#Istri_Gaib
Bab 15 : Mendadak Ganjen
“Nindi, besok udah masuk kerja ‘kan kamu?”
“Iya, Ma.”
“Motormu gak diambil?”
“Nggak usah deh, Ma! Nanti Nindi pulang perginya minta jemput antar ama Bang Haikal aja.”
“Oh gitu. Ya udah, Mama cuma mau ingatin itu aja. Kamu baik-baik ya sama Haikal. Minggu depan ajak dia main-main ke sini, Mama kangen sama kamu.”
“Iya, Ma.”
Nindi mengakhiri percakapan telepon dengan mamanya. Ia memang sengaja tak mau mengambil motornya di tempat sang mama, sebab ia maunya diantar jemput aja ama suaminya biar cepat akrab dan bisa nemplok di belakangnya.
“Ya ampun, aku kok mendadak ganjen gini, ya?” Nindi tersenyum geli. “Ganjenin suami sendiri, sah-sah aja kali yah. Daripada ikutan jadi beruang kutub kayak dia,” sambungnya sambil meraih kembali sebuah novel yang berjudul ‘Diyya, Muridku’ kary
#Istri_GaibBab 16 : Menggoda Suami“Bang, apa masih sibuk?” teriak Nindi dari depan pintu kamar disertai ketukan beberapa kali.Haikal menghela napas panjang, kemudian melangkah menuju pintu. Ia tak mau terlihat sebagai suami yang aneh, walau kini hatinya sedang didera kebimbangan akan keadaan Maura, si istri kesayangan.“Ada apa, Nin?” tanya Haikal seraya keluar dari kamar.“Jangan tidur di ruang kerja lagi, tidurnya di kamar. Ayo!” Nindi langsung menggandeng lengan sang suami menuju kamar.Haikal menurut saja, ia juga yakin Maura takkan kembali malam ini. Ia hanya bisa berdoa agar istri pertamanya itu baik-baik saja. Ia tak kuasa menolak saat Nindi menggandeng tangannya ke kamar.“Bang, besok Nindi udah masuk kerja, nanti antarin ya! Besok kena dinas pagi,” ujar Nindi saat mereka sudah bersiap berbaring di atas tempat tidur.“Iya, pukul berapa?” tanya Haikal sambil
#Istri_GaibBab 17 : Istri Formalitas“Bang, bisa gak?” tanya Nindi sambil menoleh wajah suaminya yang terlihat merona.Haikal menarik napas grogi dan segera memalingkan wajah, ia sedikit bergeser ke samping sambil berusaha menahan diri agar tak terpesona akan kemolekan tubuh istri keduanya itu yang sungguh menggoda iman itu.“Bang, gimana?” tanya Nindi sambil memundurkan tubuh ke belakang hingga punggunganya menyentuh dada sang suami.“Ah, iya ... sini Abang coba lagi!” jawab Haikal dengan menghembuskan napas tak berdaya, ia hampir kehilangan akal.Dengan menahan napas, Haikal meraih kalung di leher Nindi dan mencoba mengaitkannya. Ia masih berusaha menguasai diri, walau wangi tubuh sang istri begitu menggoda indra penciumannya. Apalagi tubuh Nindi tak kalah idealnya dengan Maura, sama-sama putih mulus. Hanya warna rambut dan bola mata saja yang membedakan keduanya.“Udah, Nin,” j
#Istri_GaibBab 18 : BimbangNindi turun dari motor Haikal kemudian meraih tangan pria berseragam biru itu lalu salim kepadanya. Ia sedikit malu dengan kejadian tadi malam, tapi mau bagaimana lagi, ia juga kepepet melakukan itu.“Nin, Abang mau berangkat dulu.” Haikal mencoba menarik tangannya dari sang istri yang salim sambil melamun.“Eh, maaf, Bang.” Nindi tersenyum malu.“Abang berangkat, ya!” Haikal bersiap menstarter motornya.“Eh, Bang .... “ Nindi mendekat sambil celingukan ke kanan dan kiri.“Apaan, Nin?” Haikal juga ikut celingukan.‘Cup’ Nindi mendaratkan ciuman di pipi suaminya. Haikal tertegun dan wajahnya langsung memerah.“Hati-hati, Bang! Assalammualaikum.” Nindi mengulum senyum.Haikal tersenyum tipis lalu menjawab, “Waalaikumsalam.”Haikal berlalu dan keluar dari parkiran rumah sakit tempat Nind
#Istri_GaibBab 19 : Bersiang Pertama“Aku harus gimana ini? Aduh ... jadi bingung, masa iya mau nonton tutorial di youtube dulu.” Nindi menghembuskan napas bingung, tangannya jadi dingin.Dengan menghela napas berat, Nindi melangkah keluar dari kamar dan menuju dapur.Nindi membuka kulkas dan melihat stokan bahan makanan. Ia akan memasak sambil mencari ide untuk mendapatkan suaminya siang ini. Ia tersenyum simpul saat membayangkan malam kemarin, ia jadi tak sabar untuk mendapatkan hal lebih.“Ya ampun, aku kok jadi mesum gini sih pikirannya? Gak nyangka aja, Nindi yang dulunya terkenal cool, tapi kini malah menjadi seorang istri penggoda. Huuuhh ... gara-gara Babang Haikal, aku jagi gila gini.” Nindi membatin sambil menahan senyum, sedang tangannya sambil memotong sayuran.Nindi mengerutkan dahi, otaknya masih terus mencari ide. Hingga tak sadar, kalau semua sayuran sudah ia cincang menjadi serpihan paling kecil.
