Share

Cara Seorang Dev

Author: Komalasari
last update Last Updated: 2025-02-25 13:18:08

“Jangan pura-pura tidak tahu!” Kirei menatap tajam.

“Aku memang tidak tahu dan tidak mengerti dengan maksud pertanyaanmu tadi,” balas Dev tenang, seraya meletakkan buku di meja. Dia beranjak dari duduk, lalu mendekat ke hadapan Kirei. “Bagaimana kabarmu hari ini?” tanyanya, diiringi tatapan penuh arti.

Namun, Kirei justru tak menyukai dengan cara Dev menatapnya. Dia langsung memalingkan wajah. 

“Hari-harimu akan jauh lebih tenang sekarang. Kupastikan tak ada yang berani mengganggumu lagi,” ucap Dev, pelan dan dalam. 

Kirei sontak menoleh, menatap tajam pria tampan di hadapannya. “Jadi, benar dugaanku? Kamu yang telah melenyapkan Natasha dan teman-temannya?”

“Lebih tepatnya adalah anak buahku. Aku hanya memberi perintah,” ujar Dev tenang. 

“Bagaimana kamu bisa mengetahui semua itu?” Kirei menatap penuh selidik. “Kamu mengawasiku?” 

“Sudah kukatakan bahwa ini akan jadi lebih mudah untukku,” balas Dev tetap tenang. 

“Dari mana? Siapa? Bagaimana caranya kamu mengawasiku, Dev?” 

“Aku tidak perlu menjabarkan secara detail padamu. Seharusnya, kamu berterima kasih karena gadis-gadis bodoh tidak berguna itu tak akan mengganggumu lagi. Hari-harimu akan jauh lebih tenang selama berada di kampus. Benar, kan?” 

“Ya! Tapi, tidak dengan cara seperti itu!” protes Kirei tak suka. 

“Lalu, harus dengan cara seperti apa?” Dev menatap lekat Kirei, yang perlahan mundur dan memberi jarak darinya. “Seperti itulah caraku dalam menyelesaikan masalah. Kamu harus tahu dan belajarlah untuk terbiasa karena ____”

“Aku tidak sudi ___”

Secepat kilat, Dev meraih wajah Kirei. Tangan kanannya mencengkram lembut pipi wanita muda itu. Meskipun terlihat agak menakutkan, tetapi Dev melakukannya dengan sangat hati-hati karena tak ingin menyakiti wanita yang telah dinikahinya tersebut.

“Kirei, Sayangku,” ucap Dev pelan dan dalam, seraya mendekatkan wajahnya. Kali ini, Kirei tak bisa menghindar. “Jangan banyak bicara, apalagi protes. Aku tidak akan menyakitimu karena kamu adalah barang titipan. Bagaimanapun juga, aku merupakan orang yang sangat profesional dalam berbisnis. Akan kujaga kamu dengan baik, sampai Sigit melunasi semua utang beserta bunganya.”

“Papa pasti tidak akan melakukan itu,” ucap Kirei pelan, tetapi penuh penekanan. 

“Kita lihat saja nanti. Lagi pula, andai Sigit tidak melunasi utang-utangnya, aku tak merasa terlalu dirugikan. Aku cukup terhibur dengan keberadaanmu di sini. Apalagi, jika kamu bisa bersikap lebih manis.” Dev melepaskan cengkramannya dari pipi Kirei. Namun, dia tak membiarkan wanita muda itu pergi begitu saja. 

“Berhubung kamu sudah ada di sini, tak ada salahnya untuk melayaniku sebentar saja.” Dev menarik pinggang Kirei hingga tubuh wanita muda itu merapat padanya. 

“Tidak! Aku tidak mau!” tolak Kirei, berusaha melepaskan diri. 

Namun, tenaga Kirei tak jauh lebih besar dibanding kekuatan Dev. Dengan sangat mudah, pria itu membawa Kirei ke tempat tidur, kemudian mendudukkannya di tepian kasur. 

“Sudah kukatakan, Sayang. Bekerjasamalah denganku,” ucap Dev, seraya membelai lembut pipi Kirei, yang mendongak menatapnya. 

“Aku akan memperlakukanmu dengan sangat baik karena ….” Dev mengembuskan napas pelan dan dalam. Perlahan, dia menunduk hingga  mendekat ke wajah Kirei. Dilumatnya mesra bibir wanita muda berambut panjang tersebut. 

“Aku ingin bercinta denganmu sekarang,” ucap Dev, setelah puas mencium Kirei. “Namun, aku baru ingat masih punya urusan yang harus diselesaikan.” 

Dev menatap lekat Kirei, sambil terus memegangi pipi wanita muda itu. “Aku menyukai ini,” ucapnya, seraya mengusap perlahan bibir sang istri menggunakan ibu jari. “Selama kamu berada dalam pengawasanku, tak kuizinkan ada satu pria pun yang mendekatimu.”

