Share

Istri Bohongan CEO
Istri Bohongan CEO
Penulis: Butiran_Debu

1. Menemukan Istri Yang Lari.

“Tuan, kami melihat istri Anda keluar dari bandara.”

Refleks Jupiter berdiri dari kursi kebanggannya, kala mendengar  laporan dari salah satu orang kepercayaannya di telepon.  Sorot mata menjadi tajam dan garis bibir itu menipis menunjukkan betapa lelaki itu sangat marah. Menggeram, dia mengepal tangan kirinya.

“Bawa dia padaku segera!” perintahnya. Nada pelan namun penuh penekanan.

Lantas, Jupiter meninggalkan meja meeting tanpa mengakhiri rapat yang tengah dia pimpin. Yang di pikiran lelaki itu hanya lah satu, segera menghukum wanita sialan yang mempermainkan hidupnya.

Jupiter Lemanuel, seorang CEO dari perusahaan besar yang sangat terkenal dingin sejak lima tahun terakhir. Lelaki yang pernah mendapat penghkhianatan kala dia mengalami kecelakaan. Akhirnya, setelah lima tahun menahan kebencian di dalam dada, Jupiter akan bisa melampiaskan dendamnya.

Ketika pintu kamar itu dibuka, Jupiter bisa melihat seorang wanita yang tengah duduk di tepi ranjang. Wanita dengan wajah yang sangat dia benci, yang sangat ingin dia bunuh saat ini juga. Wanita itu segera berdiri dan berlari ke arahnya.

“Tuan, bisa kau bantu aku keluar dari sini? Mereka memaksa aku ikut ke sini,” jelas sang wanita dengan wajah tanpa berdosa.

Drama apa yang dijalankan mantan istri yang tak tahu diri ini?

Plak!

Sebuah tamparan mendarat di wajah cantik wanita itu, membuatnya terlempar ke kiri. Wanita itu tersungkur dengan wajah menyentuh lantai. Lalu tanpa merasa salah, dia mengangkat wajah untuk membalas tatapan Jupiter.

“Kenapa kau memukulku? Jika kau tidak ingin menolong, kau tidak seharusnya berlaku kasar seperti ini.” Tampak dia sangat marah sehingga mengucapkan  berbagai kalimat yang membuat Jupiter semakin naik darah.

Tanpa mengucapkan apa pun, Jupiter berjongkok di depan sang wanita yang dulu pernah mengisi hatinya. Telapak besar lelaki itu lantas mencengkram rahangnya dengan kasar. Wanita meringis, juga matanya mulai berkaca-kaca. Tak peduli, Jupiter semakin mempererat cengkraman tangannya.

“Tuan? Ciuh!” Dia meludah di atas lantai. “Jadi, kau pikir aku akan melepaskanmu dengan memanggilku seperti itu? Jangan bermimpi, Megan!”

Dua bola mata yang ketakutan itu terlihat bingung. ‘Megan?’ pikirnya. ‘Apakah mereka salah menangkap orang?’ Ingin gadis itu membuka mulut untuk menjelaskan, tapi cengkraman tangan si lelaki terlalu menyakitkan. Dia tidak berani bahkan untuk mengangkat bibirnya.

“Kenapa kau kembali setelah lima tahun? Uang yang kau bawa sudah habis? Selingkuhanmu sudah membuangmu sehingga berpikir ingin mengemis lagi padaku?” Suara Jupiter keluar dari antar gigi-gigi yang mengatup.

Apa maksud lelaki ini? Tadi dia menyebutkan nama Megan, lalu sekarang uang, selingkuh, dan mengemis? Gadis ini tahu lelaki di depannya memang lah salah orang.

“Ma-maaf, aku tidak mengerti apa maksudmu.”

Plak!

Sekali lagi Piter melayangkan tamparan di wajah gadis sialan yang mencoba mempermainkan emosinya.

“Tak mengerti  katamu?”

Gadis di lantai itu menggeser duduknya untuk menjauh dari Jupiter. Bibirnya mulai menunjukkan ekspresi ingin menangis, dan terlihat betul dia sangat ketakutan. Jupiter semakin membenci ekspresi yang ditunjukkan oleh mantan istrinya itu, membuatnya ingin segera membunuh perempuan tidak tahu diri ini. Dia ingin berpura-pura kehilangan ingatan? Sangat licik!

