Share

99. Pernyataan Yuze

Author: Donat Mblondo
last update Last Updated: 2025-10-07 23:18:55

Anli terdiam sesaat. Senyum lembut masih bertahan di bibirnya, namun ada sedikit guncangan halus di dadanya.

Zhenrui melirik singkat ke arah Xiumei, wajahnya tetap tenang, tapi ada sedikit pengakuan dalam sorot matanya. Penghormatan pada ketulusan yang jarang muncul di antara orang istana.

Anli kemudian melangkah perlahan mendekati Xiumei.

Tangannya terulur, menyentuh bahu sang ibu mertua dengan lembut, gerakannya hati-hati tapi penuh makna.

"Ibu,” ucapnya pelan, “Ibu tidak perlu menyesal.” Senyumnya tulus, suaranya tenang. “Kita semua pernah hidup dalam kebodohan dan prasangka, termasuk saya.”

Ia berhenti sebentar, mengangkat wajahnya sedikit seolah memandang ke arah Xiumei, meski matanya tetap kosong, arah pandangnya tepat, seperti bisa melihat dengan hati.

“Tentang pernikahan itu… biarkan waktu yang menjawab. Tapi saya berterima kasih, karena Ibu sudah mau menerima saya apa adanya, bahkan sebelum tahu siapa saya sebenarnya.”

Xiumei menutup mulutnya, menahan isak kecil yang lolos da
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Donat Mblondo
sudah up lagi ya... ^^
goodnovel comment avatar
Raaniaa Putri
yaa...bersambung...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Buta 100 Juta Tak Tertandingi   127.

    Malam perlahan turun di Paviliun Timur.Lentera berwarna lembut menggantung di sepanjang lorong, dan aroma melati bercampur madu memenuhi udara.Anli duduk di kursi rotan dekat jendela, mengenakan jubah tidur tipis, tangannya mengusap perut. Di hadapannya, Meilin sibuk menata cangkir teh dan piring kecil berisi kue jahe.Tapi sejak tadi, tampak hening. Gadis itu diam terus.Matanya kosong, sesekali menatap udara seperti orang yang baru saja menanggung beban tak terlihat.Anli, tentu saja, menyadarinya. Ia tersenyum tipis, suaranya lembut.“Meilin, sejak kapan teh melati bisa membuat orang termenung begitu dalam?”Meilin tersentak kecil. “A-ah? T-tidak, Kakak! Saya hanya—”Ia menggigit bibirnya, panik mencari alasan. “Hanya… memikirkan resep baru.”“Resep teh?” Anli menaikkan alis. “Atau… orang yang meminumnya?”Wajah Meilin langsung merah padam. “K-kakak!” serunya nyaris teriak. “Saya tidak memikirkan siapa pun!”“Begitu ya?” Anli tersenyum tenang, mengambil cangkir tehnya dan menyesa

  • Istri Buta 100 Juta Tak Tertandingi   126.

    Akhirnya, Shiming bicara.“Meilin, sejak kapan kau belajar menyeduh teh seperti ini?”“Saya… belajar dari Putri Anli, Yang Mulia,” jawab Meilin lembut. “Beliau bilang teh bisa menyembuhkan hati kalau diseduh dengan niat yang tenang.”Shiming mengangguk pelan. “Benar juga. Teh yang dibuat dengan hati biasanya terasa berbeda.”Ia menatap Zhenrui tajam-tajam. “Bagaimana, Rui? Apakah kau bisa merasakan niatnya?”Zhenrui, yang baru saja menyesap sedikit teh, nyaris tersedak.“Uh… ya,” katanya singkat, menaruh cangkirnya perlahan. “Terasa… tenang.”“Tenang?” Shiming menyipitkan mata. “Tenang saja? Tidak ada hal lain yang kau rasakan?”Zhenrui memijit pelipisnya. “Kakek…”Shiming berpura-pura tak mendengar. “Ah, dasar anak muda zaman sekarang, tidak tahu membedakan teh yang diseduh dengan kasih sayang dan teh yang dibuat asal-asalan.”Meilin tersentak kecil, wajahnya memerah. “Ka–kasih sayang? Saya hanya—saya hanya ingin membuat Yang Mulia merasa segar, bukan—”“Tenang saja, Nona,” sela Shim

  • Istri Buta 100 Juta Tak Tertandingi   125.

