WARNING!!! 21++____Elleana berjalan mengikuti David sambil mengangkat sedikit gaun pengantinnya, ia agak kesusahan untuk berjalan lepas karena ujung gaunnya yang menjuntai panjang. Pria yang beberapa jam lalu sudah resmi menjadi suaminya itu pun juga sangat tidak peka. Padahal Elleana berharap David menawarkan bantuan padanya, setidaknya menggenggam tangan Elleana. Tapi, sama sekali tidak, justru David malah berjalan cepat meninggalkannya.Pesta pernikahan telah usai. Ralat, sebenarnya pesta pernikahan yang mewah itu masih berlangsung. Namun, setelah menyapa beberapa kolega penting, David memutuskan untuk pamit undur diri lebih dulu, menyisakan orang tua dan kedua adiknya bersama para tamu. Sebenarnya Elleana masih ingin berada di pesta itu, tapi tidak ada yang ia kenal di sana, jadi Elleana hanya bisa mengekori David. Istri yang baik selalu berada di belakang suaminya, kan?Cihhh!Selama perjalanan menuju mansion milik keluarga Miller, Elleana dan David hanya bungkam dan tenggelam
Elleana bangun pagi-pagi sekali, bahkan sang surya saja belum muncul. Tadinya Elleana sempat bingung mencari letak dapur, apalagi keadaan rumah keluarga suaminya itu juga sepi sekali. Elleana tidak mendapati satu orang pun yang berlalu-lalang untuk Elleana tanyai. Alhasil dia muter-muter seperti orang hilang hanya demi menemukan dapur, ya sudahlah tidak masalah. Hitung-hitung Elleana sedang beradaptasi dengan tempat tinggal barunya ini.Elleana menatap takjub sekeliling rumah milik keluarga suaminya itu. Elleana pernah melihat rumah sebesaran ini, tapi bukan dalam dunia nyata melainkan dalam cerita-cerita dongeng juga di film-film. Ini kali pertama Elleana melihat rumah besar bak di negeri dongeng. Astaga, keluarga suaminya ini memang sangat kaya! Entah Elleana harus bersyukur karena bisa menjadi menantu di keluarga terhormat ini atau menyesal karena harus hidup selamanya dengan pria sekejam David.Kaki jenjang Elleana mendadak terhenti kala ia tiba di sebuah ruangan yang berada di po
Elleana baru saja kembali dari restoran tempat ia bekerja, ia datang ke sana untuk menjawab berbagai pertanyaan dari atasan dan rekan kerjanya tentang Elleana yang menjadi pengantin pengganti dari David Miller kemarin. Tak hanya itu, Elleana juga meminta mereka semua untuk memperlakukannya seperti biasa meskipun kini Elleana sudah menjadi menantu sulung dari keluarga Miller. Untungnya mereka semua paham dan menyetujui permintaannya.Elleana melepas mantel dinginnya sambil meniupkan hawa panas ke telapak tangannya. Elleana menggantung mantel dinginnya di tempat gantungan dekat pintu, lalu ia berjalan ke dapur. Kepala pelayan bersama lima orang pelayan sedang sibuk berkutat dengan bahan-bahan masakan. Elleana menghampiri mereka tanpa ragu. Para pelayan yang menyadari kehadirannya pun membungkuk memberi hormat.Elleana mendelik tidak suka. Padahal tadi pagi ia sudah menjelaskan pada seluruh pelayan yang ada di rumah ini bahwa Elleana tidak pernah dan tidak mau jika ada seseorang yang ber
"Minta pelayan untuk mengantarkan kopi sepeti biasa ke ruangan saya sekarang juga!" Titah David tanpa melirik sedikit pun pada asisten pribadi yang tengah menyambutnya dengan senyum hangat dari meja resepsionis. Pria it uterus memacukan kakinya lebar menuju ruangannya.David baru saja selesai rapat dengan Palavi Corp. Salah satu kolega bisnisnya yang datang jauh-jauh dari Paris. Saat ini Miller Group tengah menggarap proyek hotel besar yang akan di bangun di ibukota Paris, tentunya dengan bantuan Palavi Corp."Bagaimana hubunganmu dengan Elleana? Kuharap baik-baik saja." Celetuk Tommy saat David baru saja menduduki bangku kebesarannya.David mendelik tajam, namun Tommy sama sekali tidak memedulikan tatapan menyeramkan yang David lemparkan itu.Tidak usah heran, Tommy dan David memang sudah berteman sejak kecil. Ayahnya dengan ayah Tommy berteman baik, bisa di bilang mereka rekan bisnis. Tommy tahu betul bagaimana tabiat David yang keras kepala dan emosian."Dia itu wanita yang baik, D
