Home / Romansa / Istri Gelap Sang CEO Dingin / Satu Detak Untuk Pulang

Share

Satu Detak Untuk Pulang

Author: Reju
last update Last Updated: 2025-10-24 20:07:58

Langit Zurich kini berwarna biru muda.

Tidak lagi kelam, tidak lagi bergetar oleh sinyal yang tak terlihat. Dunia seakan bernapas lagi.

Sudah tiga bulan sejak insiden di Luzern, sejak Alaire menekan tombol yang memutus Echo Signal dan mengakhiri sisa-sisa Pulse V3. Dunia perlahan pulih, meski banyak yang masih kehilangan koneksi, data, bahkan sebagian kenangan digital yang pernah mereka miliki.

Namun bagi Alaire, kehilangan terbesar justru tak tercatat di mana pun.

Ia kehilangan Nayel sekali lagi.

Pagi itu, di pinggiran kota kecil di Swiss, Alaire berdiri di depan rumah kayu sederhana yang baru saja ia bangun bersama Vira. Atapnya masih baru, jendela kayunya terbuka menghadap ke hamparan ladang hijau. Tak ada layar, tak ada mesin, hanya kehidupan yang tenang dan nyata.

Ia menatap cangkir kopi di tangannya, uapnya menari pelan di udara dingin.

Vira keluar membawa sekotak surat dari kota. “Kiriman buatmu lagi,” katanya, meletakkannya di meja teras.

Alaire membuka satu demi satu amplop.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri Gelap Sang CEO Dingin   Bayangan Antara Kita

    Sudah dua minggu sejak alat komunikasi itu padam selamanya.Dan selama dua minggu pula, Alaire memperhatikan perubahan kecil pada Nayel bukan sesuatu yang besar, tapi cukup untuk membuat hatinya tak tenang.Perempuan itu mulai sering diam.Sering memandangi jendela lama-lama, atau menulis sesuatu di buku kulitnya hingga larut malam tanpa mau menunjukkan isinya.Pagi itu, matahari menembus kabut lembut, menyinari ruang tamu mereka yang sederhana.Alaire duduk di meja makan, membaca koran cetak satu dari sedikit media yang kini kembali hidup di dunia tanpa jaringan.“Lihat ini,” katanya pelan, menatap headline di halaman depan.“Pemerintah Eropa akan membangun ulang Pusat Data Global.”Ia menatap Nayel yang sedang menyiapkan teh. “Mereka benar-benar akan mulai lagi, Nayel. Dari nol.”Nayel menaruh cangkir perlahan, tanpa ekspresi. “Manusia tidak pernah benar-benar belajar dari kesalahan.”“Dan karena itu,” lanjut Alaire, “aku berpikir untuk bergabung di tim pengawasan mereka. Vira menga

  • Istri Gelap Sang CEO Dingin   Rumah Yang Sunyi, Hati Yang Bicara

    Sudah hampir setahun sejak dunia kembali “diam.”Tak ada lagi jaringan global, tak ada satelit aktif, tak ada pesan yang melintas di udara.Dan di tengah kesunyian dunia baru itu, Alaire dan Nayel membangun kehidupan mereka dari tanah yang benar-benar kosong.Rumah kecil mereka di pinggiran kota Luzern berdiri di tepi ladang bunga liar. Pagi-pagi, kabut turun perlahan di antara pepohonan, sementara aroma roti panggang dan kopi selalu jadi tanda hari baru dimulai.Nayel duduk di teras, menulis sesuatu di buku kulit cokelat yang kini menggantikan seluruh “notebook digital” masa lalunya.Tulisan tangannya indah, rapi, dan lembut.Di halaman pertama tertulis:“Hari ke-327 bersama Alaire. Dunia mungkin hening, tapi jantungku tidak pernah berhenti bicara.”Dari dapur, suara Alaire terdengar menggema pelan. “Kau mau teh atau kopi?”“Teh. Dan tolong jangan tambahkan gula, seperti biasa,” jawab Nayel tanpa menoleh.Alaire muncul dengan dua cangkir, mengenakan celemek lusuh. “Kau selalu tidak s

