Bab 13. Luka Hati Aruna

Aruna duduk diam di belakang meja kerjanya. Jemarinya berhenti mengetuk-ngetuk pena, namun tatapannya tetap terpaku pada berkas kosong di depannya. Wajahnya datar—begitu datar hingga tak seorang pun di kantor ini akan mengira bahwa wanita itu sedang menahan luka yang bergemuruh di dadanya.

Jika bukan karena untuk memperjuangkan status Leonard, ia pun enggan menikah dengan lelaki itu, mesti sejujurnya. Aruna jatuh cinta pada sosok Alaric sejak pertemuan pertama mereka.

Ucapan Alaric tadi pagi, dan tindakannya yang kasar, menorehkan luka baru yang memaksa Aruna kembali pada ingatan dua puluh tahun silam.

Dua puluh tahun lalu, di kota Dans.

Bocah-bocah nakal itu mengeroyok Alaric kecil, dan Aruna—tanpa pikir panjang—menghajar mereka satu per satu.

"Terima kasih. Namaku Alaric… Alaric Deveraux Smitt," ucap bocah kecil berambut cokelat itu sambil menjabat tangan Aruna dengan senyum lebar.

Aruna kecil mendengus. "Tidak masalah. Tapi lain kali lawan mereka. Jangan hanya diam saja. Kau