Home / Romansa / Istri Figuran Presdir Arogan / Bab 116 - Menyuapi dengan Bibir

Share

Bab 116 - Menyuapi dengan Bibir

Author: Ute Glider
last update Last Updated: 2025-04-20 23:59:40

Langkah kaki Luciano terhenti saat mendapati Hector sudah berdiri di ujung lorong, berjalan ringan bersama tongkat kebesarannya. Pria tua itu seperti biasa, mengenakan mantel panjang dan tatapan yang selalu mengundang curiga. Seolah kematian bisa muncul dari balik senyumnya yang sopan.

“Aku dengar, kamu sudah coba mengurus pemindahan nama,” ucap Hector saat mereka sama-sama berdiri berhadapan.

“Hm,” jawab Luciano singkat.

“Ya, seharusnya sejak dulu kamu memakai nama aslimu. Jadi tidak repot begini.”

Luciano menarik napas dalam-dalam, menahan emosi yang mulai menghangat. Dia ingat, dulu Hector adalah orang yang pertama kali memberi ide supaya dia memakai identitas Damian untuk balas dendam pada Karissa. Bisa-bisanya sekarang berkata begitu.

“Aku harus ke kantor. Jangan coba sentuh istriku. Atau opa benar-benar kehilangan bayi yang kau inginkan,” ucap Luciano dingin, menahan gejolak amarahnya.

Hector mengangguk ringan, tak terguncang sedikit pun. “Aku tahu caraku menempatkan diri, Lucia
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Netty Tya
YaeLaaaaah Luciano bikin para Pembaca yang Budiman ini Baper deeeeh Kwkwkwkwk
goodnovel comment avatar
Zafran Al Faqih
aku yang salting
goodnovel comment avatar
bi Rahma
opo ikiiiii..... Luciano.. pagi2 udah bikin panas dingin...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 138 - Bau Tubuh Karissa

    “A-Apa yang ingin Anda lihat, Nona?’ tanya Martha sedikit gugup tapi dia tutupi dengan senyuman kecil.“Aku hanya perlu memastikan sesuatu,” jawab Karissa masih penasaran. “Kecuali memang ada yang ingin Anda sembunyikan.”Nyonya Wendy atau lebih tepatnya, Martha. Dia terdiam beberapa detik. Dia menatap bimbang. Meski sudah berlapis make up luka bakar, tetap saja takut kalau Karissa bisa menebak wajahnya.“Maaf.” Karissa meminta ijin dan perlahan tangannya terulur untuk menarik ujung selendang. Namun, sebelum selendang itu sempat benar-benar terbuka dia tersentak oleh suara tangisan nyaring.Baby Allerick tiba-tiba menangis karena kehilangan puting susu yang seharusnya masih ada di dalam mulutnya.“Uuuusss ... sayang. Iya ini. Kamu masih lapar, hm?” Karissa buru-buru menyusui sambil mengelus punggung mungil itu dengan penuh kasih.Sedangkan Martha segera mundur setengah langkah. Selendang yang nyaris tergeser itu ia rapatkan kembali ke wajahnya.“Maaf, Nona,” ucap Martha, nadanya pelan

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 137 - Kecurigaan Karissa

    “Apa di wilayah ini, kalian yakin Luciano tidak akan menemukan kita?” tanya Karissa pada pengawal saat mereka baru saja keluar dari rumah sakit.“Kami sudah menyisir wilayah, tidak ada yang mencurigakan. Karena di sini jarang ada pendatang, jadi kami bisa memantau lebih mudah wajah orang-orang baru,” jawab pengawal yang duduk di depan.Karissa mengangguk lalu menatap ke jendela kaca. Tempat yang dia tinggali memang tidak terlalu ramai dan tenang.“Bawa aku ke rumah Nyonya Wendy,” titah Karissa.Dua pengawal itu tidak melarang. Sebab selama beberapa kali pertemuan tidak ada yang mencurigakan.Selama perjalanan, Karissa diam. Ada cahaya lain saat dia mengingat wajah Allerick, bayi asing yang dia beri ASI selama beberapa kali pertemuan. Dan dua hari ini tidak bertemu, rasa rindu di hati Karissa membuncah.“Kalian membawa stok ASI yang aku perintahkan?” Karissa baru ingat, selama dua hari tak sempat bertemu, ASI di rumah jadi utuh dan makin menumpuk.“Iya, ada di bagasi, Nyonya.”Jawaban

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 136 - Ingin Bertemu Ibu Susu