“Aku tidak suka dikekang. Lagi pula, aku tidak mengerti dengan hubungan kita sekarang. Ini bukan pernikahan.”

“Lalu, kamu sebut apa?” 

“Pemaksaan kehendak.”

Dev tersenyum samar, kemudian menyingkirkan tangannya dari wajah Kirei. “Katakan itu pada ayahmu. Kenapa dia tidak segera melunasi utang-utangnya padaku.” 

Kirei malas menanggapi ucapan Dev, jika sudah membahas masalah utang sang ayah, berhubung tahu bahwa Sigit tak akan pernah melunasinya. 

“Sigit masih beruntung karena aku tidak langsung menghabisinya. Tak seperti yang kulakukan terhadap orang lain,” ucap Dev cukup datar. 

“Beruntung? Kenyataannya, akulah yang dirugikan dalam hal ini.” Kirei memalingkan muka karena kesal. “Apa yang bisa kulakukan? Astaga. Bodoh sekali.” Wanita muda itu menggeleng tak mengerti.

“Jangan terlalu berlebihan, Kirei. Aku memperlakukanmu dengan baik. Bukankah begitu?” 

“Kamu sangat menakutkan.” Kirei beranjak dari duduk, bermaksud keluar dari kamar Dev. 

Namun, Dev segera meraih pergelangan tangan Kirei, lalu menariknya hingga kembali duduk di ujung tempat tidur. “Aku belum mengizinkanmu keluar dari kamar ini.”

“Apakah aku harus menuruti perintahmu, seperti orang-orang suruhan yang melakukan pembunuhan terhadap Natasha dan yang lainnya?” 

Dev hanya tersenyum kecil, menanggapi ucapan bernada protes yang dilayangkan Kirei. 

“Berikan kebebasanku. Aku akan bekerja dan mengumpulkan uang, lalu melunasi semua utang papa,” ucap Kirei yakin. Padahal, dia tahu nominal yang harus dilunasi bukanlah dalam jumlah sedikit. 

“Kepada siapa kamu akan menjual diri, untuk mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu cepat?”

“Dev!” sergah Kirei. Dia langsung berdiri, seraya mengangkat tangan hendak menampar pria di hadapannya.

Namun, gerakan Dev selalu lebih cepat. Pria itu menangkap pergelangan tangan Kirei, menahannya hingga beberapa saat tanpa mengatakan apa pun. 

Dev menatap dengan sorot tak dapat diartikan. Sesaat kemudian, pengusaha tampan berusia 38 tahun itu mengecup tangan Kirei. "Kamu harus membayar untuk sikap lancang ini," ucapnya penuh penekanan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Malam Terakhir

    Kirei memejamkan mata, memasrahkan diri sepenuhnya andai harus mati di tangan Dev. Namun, setelah beberapa saat, dia tak merasakan apa pun. Tidak ada tanda-tanda belati runcing nan tajam itu menghujam ke perutnya. Akhirnya, Kirei kembali membuka mata. Dia mendapati borgol plastik yang melingkar di pergelangannya telah terpotong. “Dalam tas itu ada baju baru. Pakailah. Aku tidak mungkin membiarkanmu keluar tanpa pakaian,” ujar Dev dingin, sebelum berlalu dari hadapan Kirei. Dia menyibukkan diri sambil menunggu Kirei selesai berpakaian. Beberapa saat kemudian, Kirei sudah tampil rapi dengan celana jeans dan T-shirt hitam polos lengan pendek. “Ayo. Anak buahku sudah menunggu di lobi,” ajak Dev, seraya meraih pergelangan tangan Kirei. Dituntunnya wanita cantik itu keluar kamar. Setelah dari hotel, Dev langsung berangkat menuju ibukota. Dia tak peduli, meskipun Kirei meminta untuk mengambil beberapa barang pribadinya di tempat kost. Sedan hitam yang ditumpangi Dev dan Kirei telah mema

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Ujung Belati

    Kirei mendelik, lalu duduk di closet. Meskipun agak risi karena Dev memperhatikannya ketika buang air kecil, tapi dia tak punya pilihan. “Aku sudah selesai,” ucap Kirei. Dengan tangan terikat, dia tak bisa melakukan apa pun, bahkan sekadar menekan tombol flush. Apa yang seharusnya Kirei lakukan, dilakukan oleh Dev. Dia membantu wanita itu membersihkan diri. “Kamu tidak harus melakukan ini,” tolak Kirey, saat Dev menyemprotkan air ke alat vitalnya, lalu menyentuh perlahan. “Aku akan melakukan apa pun. Kamu tidak berhak melarang dan tak kuizinkan melakukan protes,” balas Dev tenang, tanpa menghentikan apa yang tengah dilakukannya. Lama-kelamaan, pikiran mesum muncul. Naluri kelelakian Dev terbangkitkan. Dia tak kuasa melawan dorongan nakal. Tak hanya membersihkan bagian sensitif Kirei, kali ini dia memasukkan jari tengah. “Jangan, Dev. Sakit ….” Kirei menatap sayu, lalu memejamkan mata. Antara nikmat dan perih bercampur jadi satu. “Nikmati rasa sakitmu,” ucap Dev pelan, tapi penu