“Maka aku akan membuat kau mengerti.” Piter menjentikkan jarinya, dan dua orang penjaga masuk ke dalam kamar. “Ikat dan siksa dia. Paksa perempuan tak tahu diri ini mengingat semua yang dilakukannya lima tahun yang lalu.

Lima tahun yang lalu, ketika Piter kecelakaan dan membuat kakinya lumpuh sementara, Megan memasukkan lelaki asing ke rumahnya. Wanita gila itu dengan tega bercinta di salah satu kamar rumah milik Jupiter. Lelaki yang saat itu sangat mencintai istrinya, tidak menyangka jika Megan tega mendesah di bawah tubuh lelaki lain. Bahkan Jupiter sempat memergokinya, melihat bagaimana Megan dengan santai menghina dengan kalimat yang menyakitkan.

‘Kau lumpuh! Kau hanya bisa duduk di kursi roda sialan itu, dan kau pikir aku akan tahan tidak mendapat nafkah batin? Lebih baik kau mati sejak awal, agar tidak menyusahkan orang lain! Kau laki-laki lumpuh! Aku tak sudi menjadi istrimu!’

Hingga sekarang kalimat itu masih terus terngiang di telinga Piter, dan membuat rahangnya mengetat. Napas Piter menderu sedang dadanya naik turun. Kedua tangan saling meremas, membuktikan kemarahannya sudah tak bisa ditahan lagi. Lantas, tanpa menghiraukan jeritan pilu dari wanita itu, dia mendekat ke sisi ranjang.

“Tolong lepaskan aku. Aku bukan Megan yang kau cari. Tolong lepaskan aku, kau tidak boleh melakukan ini padaku.”

Telinga Jupiter mendengarnya, tapi hatinya sama sekali tidak tersentuh. Sigap dia buka sabuk yang melingkar di pinggangnya dan menggulung ujungnya di telapak tangan.

“Katakan sekali lagi,” ucapnya, dan semakin dekat pada wanita yang terikat di atas ranjang.

“Aku bukan Megan, tolong lepaskan aku.”

Sleb!

“Argh ...!”

Sebuah cambukan mendarat di kaki putih milik gadis itu, yang diiringi dengan jeritan pilunya.

“Katakan sekali lagi,” ulang Piter, mengangkat sabuk yang dia jadikan sebagai cambuk.

Apa yang akan dijawab oleh gadis ini? Bibirnya dikunci rapat-rapat sedang air mata sudah membanjiri wajahnya. Dia sangat takut bahkan untuk membuat suara.

“Katakan sekali lagi!” teriak Piter menggemah. Dan sekali lagi, dia melayangkan sabuk di tangannya untuk memberi pelajaran pada mantan istri tak tahu diri itu.

“Aku bukan Megan!” balas gadis itu tak kalah keras. Meski pinggulnya terasa sangat sakit oleh sabetan, dia menantang mata Jupiter dengan garang. “Namaku Valerie Damelza, kau salah orang dan kau tidak boleh memukulku seperti ini!”

Apa? Dia sebut siapa namanya tadi? Apakah dia sengaja ingin membuat kesabaran Jupiter habis, sehingga membunuhnya detik ini juga? Mata Piter terbuka lebar seakan ingin memakan orang di depannya ini bulat-bulat.

“Aku bukan Megan, tolong percaya padaku, Tuan. Namaku Valerie.”

Entah dia sengaja mempermainkan Piter, tapi nada bicara gadis ini terdengar sangat meyakinkan. Piter mematung di tempatnya dengan berbagai pikiran yang tak bisa dia mengerti.

Benarkah gadis ini bukan Megan? Betulkah namanya adalah Valerie Demelza? Sorot mata Jupiter menggelap seketika.

****

Bersambung.

Halo, selamat datang di novel ke 3 aku dan semoga kakak semua suka, ya. 

Komen (8)
goodnovel comment avatar
Julee
Lagi lagi….
goodnovel comment avatar
Hafidz Nursalam04
jsjsdbkspbksbd
goodnovel comment avatar
M Arkanudin
asih nyomak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status