    Shiming menatap ke arah taman, seolah menilai sesuatu yang jauh. “Aku mendengar tentang gadis itu dari Anli. Katanya, dia berani bicara jujur padamu, dan bahkan membuatmu tersenyum. Itu sudah lebih banyak dari yang dilakukan setengah bangsawan istana selama ini.”Zhenrui menegakkan bahu. “Kakek, Meilin masih muda. Dia hanya pelayan Anli, tidak ada—”“Tidak ada yang salah dengan pelayan yang punya hati baik.”Nada Shiming berubah sedikit serius, tapi bibirnya masih menyunggingkan senyum kecil.“Masalahnya, cucuku terlalu kaku untuk menyadari hal sederhana. Jadi aku memanggilmu pagi ini untuk memastikan kau masih bisa merasakan sesuatu, selain tanggung jawab.”Zhenrui memijit pelipisnya pelan. “Kakek, tolong jangan mulai—”Tapi Shiming mengangkat tangannya, memotong.“Tenang. Aku tidak akan memaksamu menikah minggu depan.”Ia berhenti sebentar, lalu menatap cucunya dengan mata yang tajam tapi penuh kehangatan.“Aku hanya ingin memastikan bahwa sebelum aku mati, kau belajar tersenyum tan

  • Istri Buta 100 Juta Tak Tertandingi   124.

    Pagi menjelang.Langit di luar jendela ruang kerja Raja Muda mulai memucat. Lentera sudah hampir padam, tapi Zhenrui masih tertidur di kursinya, kepala miring, tangan kanan masih memegang pena.Pintu berderit pelan.Anli melangkah masuk, ditemani Meilin yang menuntunnya dengan hati-hati sambil membawa nampan kecil berisi teh madu hangat.“Yang Mulia Raja Muda belum keluar sejak semalam,” bisik salah satu pelayan pada Meilin di luar ruangan.Gadis itu mengangguk, lalu dengan lembut memimpin Anli masuk.Begitu tiba di depan meja, Anli berhenti.Ia tak perlu melihat untuk tahu kakaknya tertidur di sana. Napasnya pelan dan berat, sama seperti setiap kali Zhenrui kelelahan tapi memaksa dirinya tetap sadar.“Dia begadang lagi, ya?” suara Anli pelan tapi mengandung senyum kecil.Meilin menatap wajah Zhenrui yang tampak tenang di bawah cahaya pagi. Ada bayangan lembut di bawah matanya, tapi juga ketenangan yang jarang terlihat.“Iya,” jawabnya pelan. “Sepertinya beliau tidak sempat ke kamar.”

  • Istri Buta 100 Juta Tak Tertandingi   123.

    Suasana langsung beku.Angin malam bahkan seperti berhenti.Meilin menatapnya, mulutnya sedikit terbuka. “A… apa, Kapten?”“Aku tahu ini mungkin tak pantas,” lanjutnya cepat, “tapi perasaan ini jujur. Aku akan menunggumu, berapa pun lamanya, asal—”“Tunggu!” potong Meilin buru-buru, matanya membesar. “Kapten, sebelum bicara sejauh itu… saya harus jujur dulu.”Kapten Jiang tampak heran. “Jujur?”Meilin menelan ludah. “Menurut aturan kerajaan, pelayan istana tidak boleh menjalin hubungan dengan lawan jenis sebelum cukup umur.”Kapten Jiang mengernyit pelan. “Cukup umur? Maksudmu… berapa?”“Umur delapan belas,” jawab Meilin dengan tenang.“Lalu…” Kapten Jiang menatapnya curiga. “Sekarang umurmu…?”Meilin menunduk sedikit. “Lima belas tahun," ujarnya pelan.Satu detik.Dua detik.Tiga detik.“…APA?!”Teriakan spontan Kapten Jiang menggema ke seluruh taman. Burung-burung di pepohonan langsung beterbangan.Zhenrui di balik pilar hampir kehilangan keseimbangannya menahan tawa.“L-lima belas?

  • Istri Buta 100 Juta Tak Tertandingi   122.

    Malam menurunkan tirainya perlahan di istana Yan. Cahaya lembut dari lentera tergantung di balkon paviliun timur, berayun pelan dihembus angin. Aroma madu masih samar di udara, bercampur dengan wangi melati yang khas dari taman herbal.Di dalam kamar utama, Anli tengah bersandar di kepala ranjang, mengenakan gaun tidur lembut berwarna putih gading. Rambut hitamnya dibiarkan terurai, sebagian jatuh di bahu. Di hadapannya, Yuze duduk santai, sudah melepas jasnya, hanya mengenakan kemeja putih yang lengannya digulung sampai siku.Suasana hening, hanya terdengar detak jam di dinding dan suara jangkrik di luar jendela.Anli menunduk sedikit, tangan kanannya perlahan menyentuh perutnya yang membulat, sementara tangan kirinya terulur, meraba wajah Yuze dengan lembut.Ia mulai dari dagunya, lalu naik ke pipi, berhenti di hidung sebelum akhirnya sampai ke dahi.Yuze tidak bergerak, hanya menatapnya dengan senyum kecil yang tulus. “Apa yang sedang kamu lakukan?” tanyanya pelan.Anli tersenyum s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status