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Penetrasi

    Kirei menatap tajam. Hanya itu yang bisa dilakukan, sebab keadaannya tidak memungkinkan lagi untuk memberikan perlawanan. Namun, tatapan tajam tadi perlahan berubah sendu.Seluruh harga diri Kirei telah hancur di tangan Dev. Dia tak memiliki apa pun lagi yang bisa dipertahankan. Kehidupannya jadi kacau-balau, sejak sang ayah menyerahkan masa depannya kepada pria asing berdarah dingin.Setitik air mata jatuh mengiringi kepedihan dan segala nasib sial yang menimpa Kirei. Dia pasrah, andai Dev benar-benar menghabisinya kali ini. Setelah apa yang dilakukan di Meksiko, Kirei yakin pria itu tidak akan memberi ampun lagi.“Habisi saja aku. Silakan,” ucap Kirei pasrah.“Tidak sekarang Kirei. Aku tidak akan membuatmu mati dengan mudah,” t

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Senyuman Iblis

    Kirei menoleh, menatap tajam pria itu. “Siapa kalian?”“Kamu tidak perlu tahu siapa kami,” ucap pria asing itu, seraya terus mengapit Kirei, memaksanya agar berjalan sesuai keinginan mereka.Belum sempat Kirei menanggapi lagi, mereka tiba di dekat sedan hitam. Salah seorang dari dua pria itu membukakan pintu untuk Kirei, lalu mempersilakannya masuk.Kirei terdiam sejenak, lalu berbalik secara tiba-tiba. Namun, dia tidak sempat melarikan diri karena geraknya tertahan oleh pria satu lagi. Mau tak mau, Kirei harus menurut. Dengan raut terpaksa, Kirei masuk ke mobil.“Hai,” sapa pria yang tak lain adalah Dev. Dia duduk tenang penuh wibawa, dengan tatapan lurus ke depan, seakan tak begitu peduli dengan Kirei yang ber

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Menemukan Titik Terang

    Beberapa waktu berlalu. Dev terus mengerahkan anak buahnya yang tersebar di mana-mana. Dia memfokuskan pencarian di luar Meksiko. Dev juga berkoordinasi dengan anak buahnya yang ada di Indonesia.Setelah hampir tiga bulan, akhirnya Dev mendapatkan titik terang. Anak buahnya yang berada di Indonesia memberikan kabar, bahwa mereka telah berhasil melacak keberadaan Kirei. Namun, wanita itu tidak berada di ibukota, melainkan menetap di Bandung.Dugaan Dev tidak keliru. Dia yang sejak awal telah menduga bahwa Kirei kembali ke tanah air, segera memerintahkan Luis untuk mengurus dokumen keberangkatan.“Biarkan Kirei, Nak. Jangan mengganggunya lagi,” ucap Maitea, seraya berdiri di ambang pintu kamar Dev. Dia memperhatikan sang putra, yang tengah berkemas.

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Sia-sia

    Dev mengerahkan seluruh anak buahnya untuk mencari Kirei ke seluruh penjuru kota. Dia menekankan kepada mereka agar tidak kembali ke markas, sebelum benar-benar yakin bahwa Kirei tidak ditemukan di manapun. Tiga hari pencarian besar-besaran dilakukan. Seakan tak ada rasa lelah, mereka memeriksa ke seluruh tempat. Namun, Kirei tak ada di mana-mana. Seperti sebelumnya, wanita itu sangat pandai menyembunyikan diri agar tak mudah ditemukan. “Kami sudah memeriksa setiap tempat dan …. Nona Kirei tidak ada di wilayah yang menjadi area pencarian kami,” lapor Mathias, yang bertugas memimpin kelompok 15. Rasa takut tersirat jelas dari parasnya, berhubung laporannya barusan pasti akan membuat Dev marah besar. “Kau yakin sudah mencari Kirei ke berbagai penjuru kota?” Dev menatap tajam Mathias yang berdiri dengan ekspresi cukup tegang.Mathias mengangguk tegas, berusaha menutupi ketakutan akan kemarahan sang tuan besar. “Aku membagi kelompok 15 jadi beberapa bagian, Tuan. Kami berpencar dan mel

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status