Ellana melangkahkan kaki jenjangnya gontai memasuki panti asuhan yang sudah menampungnya dan sang ibu sejak ia masih kecil. Tadi, pagi-pagi sekali Nyonya Regina meneleponnya dan meminta Elleana agar berkunjung ke panti. Berhubung saat ini Elleana habis mengantar dokumen David dan ia juga belum ke panti asuhan sejak pernikahan kilatnya, alhasil Elleana menyetujuinya."Ellea!" Seru anak-anak panti dengan begitu girangnya kala melihat kedatangan Elleana. Lalu mereka semua langsung berlarian dan memeluk Elleana, melepaskan rasa rindu.Elleana juga membalas pelukan anak-anak itu tak kalah erat sambil tangannya mengelus gemas rambut anak-anak itu seolah menyalurkan rasa cintanya.Setelah puas melepas kerinduannya bersama anak-anak panti, Elleana memacukan kaki jenjangnya ke halaman belakang. Anak-anak itu memberitahu Elleana kalau Nyonya Regina sedang berada di sana. Dan benar saja, wanita setengah abad itu ternyata tengah berkebun seorang diri.Manik Elleana menyapu sekeliling panti asuhan
"Minta es krim-nya dua ya!" Leo memesan dua buah es krim, rasa vanila untuknya dan satu lagi rasa cokelat kesukaan Elleana. Leo masih ingat sekali kalau Elleana penggemar nomor satu segala makanan dan minuman yang berbahan dasar cokelat. Entah sekarang Elleana masih menyukai cokelat atau tidak, tapi semoga saja kesukaan wanita itu belum berubah. "Ini dia, es krim cokelat kesukaanmu." Leo menyodorkan es krim cokelat itu pada Elleana. Elleana langsung mengambil es krim cokelat itu, tak lupa bergumam mengucapkan terima kasih. Senyum manis mengembang di wajah cantik Elleana. "Masih jadi cokelat lovers ternyata?" Elleana mengangguk semangat sambil asyik menjilat es krim cokelat miliknya seperti anak kecil. “Ternyata satu-satunya yang berubah hanya statusmu saja, ya.” Gumam Leo pelan, terdengar miris. Meskipun sangat pelan, tapi Elleana masih bisa mendengar gumaman itu samar-samar. Elleana pun mempercepat langkah kakinya, membuat Leo ikutan mengambil langkah lebar untuk menyamakan lang
Elleana meletakkan sepasang piyama berwarna biru gelap milik David di atas kasur. Elleana mendudukkan dirinya di atas ranjang menunggu David yang kini sedang mandi.Mereka berdua baru saja tiba di rumah, Elleana sudah mengganti pakaiannya yang basah kuyup dan kini giliran David.Kemudian David keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk yang melilit di pinggangnya dengan menampilkan bagian atas tubuhnya. Rambutnya yang basah membuat air menetes membasahi wajahnya. Sumpah demi apa pun, David terlihat sangat seksi.Elleana memejamkan mata, menggelengkan kepalanya. Elleana menepis pikiran kotornya itu.Elleana berdeham untuk mengusir kegugupannya. Ia melirik David takut-takut, rupanya pria itu tengah memperhatikannya intens. Berarti David memergoki Elleana yang memperhatikan tubuh atletisnya itu dong?!"A-aku sudah menyiapkan pakaian tidurmu. Kalau begitu aku pergi sekarang."Elleana beranjak dari duduknya di tepi tempat tidur lalu berjalan menuju pintu."Kau lupa?" Seru David menghenti
"Mom sudah nggak sabar lagi deh buat gendong cucu dari kalian." Seru Mom Samantha tiba-tiba, entah sejak kapan wanita setengah abad yang masih enerjik itu berdiri di samping Elleana.Elleana mengulum senyumnya, dia yakin pasti wajahnya memerah bak kepiting rebus karena perkataan Mom Samantha. Elleana memilih diam saja sambil fokus mengupas buah apel merah untuk cemilan ibu mertuanya itu."Kalian jangan jangan menunda punya momongan ya, Mom mau secepatnya." Seru Mom Samantha lagi dengan senyum lebar seraya mencubit pipi Elleana gemas seolah memang sengaja menggoda menantunya itu."Mom...," Rengek Elleana manja, tangannya menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga. Elleana semakin menundukkan kepalanya saking malu.Mom Samantha berlalu dari dapur dengan senyum lebar lantaran puas sudah menggoda menantunya.**"Kopi ini di antar ke meja nomor berapa?" Tanya Elleana sambil menata secangkir latte di atas nampan.Setelah selesai mengurus semua keperluan rumah dan mengatur makan siang ju