Hujan sore itu turun tanpa ampun, memukul kaca besar ruang marmer putih dengan ritme yang berat dan muram. Awan kelabu menggantung rendah, seolah menolak menjadi saksi dari pernikahan yang tidak seharusnya terjadi. Di tengah kesunyian yang dingin, suara pena menoreh di atas dokumen terdengar seperti cambuk kecil yang memecah udara. “Alaire Davina,” suara itu berat, dalam, tanpa getaran perasaan. “Tandatangani.” Alaire menatap pena di tangannya. Jemarinya gemetar, tapi bukan karena dingin. Pria di seberangnya — Nayel Arvanden — berdiri tegak, mengenakan jas hitam berpotongan tajam yang membuat bahunya tampak seperti dinding. CEO termuda Arvanden Corp, pewaris imperium bisnis yang ditakuti siapa pun yang mengenalnya. Dan sekarang, dia — orang perempuan biasa yang hanya ingin hidup tenang — akan menjadi istrinya. Bukan karena cinta, tapi karena sebuah perjanjian. “Ini bukan pernikahan,” gumam Alaire pelan, suaranya serak. “Ini hukuman.” Nayel menatapnya. Tatapannya abu-abu dingin,
Последнее обновление : 2025-10-14 Читайте больше