    “Air susu ibu?” Shiena mengerutkan keningnya sambil memperhatikan air berwarna putih kental di botol bayi.Martha terkesiap, dia lupa kalau Shiena belum tau apapun dan wanita itu adalah dokter. Jadi bisa langsung paham jenis susu apa yang ada di dalam botol.“Dia menyewa ibu susu?” tanya gadis itu lagi.Sedangkan di sana juga ada Luciano yang pagi itu sedang memastikan anaknya aman sebelum dirinya berangkat ke Inggris. Pria yang semula sedang membungkuk, memainkan tangan bayinya di dalam box bayi, dia langsung menoleh.“Martha?” Suara bariton yang memanggil wanita paruh baya itu membuat jantung Martha berdegup kencang.“Ampuun! Tuan!”Martha seketika berlutut, takut Luciano salah paham. Shiena langsung mundur dan terkejut. Dan Luciano menegakkan tubuhnya, memperhatikan pelayan yang paling dia percaya itu.“Maafkan saya yang begitu lancang mengambil keputusan sendiri, Tuan!”“Ada apa?”Martha mendongak, sementara tangannya meremas baju pelayan yang dia pakai. “Tuan muda mengalami Biliru

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 135 - Semakin Membuat Gila

    Seperti ada kilatan petir yang menyambar tepat di depan wajah Karissa, dia tercengang. Lalu tertawa hambar.“Daddy bercanda?”Dilihatnya lagi benda itu, Karissa masih terkekeh lalu berdiri menunjukkan benda di tangannya pada Vincent. “Cerita macam apa ini?”“Kecelakaan itu –“ Vincent kembali bicara.“Kecelakaan yang disengaja itu sebenarnya bukan hanya membunuh Eleanor Luther. Tapi juga membunuh Clayton, ayahmu. Sekaligus Tuan-ku.”Lencana di tangan Karissa pun seketika terjatuh, membentur keramik. Wajahnya mendadak pucat.“Daddy?” Dia nyaris tak bersuara saking terkejutnya.Vincent menggeleng. Dahinya berkerut, menahan rasa sakit di dada karena berkata jujur seperti ini sama saja melepas statusnya sebagai ayah Karissa.“Maaf, Sayang. Maaf aku terlalu lama menyembunyikannya,” jawab Vincent sedikit serak.Dia menarik napas dalam-dalam lalu menyentuh kedua lengan Karissa. Supaya anak itu tau, ada kesungguhan dari sorot matanya itu. “Karissa Asterin. Kamu adalah anak yang mereka titipkan

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 134 - Fakta Berat

    “Ada apa sebenarnya, Dad? Aku sudah lama diam dengan semua maksud daddy yang selalu menghindar dari Luciano dan keluarganya.”Suara keras Karissa membuat Vincent yang sedang memotong kentang di dapur pun menoleh.“Karissa? Kamu pulang?”Sayangnya peralihan topik yang selalu Vincent hadirkan setiap kali Karissa mempertanyakan tentang masalah itu, kali ini tidak akan mempengaruhi tekad Karissa untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.“Katakan, Dad.” Tangan Karissa sampai mengepal, wajahnya pun mengeras karena menahan rasa ingin tau yang tinggi. Sekaligus kekesalannya karena sikap Vincent yang menyembunyikan soal situasi genting putrinya.“Tidak seharusnya kita bicarakan itu di saat seperti ini, Karissa. Fokus saja pada –““Tapi masalah itu yang membuat Daddy mencegah bayiku untuk di rawat di rumah sakit tengah kota, kan?”Vincent menarik napas panjang. Lalu meletakkan pisau dan melepas kentang di tangannya.“Kau benar ingin tau sekarang?” tanyanya masih lembut.“Jika Daddy tetap di

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 133 - Masih Menangis

    “Kenapa mansion seluas ini aku belum menemukan foto Karissa? Apa Tuan L—“PRANG!Shiena membeku menutup mulut dengan kedua telapaknya dengan mata melebar. Dia sungguh tak sengaja menyenggol guci yang berada di atas meja.Jantungnya makin berdegup tak karuan ketika keributan itu diikuti dengan suara tangisan bayi di kamar yang pintunya tidak ditutup.“Shiena?” Martha menebak saat dia keluar.Belum sampai gadis itu merespon, kini Luciano yang keluar sambil menggendong bayinya. “Shiena, apa yang kamu lakukan!”“Kamu sudah membuat bayiku –“Tangisan pangeran kecil makin keras setelah mendengar bentakan ayahnya.“Sssshhh ....” Pria itu menoleh pada Martha. “Aku harus bagaimana?” terlihat datar, tapi ada gurat kepanikan sedikit di dahi Luciano.“Mari, Tuan. Biar saya gendong.” Martha mengambil alih bayinya dengan hati-hati. Lalu dia bawa masuk lagi ke kamar untuk diberi susu dalam botol.Sergio dari arah berbeda akhirnya muncul dengan napas terengah. “Ada apa ini?” tanyanya menatap Shiena y