  • Istri Gelap Sang CEO Dingin   Satu Detak Untuk Pulang

    Langit Zurich kini berwarna biru muda.Tidak lagi kelam, tidak lagi bergetar oleh sinyal yang tak terlihat. Dunia seakan bernapas lagi.Sudah tiga bulan sejak insiden di Luzern, sejak Alaire menekan tombol yang memutus Echo Signal dan mengakhiri sisa-sisa Pulse V3. Dunia perlahan pulih, meski banyak yang masih kehilangan koneksi, data, bahkan sebagian kenangan digital yang pernah mereka miliki.Namun bagi Alaire, kehilangan terbesar justru tak tercatat di mana pun.Ia kehilangan Nayel sekali lagi.Pagi itu, di pinggiran kota kecil di Swiss, Alaire berdiri di depan rumah kayu sederhana yang baru saja ia bangun bersama Vira. Atapnya masih baru, jendela kayunya terbuka menghadap ke hamparan ladang hijau. Tak ada layar, tak ada mesin, hanya kehidupan yang tenang dan nyata.Ia menatap cangkir kopi di tangannya, uapnya menari pelan di udara dingin.Vira keluar membawa sekotak surat dari kota. “Kiriman buatmu lagi,” katanya, meletakkannya di meja teras.Alaire membuka satu demi satu amplop.

  • Istri Gelap Sang CEO Dingin   Node Terakhir

    Kabut pagi di pegunungan Luzern perlahan menipis.Sisa asap dari fasilitas yang hancur masih mengepul di udara, bercampur bau logam terbakar. Di tengah reruntuhan, hanya dua sosok yang masih berdiri: Alaire dan Vira.Alaire menggenggam erat perangkat kecil di tangannya. Layar mungil itu masih berkedip lemah —HELIX NODE REMAINING: 1LOCATION: UNKNOWN.Namun sesuatu di baris bawah berubah. Sekejap, muncul kilatan koordinat samar sebelum menghilang lagi.“Lihat ini,” bisik Alaire. “Sistemnya belum sepenuhnya mati. Node terakhir masih aktif.”Vira menatap layar itu dengan wajah letih. “Alaire, kau bahkan nyaris mati tadi malam. Kita tidak tahu di mana node itu. Bisa jadi jebakan.”“Kalau itu jebakan,” jawab Alaire pelan tapi tegas, “maka dia ada di sana.”Vira memejamkan mata, frustasi. “Kau masih yakin itu Nayel? Setelah semua yang terjadi?”Alaire tidak menjawab. Ia hanya menatap ke arah timur — arah matahari yang baru naik. Di balik cahaya hangat itu, ia seolah melihat sosok Nayel ber

  • Istri Gelap Sang CEO Dingin   The Echo Signal

    Langit di atas Zurich berwarna abu-abu kelam. Sebuah helikopter tanpa tanda terbang rendah di atas atap gedung tua yang ditinggalkan, hembusan anginnya memecah kabut pagi. Di dalam ruangan di bawahnya, Alaire duduk bersandar di tembok, napas berat, luka di bahu kirinya masih basah oleh darah. Hening. Hanya suara detak jam tua yang masih berjalan di pojok ruangan. Vira masuk membawa perban dan segelas air. Wajahnya letih, tapi matanya tetap tajam. “Kau seharusnya tidak bergerak dulu,” katanya pelan. Alaire menatap keluar jendela retak, ke arah menara komunikasi di kejauhan yang memancarkan cahaya aneh. “Dunia berubah, Vira. Aku bisa merasakannya.” Vira menatapnya ragu. “Kau bicara tentang sinyal itu lagi?” Alaire mengangguk pelan. “Semenjak Helix Dawn hancur, frekuensi aneh muncul di seluruh dunia. Tidak bisa dideteksi oleh radar biasa. Tapi aku tahu pola itu. Itu bukan sekadar noise.” Ia menatap layar kecil di depannya gelombang sinyal berirama, tapi membentuk pola detak jan

  • Istri Gelap Sang CEO Dingin   The Second Pulse

    Basel, Swiss. Udara dingin musim gugur menggigit kulit, menyelusup di sela mantel hitam yang membungkus tubuh Alaire. Kota tua itu tampak damai di permukaan — jalan-jalan berbatu, kafe dengan lampu kuning hangat, dan sungai Rhine yang memantulkan cahaya bintang tapi di bawah tanahnya, sesuatu yang jauh dari damai sedang berdenyut. “Aku masih tidak percaya kita ada di sini,” gumam Vira pelan sambil menatap layar tablet kecil di tangannya. “Koordinat dari file Nayel menunjuk ke area penelitian Elysion Biotech, tapi tidak ada catatan publik tentang fasilitas bawah tanah di sana.” Alaire menatap bangunan besar di ujung jalan: menara kaca dengan logo heliks perak di atasnya. “Karena itu bukan fasilitas publik,” jawabnya datar. “Itu laboratorium rahasia yang bahkan pemerintah tidak tahu.” Vira menelan ludah. “Jadi apa rencanamu?” Alaire menatap jam tangannya. “Kita masuk malam ini.” Pukul 01.13 dini hari. Langit Basel gelap total ketika dua bayangan bergerak cepat di antara lorong

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status