari. Semua gerak-gerik Herlin sudah dapat dia baca.

Herlin memutuskan untuk berjalan ke samping kanan Tristan karena Tristan tidak mau bergeser sama sekali. Namun yang tidak disangka, Tristan malah ikut bergeser ke kiri menghalanginya. 

Herlin tidak putus asa. Dia mencoba lagi bergeser ke sebelah kiri, lagi-lagi Tristan juga menghalanginya. Kemudian dia berusaha geser lagi, Tristan juga ikut bergeser lagi. Lama-lama dia jadi kesal dengan Tristan yang terus menghalanginya.

"Tristan, apa yang kamu lakukan. Minggir, aku mau pulang," ujar Herlin dengan kesal.

Tristan tidak berkata apa-apa. Dia hanya menatap Herlin yang berada di bawahnya. Tubuhnya yang tinggi sehingga membuat dia harus menunduk untuk melihat Herlin yang menengok ke atas untuk mencapai matanya.

"Tuan Muda tidak apa-apa!" teriak bodyguard mengalihkan perhatian Tristan kepada kakaknya yang sedang dibantu berdiri oleh pada Bodyguard.

Bersambung ….

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status