#Istri_GaibBab 20 : Haikal CemburuNindi keluar dari kamar, lalu melangkah menuju dapur dan melihat makanan di atas meja belum tersentuh sedikit pun, berarti suaminya belum ada makan. Ia melangkah menuju kamar Haikal lalu mengetuknya tiga kali.“Bang, makan yuk!” ujar Nindi.Tak ada jawaban dari dalam kamar, mungkinkah suaminya tertidur lagi? Nindi membantin.“Bang!” panggil Nindi sekali lagi.Haikal sengaja pura-pura tak mendengar, ia belum mau bertemu Nindi, pikirannya benar-benar sedang kacau. Rasa takut kehilangan Maura membuatnya tak tenang saat ini.Karena tak ada jawaban, Nindi melangkah menuju kamarnya lalu mengambil satu novel koleksiannya. Sambil menunggu sang suami keluar dari bertapanya, ia akan membaca novel karya penulis ‘Evhae Naffae’ yang kali ini berjudul “Istriku Tua.” Perasaannya jadi campur aduk membaca cerita itu, antara jengkel, kesal, lucu juga sedih, jadi satu. K
#Istri_GaibBab 21 : Flashback Awal Pertemuan“Abang, langsung berangkat kerja, Nin,” ujar Haikal ketika mereka telah tiba di depan rumah.“Hati-hati, Bang,” jawab Nindi sembari mengulurkan tangannya hendak salim kepada suaminya itu.Nindi mencium punggung tangan suaminya, dan kemudian melambaikan tangan serta tak lupa melempar senyum termanis yang membuat hati Haikal kembali bergetar.Haikal segera menguasai perasaannya, ia tak boleh terlalu larut dalam pesona istri keduanya itu. Ia segera melajukan motor menuju kantor damkar tempatnya bekerja.Belum sempat ia tiba di kantor, bayangan Maura langsung terlintas di benaknya. Haikal menghentikan motornya di pinggir jalan, hati jadi tak tenang jika teringat kesalahannya kepada istri pertama yang sudah begitu berjasa menyelamatkan nyawanya beberapa tahun silam.Haikal langsung membelokkan motornya menuju ke daerah tepi air, ia harus bisa menemukan Maura dan berharap
#Istri_GaibBab 22 : Asal-Usul Maura“Aku .... “ Maura terlihat ragu-ragu.“Apa? Katakan saja! Abang akan tetap memintamu jadi istri, apapun itu!” Haikal mengangkat wajah Maura yang tertunduk.“Bang ... jika kamu menikahiku, aku hanya akan muncul di malam hari saja sebab siang hari aku harus kembali ke sini, ke lautan.” Maura menatap Haikal, matanya memancarkan cahaya kemerahan.“Nggak apa, Maura.” Tatapan mata Haikal terlihat tertuju pada cahaya merah yang terpancar dari mata Maura.“Aku bukan manusia sepertimu, Bang.” Maura masih menatap pria di hadapannya.“Nggak apa, Maura, aku akan tetap memperistrimu,” jawab Haikal mantap, mata batinnya seakan tertutup, yang ada kini hanya rasa cinta yang seakan membara.“Aku Bengkek, Bang, siluman air penghuni sungai pawan.” Maura masih memancarkan cahaya merah lewat matanya.“Nggak apa
#Istri_GaibBab 23 : Ocehan TetanggaMenjelang subuh, barulah Haikal bisa memejamkan mata. Semuanya dibayar tunai sekarang, Maura tersenyum puas sembari membaringkan kepalanya di dada sang suami yang kini sudah tertidur tenaga terkuras habis.Mendengar suara adzan subuh, Maura langsung memakai pakaiannya dan bersiap untuk pulang. Dengan tersenyum, ia kembali mendekat ke arah Haikal dan mendaratkan kecupan singkat di bibir sang suami.******Dengan tampang kesal, Nindi naik ke taxi, sebab suaminya tak bisa dihubungi. Dari siang kemarin hingga pagi ini nomor ponsel Haikal tidak aktif. Ia sedikit khawatir dengan keadaan suaminya yang tanpa kabar itu.Nindi turun dari taxi dan langsung melangkah memasuki perkarangan rumahnya, lalu mengeluarkan kunci rumah dan memasukkannya ke knop pintu.Pintu terbuka, Nindi segera masuk dan langsung meninjau ke arah garasi untuk melihat motor suaminya dan ternyata motor ninja hitam itu sudah ada di sana. Ia