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 132 - Pertama Kali ke Mansion

    Suara tangisan bayi yang menggema di lorong megah mansion milik Hector membuang Luciano mempercepat langkahnya.Dia memberikan jas kerja pada pelayan yang berdiri di depan pintu. Lalu memasuki kamar bayi yang ada di samping kamar utama.“Dia kenapa?” tanyanya melihat bayinya sedang di gendong oleh Martha.“Tidak tau, Tuan. Sepertinya masuk angin.” Martha sudah khawatir sejak tadi.Luciano mendekat, hendak menggendong. “Anda sudah cuci tangan, Tuan?”Ah, dia lupa. “Aku bahkan belum mengganti bajuku,” jawab Luciano yang selalu patuh dengan segala aturan orang lain jika itu berhubungan dengan putranya.“Hei, tunggu papa. Jangan habiskan dulu suaramu.” Setelah bicara dengan senyuman tipisnya, dia berbalik cepat menuju kamarnya.Martha menatap punggung Luciano dengan bangga. Pria yang dia layani sejak remaja itu, kini sudah menunjukkan perubahan yang sangat besar.Yaitu sang mafia yang terkenal kejam itu rupanya bisa menjadi ayah yang sempurna bagi si bayi.Sementara, di mobil yang baru sa

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 131 - Rencana Sergio

    Aura dominan selalu menguar di manapun Luciano berada. Pria itu kini ada di Inggris, tetap mengurus perusahaannya, W.B. Corporation yang berpusat di kota London.“Tuan, pesawat jet sudah siap,” lapor Sergio.“Hm,” jawab Luciano yang masih duduk di kursi kekuasaannya sembari membuka berkas terakhir di meja yang harus dia koreksi ulang sebelum ditandatangani.Sergio tak langsung pergi. Padahal seharusnya selesai memberi tugas dan laporan, dia bisa berbalik keluar ruangan.Keberadaan Sergio tentu membuat Luciano melirik tipis.“Kau lupa pintu keluar?” ucapnya kembali fokus pada lembaran kertas di atas meja.“Emh, Tuan. Saya ingin bicara sedikit mengenai mega proyek di Italia,” ucap Sergio hati-hati.Tak ada jawaban. Jadi sang asisten kembali bicara.“Begini, bukankah akan lebih baik jika Anda yang langsung meninjaunya?” tanyanya.“Pekerjaanku di sini lebih banyak,” jawab Luciano datar. Pandangannya bahkan tak beranjak dari dokumen-dokumen itu.Sergio menelan ludah. Ah, dia tau banyak seka

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 130 - Allerick dan Seraphine

    “Nyonya Wendy?” beo Karissa setelah wanita paruh baya itu memperkenalkan diri.Perempuan berbaju lusuh yang baru saja memutar kunci pintu pun menoleh sambil tersenyum.“Iya, Nona,” jawabnya bersamaan dengan bunyi pintu tua yang dibuka. “Silahkan. Maaf jika tempat tinggal ini kurang nyaman untuk Anda.”Rumahnya memang terlihat lama tidak terurus di bagian luar, tapi begitu masuk ruangannya bersih dan tertata. Bahkan box bayi di tengah ruangan terlihat terlalu mewah, cukup kontras dengan perabotan yang sebagian besar sudah reot.“Maaf, saya belum membeli banyak barang. Saya baru pindah ke sini beberapa hari lalu. Jadi masih seadanya.”Tadi saat Karissa menawarkan ASI untuk bayi, Nyonya Wendy begitu sumringah menerima. Karena itu, dia membawa tamu dadakannya ke rumah kontrakan di dekat pasar. Tak jauh dari lokasi pertemuan awal mereka.“Duduk di sini, Nona.” Nyonya Wendy memberi alas kain sutra di atas sofa tua.Dia juga begitu sigap menambahkan bantal untuk memudahkan Karissa saat member

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status